- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
"Quote Sederhana"


TS
alex49
"Quote Sederhana"
Seorang teman bertanya padaku begini "Siapa yang menjadi inspirasimu dalam hal menulis? baik itu Puisi, Cerpen maupun Novel" dan aku menjawab singkat "Ada tiga yang menjadi inspirasiku dalam hal menulis, pertama "Tuhanku", kedua "Keluargaku", dan yang ketiga "Kekasihku".
~Alek Wahyu~
Tidak semua penyair itu puitis, atau bisa dikatakan penyair itu tidaklah puitis, hanya saja mereka mampu menempatkan kata-katanya ditempat yang tepat.
~Alek Wahyu~
Membaca itu bukan "Hobi", tapi "Kebiasaan". Menulis itu bukan "Pekerjaan", tapi "Keterampilan".
~Alek Wahyu~
"Kekasih, Aku ingin menjadi waktu, dimana jarak tak lagi mampu memupuk rindu."
~Alek Wahyu~
Maka ingatlah selalu aku melalui tulisanku, karena hanya itu yang mampu kutinggalkan untukmu.
~Alek Wahyu~
Menatapmu selalu tanpa melewatkan semenit waktu yang tersisa, pada satu titik disaat senja, terpukau bersama keindahaannya dan aku jatuh cinta.
~Alek Wahyu~
Bukan bedak ataupun lipstik. Namun, senyumanlah make up yang sebenarnya dari seorang wanita.
~Alek Wahyu~
Kita sama-sama menjalani masa muda, bedanya, kau dengan caramu dan aku dengan caraku, namun, dengan cara itulah kita bertemu, membangun asa, menumbuhkan cinta.
~Alek Wahyu~
Barangkali menujumu adalah cara terbaik bagiku untuk melepas rindu.
~Alek Wahyu~
Kenapa aku mencintaimu? Karena menujumu adalah sebagian dari jalanku, kelak.
~Alek Wahyu~
"Penyair, jika mereka kehilangan salah satu inspirasinya, mereka bukanlah apa-apa"
~Alek Wahyu~
"Ia adalah kata-kata, cinta yang hidup dalam imajinasiku, memberiku rasa dalam kediaman sastra"
~Alek Wahyu~
"Langit sore ini begitu indah, berbeda dengan hari-hari sebelumnya dimana awan bergumpal, berkumpul pada satu titik yang sama, ah,, Kekasih andaikan kau bersamaku disini tentunya kau akan tersenyum, tersipu malu, lalu kuhadiahkan kau sebuah bentuk dari langit itu sendiri, sebuah nama yang kuukir sendiri, nama Kau dan Aku yang menjelma menjadi "KITA".
~Alek Wahyu~
"Ku namai ia Andromeda, Ku lukis wajahnya di tengah cakrawala,
Ku himpun dengan awan berwarna jingga, Ku peluk ia bersama dunia."
~Alek Wahyu~
"yang paling kurindukan adalah duduk bersamamu menikmati secangkir kopi susu, satu untukku dan satunya lagi untukmu AYAH"
~Alek Wahyu~
Aku bermimpi tentang keberadaan kita di balik patung sepasang kekasih yang tengah berciuman.
~Alek Wahyu~
Membaca itu layaknya Menonton Bioskop dimana kita menikmati setiap alur ceritanya dengan tambahan semangkok Pop Corn dan Segelas Kopi ataupun Jus.
~Alek Wahyu~
"Kekasih, selayaknya kita ini hanyalah manusia yang di pertemukan dalam satu lingkaran besar, mengikat cinta untuk membuat manusia"
~Alek Wahyu~
Aku bermain bersama anganku, durajutnya imajinasi nan meluas, di rengkuhnya samudra berkelas senja, siasatnya hingga nanti fajar merangkak keatas.
~Alek Wahyu~
Di satu tempat mereka melakukan perjanjian "jika nanti kita berkumpul akan ada hujan yang kita ciptakan.
~Alek Wahyu~
Sertakan aku dengan puisiku, dan biarkan ia menyentuhmu sejari demi sejari, sedalam kata pengikat rindu, seluas tinta penangkal pilu.
~Alek Wahyu~
Kekasih, dalam pelukanmu, tiada pilu yang mampu memenjarakanku, tiada letih yang mampu mencuramkanku, ketika matamu merengkuh ingatanku, disaat jemarimu bermain di pipiku, aku serasa tiada dalam gemulai rambutmu.
~Alek Wahyu~
Karena kau menyerupai gemintang yang menutupi langit malam
Cantik dan Mengagumkan hingga pelosok desa tak mampu melukis keindahanmu. Samudra, Benua, semua cakrawala berada di kaki yang sama. Gemilang rupamu, mengharuskan aku untuk memelukmu, Pengagum Ragamu.
~Alek Wahyu~
"Karna Aku Adalah Aku, Dengan Kamu Untukku, Dan Kamu Adalah Kamu, Dengan Aku Untukmu"
~Alek Wahyu~
"Didalam Kata ada Makna, Didalam Makna ada Cerita, Didalam Cerita ada Cinta, Didalam Cinta ada Kita"
~Alek Wahyu~
"Kau jernih bersahaja, hingga tak ada memahami, baik hujan maupun senja, di dalam lingkaran itu hanya aku, Kekasih"
~Alek Wahyu~
"Cinta dan senja, Begitu aku memanggilmu dalam lingkaran asmara"
~Alek Wahyu~
"Kita mencari Kita hingga Kita menyamai Kita, Kita menginginkan Kita hingga Kita membuat Kita"
~Alek Wahyu~
"Mungkin nantinya Kau dan Aku akan bersemayam pada Jasad yang Sama"
~Alek Wahyu~
"Keterikatanku hanya untuk "DIA" yang akan menjadi pendampingku kelak"
~Alek Wahyu~
"Jika "ITU" berarti "KAMU", maka "ITU" adalah "AKU", jika "ITU" berarti "MEREKA", maka "ITU" adalah "KITA".
~Alek Wahyu~
"Kata-kata adalah gambaran kedua dari tragedi manusia."
~Alek Wahyu~
"Dan salah satu hal yang paling bisa dilakukan oleh manusia hanyalah MENGKRITIK tanpa harus MEMAHAMI"
~Alek Wahyu~
"Mencoba untuk tidak mengeluh itu susah, nyatanya tanpa disadari KELUHAN itu akan terlontar dengan sendirinya, baik itu secara tersirat maupun tersurat, tanpa di struktur yang jelas atau tanpa direncanakan."
~Alek Wahyu~
"Orang baik itu selalu senang dan bersyukur walau dalam keadaan susah sekalipun"
~Alek Wahyu~
"Lebih baik tidak bisa mengkritik tapi lebih bisa memahami, dari pada bisa mengkritik tapi tidak bisa memahami"
~Alek Wahyu~
"Kadang meluangkan waktu 5 atau 10 menit dari kesibukan itu sangat menyenangkan, karena kau akan mendapatkan inspirasi baru dari apa yang kau kerjakan."
~Alek Wahyu~
"Sebelum menuju "kita" hargai dulu setiap proses dalam menuju "kita" hingga akhirnya kau tau apa itu arti dari "kita"
~Alek Wahyu~
"Untuk memberi nama pada langit tidaklah mudah, tapi dengan keinginan dari aku ke kamu tanpa disadari nama dari langit itu sendiri telah terbentuk"
~Alek Wahyu~
"Dan Aku ingin Semuanya sampai nanti "KITA" Lanjut Usia"
~Alek Wahyu~
"Serine Merah Akan Menjemputmu, Dalam Panggilan Terakhir, Ia akan Mengantarmu"
~Alek Wahyu~
"Kita memiliki perasaan masing-masing, dengan perasaan itulah kita bertemu, dengan perasaan itulah kita menyatu, dan dengan perasaan itulah kita saling terhubung, dengan perasaan itulah kita saling percaya, membentuk sebuah ikatan, dengan perasaan yang begitu mendalam, kepercayaan kau dan aku, kepercayaan kita untuk saling mencinta"
~Alek Wahyu~
"Mengikuti "intuisi" dari hasil "pemikiran" sendiri itu tidak terlalu buruk, tapi apakah pernah terfikirkan bahwa intuisi yang anda ikuti itu akan mencerminkan kepribadian dan mengungkapkan siapa anda sebenarnya?"
~Alek Wahyu~
Padamu, tawaku
Untukmu ,cintaku
Mata yang berkilau
Senyum yang memukau
Menghiburku, meyakinkanku dalam rupamu “Kekasih”
~Alek Wahyu~
"Kehidupan bukanlah sebuah tanya yang harus di jawab, tentang apa, bagaimana dan kenapa. semua memiliki jalan dan hakikatnya masing-masing, dengan beberapa sikap hingga pemikiran yang akan menuntun setiap Doa kita guna mengungkap misteri, misteri kehidupan, hingga nanti saat kembali kepaNYA."
~Alek Wahyu~
"Lebih baik tidak bisa mengkritik tapi lebih bisa memahami, dari pada bisa mengkritik tapi tidak bisa memahami"
~Alek Wahyu~
"yang ada semuanya milik Tuhanku, termasuk kau yang diciptakanNYA untukku."
~Alek Wahyu~
"Tidak baik memaksakan diri dalam berbicara, apa lagi sampai memikirkan kata-kata rumit yang kau sendiri tak mengerti maknanya."
~Alek Wahyu~
"Setidaknya aku pernah merasa ketakutan ketika hendak naik ke atas ranjang, memanjatkan Do'a guna beristirahat sejenak pada malam yang tak terlalu gelap."
~Alek Wahyu~
"Kekasih, kita bersepeda setiap hari pada jam empat sore, menikmati setiap fenomena menarik yang disajikan tepat sesaat senja berganti malam, Kota kecil di ujung barat, tempat persinggahan kita di tengah hiruk pikuk dunia, tak ada pergeseran seperti berita-berita di pertelevisian, kedudukan, harta, mobil, sepeda motor, perluasan wilayah, rumah mewah bergarasi luas, kolam renang di atap rumah.
Sayang aku hanya mampu memberi ini, gubuk kecil di tengah sawah, berkebun bunga yang di hinggapi sepasang merpati untuk bercinta, dan juga puluhan ayam berkokok pagi dan malam.
Kursi goyang, sebuah lipan, bangku tamu yang terbuat dari bambu, sedikit hiasan kolam ikan di depan rumah. Istana sederhana di dalam kekayaan dunia.
Lalu, maukah kau hidup bersamaku, manusia sederhana, yang hanya mampu memberi segalanya dengan keringat, Rumah kecil di ujung barat, Hadiah untukmu dari aku yang mencintaimu."
~Alek Wahyu~
"Lampu dikamarku tidak terlalu terang, tempat tidur yang tidak terlalu besar, ada juga lemari baju yang jaraknya tidak terlalu jauh, speker untuk mendengarkan musik ketika aku merasa jenuh, juga cara yang ampuh mendapatkan inspirasi, di dinding terdapat satu kaca saja berukuran kecil, diatas nya terselip sisir yang sebenarnya jarang saya pakai, ada juga saluang salah satu alat tiup tradisional dari padang. lanjut, ada peci untuk beribadah, tikar dan sajadah terbentang rapi di lantai, satu kursi dan meja kecil juga aku sediakan untuk menulis sajak atau puisi, semua tersusun rapi pada kamar yang berukuran kecil ini."
~Alek Wahyu~
~Alek Wahyu~
Tidak semua penyair itu puitis, atau bisa dikatakan penyair itu tidaklah puitis, hanya saja mereka mampu menempatkan kata-katanya ditempat yang tepat.
~Alek Wahyu~
Membaca itu bukan "Hobi", tapi "Kebiasaan". Menulis itu bukan "Pekerjaan", tapi "Keterampilan".
~Alek Wahyu~
"Kekasih, Aku ingin menjadi waktu, dimana jarak tak lagi mampu memupuk rindu."
~Alek Wahyu~
Maka ingatlah selalu aku melalui tulisanku, karena hanya itu yang mampu kutinggalkan untukmu.
~Alek Wahyu~
Menatapmu selalu tanpa melewatkan semenit waktu yang tersisa, pada satu titik disaat senja, terpukau bersama keindahaannya dan aku jatuh cinta.
~Alek Wahyu~
Bukan bedak ataupun lipstik. Namun, senyumanlah make up yang sebenarnya dari seorang wanita.
~Alek Wahyu~
Kita sama-sama menjalani masa muda, bedanya, kau dengan caramu dan aku dengan caraku, namun, dengan cara itulah kita bertemu, membangun asa, menumbuhkan cinta.
~Alek Wahyu~
Barangkali menujumu adalah cara terbaik bagiku untuk melepas rindu.
~Alek Wahyu~
Kenapa aku mencintaimu? Karena menujumu adalah sebagian dari jalanku, kelak.
~Alek Wahyu~
"Penyair, jika mereka kehilangan salah satu inspirasinya, mereka bukanlah apa-apa"
~Alek Wahyu~
"Ia adalah kata-kata, cinta yang hidup dalam imajinasiku, memberiku rasa dalam kediaman sastra"
~Alek Wahyu~
"Langit sore ini begitu indah, berbeda dengan hari-hari sebelumnya dimana awan bergumpal, berkumpul pada satu titik yang sama, ah,, Kekasih andaikan kau bersamaku disini tentunya kau akan tersenyum, tersipu malu, lalu kuhadiahkan kau sebuah bentuk dari langit itu sendiri, sebuah nama yang kuukir sendiri, nama Kau dan Aku yang menjelma menjadi "KITA".
~Alek Wahyu~
"Ku namai ia Andromeda, Ku lukis wajahnya di tengah cakrawala,
Ku himpun dengan awan berwarna jingga, Ku peluk ia bersama dunia."
~Alek Wahyu~
"yang paling kurindukan adalah duduk bersamamu menikmati secangkir kopi susu, satu untukku dan satunya lagi untukmu AYAH"
~Alek Wahyu~
Aku bermimpi tentang keberadaan kita di balik patung sepasang kekasih yang tengah berciuman.
~Alek Wahyu~
Membaca itu layaknya Menonton Bioskop dimana kita menikmati setiap alur ceritanya dengan tambahan semangkok Pop Corn dan Segelas Kopi ataupun Jus.
~Alek Wahyu~
"Kekasih, selayaknya kita ini hanyalah manusia yang di pertemukan dalam satu lingkaran besar, mengikat cinta untuk membuat manusia"
~Alek Wahyu~
Aku bermain bersama anganku, durajutnya imajinasi nan meluas, di rengkuhnya samudra berkelas senja, siasatnya hingga nanti fajar merangkak keatas.
~Alek Wahyu~
Di satu tempat mereka melakukan perjanjian "jika nanti kita berkumpul akan ada hujan yang kita ciptakan.
~Alek Wahyu~
Sertakan aku dengan puisiku, dan biarkan ia menyentuhmu sejari demi sejari, sedalam kata pengikat rindu, seluas tinta penangkal pilu.
~Alek Wahyu~
Kekasih, dalam pelukanmu, tiada pilu yang mampu memenjarakanku, tiada letih yang mampu mencuramkanku, ketika matamu merengkuh ingatanku, disaat jemarimu bermain di pipiku, aku serasa tiada dalam gemulai rambutmu.
~Alek Wahyu~
Karena kau menyerupai gemintang yang menutupi langit malam
Cantik dan Mengagumkan hingga pelosok desa tak mampu melukis keindahanmu. Samudra, Benua, semua cakrawala berada di kaki yang sama. Gemilang rupamu, mengharuskan aku untuk memelukmu, Pengagum Ragamu.
~Alek Wahyu~
"Karna Aku Adalah Aku, Dengan Kamu Untukku, Dan Kamu Adalah Kamu, Dengan Aku Untukmu"
~Alek Wahyu~
"Didalam Kata ada Makna, Didalam Makna ada Cerita, Didalam Cerita ada Cinta, Didalam Cinta ada Kita"
~Alek Wahyu~
"Kau jernih bersahaja, hingga tak ada memahami, baik hujan maupun senja, di dalam lingkaran itu hanya aku, Kekasih"
~Alek Wahyu~
"Cinta dan senja, Begitu aku memanggilmu dalam lingkaran asmara"
~Alek Wahyu~
"Kita mencari Kita hingga Kita menyamai Kita, Kita menginginkan Kita hingga Kita membuat Kita"
~Alek Wahyu~
"Mungkin nantinya Kau dan Aku akan bersemayam pada Jasad yang Sama"
~Alek Wahyu~
"Keterikatanku hanya untuk "DIA" yang akan menjadi pendampingku kelak"
~Alek Wahyu~
"Jika "ITU" berarti "KAMU", maka "ITU" adalah "AKU", jika "ITU" berarti "MEREKA", maka "ITU" adalah "KITA".
~Alek Wahyu~
"Kata-kata adalah gambaran kedua dari tragedi manusia."
~Alek Wahyu~
"Dan salah satu hal yang paling bisa dilakukan oleh manusia hanyalah MENGKRITIK tanpa harus MEMAHAMI"
~Alek Wahyu~
"Mencoba untuk tidak mengeluh itu susah, nyatanya tanpa disadari KELUHAN itu akan terlontar dengan sendirinya, baik itu secara tersirat maupun tersurat, tanpa di struktur yang jelas atau tanpa direncanakan."
~Alek Wahyu~
"Orang baik itu selalu senang dan bersyukur walau dalam keadaan susah sekalipun"
~Alek Wahyu~
"Lebih baik tidak bisa mengkritik tapi lebih bisa memahami, dari pada bisa mengkritik tapi tidak bisa memahami"
~Alek Wahyu~
"Kadang meluangkan waktu 5 atau 10 menit dari kesibukan itu sangat menyenangkan, karena kau akan mendapatkan inspirasi baru dari apa yang kau kerjakan."
~Alek Wahyu~
"Sebelum menuju "kita" hargai dulu setiap proses dalam menuju "kita" hingga akhirnya kau tau apa itu arti dari "kita"
~Alek Wahyu~
"Untuk memberi nama pada langit tidaklah mudah, tapi dengan keinginan dari aku ke kamu tanpa disadari nama dari langit itu sendiri telah terbentuk"
~Alek Wahyu~
"Dan Aku ingin Semuanya sampai nanti "KITA" Lanjut Usia"
~Alek Wahyu~
"Serine Merah Akan Menjemputmu, Dalam Panggilan Terakhir, Ia akan Mengantarmu"
~Alek Wahyu~
"Kita memiliki perasaan masing-masing, dengan perasaan itulah kita bertemu, dengan perasaan itulah kita menyatu, dan dengan perasaan itulah kita saling terhubung, dengan perasaan itulah kita saling percaya, membentuk sebuah ikatan, dengan perasaan yang begitu mendalam, kepercayaan kau dan aku, kepercayaan kita untuk saling mencinta"
~Alek Wahyu~
"Mengikuti "intuisi" dari hasil "pemikiran" sendiri itu tidak terlalu buruk, tapi apakah pernah terfikirkan bahwa intuisi yang anda ikuti itu akan mencerminkan kepribadian dan mengungkapkan siapa anda sebenarnya?"
~Alek Wahyu~
Padamu, tawaku
Untukmu ,cintaku
Mata yang berkilau
Senyum yang memukau
Menghiburku, meyakinkanku dalam rupamu “Kekasih”
~Alek Wahyu~
"Kehidupan bukanlah sebuah tanya yang harus di jawab, tentang apa, bagaimana dan kenapa. semua memiliki jalan dan hakikatnya masing-masing, dengan beberapa sikap hingga pemikiran yang akan menuntun setiap Doa kita guna mengungkap misteri, misteri kehidupan, hingga nanti saat kembali kepaNYA."
~Alek Wahyu~
"Lebih baik tidak bisa mengkritik tapi lebih bisa memahami, dari pada bisa mengkritik tapi tidak bisa memahami"
~Alek Wahyu~
"yang ada semuanya milik Tuhanku, termasuk kau yang diciptakanNYA untukku."
~Alek Wahyu~
"Tidak baik memaksakan diri dalam berbicara, apa lagi sampai memikirkan kata-kata rumit yang kau sendiri tak mengerti maknanya."
~Alek Wahyu~
"Setidaknya aku pernah merasa ketakutan ketika hendak naik ke atas ranjang, memanjatkan Do'a guna beristirahat sejenak pada malam yang tak terlalu gelap."
~Alek Wahyu~
"Kekasih, kita bersepeda setiap hari pada jam empat sore, menikmati setiap fenomena menarik yang disajikan tepat sesaat senja berganti malam, Kota kecil di ujung barat, tempat persinggahan kita di tengah hiruk pikuk dunia, tak ada pergeseran seperti berita-berita di pertelevisian, kedudukan, harta, mobil, sepeda motor, perluasan wilayah, rumah mewah bergarasi luas, kolam renang di atap rumah.
Sayang aku hanya mampu memberi ini, gubuk kecil di tengah sawah, berkebun bunga yang di hinggapi sepasang merpati untuk bercinta, dan juga puluhan ayam berkokok pagi dan malam.
Kursi goyang, sebuah lipan, bangku tamu yang terbuat dari bambu, sedikit hiasan kolam ikan di depan rumah. Istana sederhana di dalam kekayaan dunia.
Lalu, maukah kau hidup bersamaku, manusia sederhana, yang hanya mampu memberi segalanya dengan keringat, Rumah kecil di ujung barat, Hadiah untukmu dari aku yang mencintaimu."
~Alek Wahyu~
"Lampu dikamarku tidak terlalu terang, tempat tidur yang tidak terlalu besar, ada juga lemari baju yang jaraknya tidak terlalu jauh, speker untuk mendengarkan musik ketika aku merasa jenuh, juga cara yang ampuh mendapatkan inspirasi, di dinding terdapat satu kaca saja berukuran kecil, diatas nya terselip sisir yang sebenarnya jarang saya pakai, ada juga saluang salah satu alat tiup tradisional dari padang. lanjut, ada peci untuk beribadah, tikar dan sajadah terbentang rapi di lantai, satu kursi dan meja kecil juga aku sediakan untuk menulis sajak atau puisi, semua tersusun rapi pada kamar yang berukuran kecil ini."
~Alek Wahyu~
0
3.5K
41


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan