- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menabung 20 Tahun, Tukang Parkir Ini Dirikan Sekolah


TS
beppe.adelmar
Menabung 20 Tahun, Tukang Parkir Ini Dirikan Sekolah
Quote:
REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -- Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain bukan hanya monopoli orang berada. Siapapun dapat berguna bagi orang lain selama memiliki niat yang kuat dan keyakinan diri. Itulah yang diyakini oleh Undang Suryaman (39 tahun), pemilik sekaligus pendiri Taman Kanan-kanak (TK) Ar Raudatul Jannah di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Pria yang akrab disapa Bang Jek, bukanlah orang berada maupun berlatar belakang akademik yang mengagumkan. Bang Jek merupakan tukang parkir di pelataran kampus Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad), Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Meski hanya berprofesi sebagai tukang parkir, Bang Jek memiliki TK bernama Ar Raudatul Jannah yang didirikannya di kampung Babakan Loa, Desa Rancaekek Kulon, Kecamatan Rancaekek. Selain TK, bang Jek juga mendirikan Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang terletak tidak jauh dari TK miliknya.
Sekolah tersebut didirikannya dengan dana hasil tabungannya selama 20 tahun menjadi tukang parkir. Bang Jek bekerja menjadi juru parkir di Fikom Unpad sejak 1992. “Sudah 20 tahun lebih di Himapa alias Himpunan Mahasiswa Parkir. Kalau sekolah mah kayaknya udah jadi profesor doktor,” ujar Bang Jek ketika ditemui di depan sekolah yang didirikannya, belum lama ini.
Bang Jek mengaku sempat beberapa kali beralih profesi untuk mencari peruntungan lain. Dirinya mengaku pernah menjadi penjual makanan, seperti cilok dan batagor. Namun karena merasa tidak betah, Bang Jek kembali ke pekerjaan lamanya sebagai juru parkir. Bang Jek mengaku mengumpulkan uang untuk membangun sekolah tersebut sedikit demi sedikit. Empat tahun lalu, cita-citanya mendirikan sekolah pun terwujud, tepatnya 5 April 2012.
Bang Jek mengaku, mendirikan sekolah merupakan cita-citanya dan istri, Yani Novita Sari (36), sejak lama. Keinginan mendirikan sekolah tidak lepas dari masa lalu Bang Jek yang cukup suram. Bang Jek kecil rupanya putus sekolah karena orang tuanya tak mampu membiayai sekolahnya. Padahal ketika itu, Bang Jek sangat bersemangat mendapat ilmu di sekolah.
Sekolah itu berdiri lantaran pengalaman Bang Jek di masa lalu. Bang Jek yang semangat bersekolah terpaksa tidak bisa bersekolah lantaran keterbatasa biaya. Dari situ, Bang Jek bertekad mendirikan sekolah agar anak-anak yang tidak mampu dapat tetap bersekolah meskipun tidak ada biaya. Ia tidak ingin ada generasi berikutnya yang putus sekolah seperti dirinya hanya karena tidak punya uang.
“Di kampung saya, banyak orang-orang tidak punya seperti saya,” ujar Bang Jek.
Tak ada dalam benak Bang Jek untuk mengambil mengambil keuntungan dari sekolah ini. Dirinya mengaku bahkan tidak segan untuk menggunakan uang dari sakunya sendiri untuk membiayai operasional sekolah. Manfaat yang terasa, menurutnya, bukan berupa materi, tetapi ketenangan jiwa dan keluarganya.
“Enggak ada (keuntungan) sama sekali. Kalaupun memang ada, itu hanya ketenangan jiwa saya dan keluarga. Di rumah pun kekurangan juga, cuma kalau berpikir ke sana terus, manfaatnya enggak ada,” ujar Bang Jek.
Perjuangan mendirikan sekolah bukan tanpa hambatan. Beberapa kali dirinya harus jatuh bangun dalam usahanya itu. Sebagian besar masalahnya adalah dana yang terbatas, karena pendanaan sekolah tersebut hanya dari kantongnya yang hanya seorang juru parkir. Selain itu, beban psikologi datang dari masyarakat sekitar. Banyak yang meremehkan niatnya mendirikan sekolah.
Ia tidak ambil pusing dengan omongan tetangga. Baginya, ejekan itu justru menjadi pelecut dan motivasi untuk mewujudkan cita-citanya. Saat ini, ada 130 siswa yang bersekolah di sekolah miliknya. Mereka terdiri dari 50 siswa TK dan 80 siswa TPA. Sang istri, Yani, menjadi salah satu pengajar di sekolah tersebut.
Sekolah yang didirikannya sengaja tidak mematok biaya untuk uang bangunan. Hal tersebut dikarenakan sekolah ini memang menargetkan anak-anak dari kalangan tidak mampu yang berada di sekitar tempat bang Jek tinggal. Kalaupun ada, ia hanya meminta Rp 50 ribu untuk buku dan iqra.
“Seragam tidak diharuskan, yang penting anaknya ada kemauan untuk sekolah,” ujarnya.
http://www.republika.co.id/berita/pe...-sekolah-part1
Pria yang akrab disapa Bang Jek, bukanlah orang berada maupun berlatar belakang akademik yang mengagumkan. Bang Jek merupakan tukang parkir di pelataran kampus Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad), Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Meski hanya berprofesi sebagai tukang parkir, Bang Jek memiliki TK bernama Ar Raudatul Jannah yang didirikannya di kampung Babakan Loa, Desa Rancaekek Kulon, Kecamatan Rancaekek. Selain TK, bang Jek juga mendirikan Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang terletak tidak jauh dari TK miliknya.
Sekolah tersebut didirikannya dengan dana hasil tabungannya selama 20 tahun menjadi tukang parkir. Bang Jek bekerja menjadi juru parkir di Fikom Unpad sejak 1992. “Sudah 20 tahun lebih di Himapa alias Himpunan Mahasiswa Parkir. Kalau sekolah mah kayaknya udah jadi profesor doktor,” ujar Bang Jek ketika ditemui di depan sekolah yang didirikannya, belum lama ini.
Bang Jek mengaku sempat beberapa kali beralih profesi untuk mencari peruntungan lain. Dirinya mengaku pernah menjadi penjual makanan, seperti cilok dan batagor. Namun karena merasa tidak betah, Bang Jek kembali ke pekerjaan lamanya sebagai juru parkir. Bang Jek mengaku mengumpulkan uang untuk membangun sekolah tersebut sedikit demi sedikit. Empat tahun lalu, cita-citanya mendirikan sekolah pun terwujud, tepatnya 5 April 2012.
Bang Jek mengaku, mendirikan sekolah merupakan cita-citanya dan istri, Yani Novita Sari (36), sejak lama. Keinginan mendirikan sekolah tidak lepas dari masa lalu Bang Jek yang cukup suram. Bang Jek kecil rupanya putus sekolah karena orang tuanya tak mampu membiayai sekolahnya. Padahal ketika itu, Bang Jek sangat bersemangat mendapat ilmu di sekolah.
Sekolah itu berdiri lantaran pengalaman Bang Jek di masa lalu. Bang Jek yang semangat bersekolah terpaksa tidak bisa bersekolah lantaran keterbatasa biaya. Dari situ, Bang Jek bertekad mendirikan sekolah agar anak-anak yang tidak mampu dapat tetap bersekolah meskipun tidak ada biaya. Ia tidak ingin ada generasi berikutnya yang putus sekolah seperti dirinya hanya karena tidak punya uang.
“Di kampung saya, banyak orang-orang tidak punya seperti saya,” ujar Bang Jek.
Tak ada dalam benak Bang Jek untuk mengambil mengambil keuntungan dari sekolah ini. Dirinya mengaku bahkan tidak segan untuk menggunakan uang dari sakunya sendiri untuk membiayai operasional sekolah. Manfaat yang terasa, menurutnya, bukan berupa materi, tetapi ketenangan jiwa dan keluarganya.
“Enggak ada (keuntungan) sama sekali. Kalaupun memang ada, itu hanya ketenangan jiwa saya dan keluarga. Di rumah pun kekurangan juga, cuma kalau berpikir ke sana terus, manfaatnya enggak ada,” ujar Bang Jek.
Perjuangan mendirikan sekolah bukan tanpa hambatan. Beberapa kali dirinya harus jatuh bangun dalam usahanya itu. Sebagian besar masalahnya adalah dana yang terbatas, karena pendanaan sekolah tersebut hanya dari kantongnya yang hanya seorang juru parkir. Selain itu, beban psikologi datang dari masyarakat sekitar. Banyak yang meremehkan niatnya mendirikan sekolah.
Ia tidak ambil pusing dengan omongan tetangga. Baginya, ejekan itu justru menjadi pelecut dan motivasi untuk mewujudkan cita-citanya. Saat ini, ada 130 siswa yang bersekolah di sekolah miliknya. Mereka terdiri dari 50 siswa TK dan 80 siswa TPA. Sang istri, Yani, menjadi salah satu pengajar di sekolah tersebut.
Sekolah yang didirikannya sengaja tidak mematok biaya untuk uang bangunan. Hal tersebut dikarenakan sekolah ini memang menargetkan anak-anak dari kalangan tidak mampu yang berada di sekitar tempat bang Jek tinggal. Kalaupun ada, ia hanya meminta Rp 50 ribu untuk buku dan iqra.
“Seragam tidak diharuskan, yang penting anaknya ada kemauan untuk sekolah,” ujarnya.
http://www.republika.co.id/berita/pe...-sekolah-part1
Gile nih orang...
Oknum yang korupsi dana pendidikan sampe bangunan sekolah ancur..
apa gak ngerasa kesindir ya..
ni orang cuma tukang parkir bisa bikin sekolah...
Salut...
0
2.3K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan