Tak ada kebijakan Pemerintah DKI Jakarta yang tidak menuai controversial, dan bernuansa alergi dengan Islam semenjak di bawah gubernurnya Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.”

TENGOK saja kebijakannya yang melarang berjualan hewan kurban (kambing) di pinggir jalan jelang Idul Adha, dan melarang penyembelihannya di halaman sekolah-sekolah atau kantor. Melarang tablirg Akbar di taman Monas dsb. yang selama ini tidak ada masalah. Bahkan belum lama ini membandingkan jilbab anak sekolah dengan serbet dapur rumahnya lebih bagus.

Kini dengan memakai tangan Wakil Gubernur DKI Jakarta – Djarot Saiful Hidayat, Pemerintah DKI Jakarta melarang keras Syiar Takbir Keliling menjelang Idul Fitri. “Beda dengan dukungan total terhadap perayaan Tahun Baru Masehi,” ungkap Islammedia.

Larangan Syiar Takbir Keliling tersebut, seperti dilansir Islamedia, Jumat (1 Juli 2016), disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat memimpin rapat forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (29 Juli 2016).

Djarot bahkan mengancam akan menangkap Umat Islam yang memaksakan diri menggelar takbir keliling. Djarot berdalih bahwa takbir keliling berpotensi menimbulkan tawuran dan kerusuhan.

“Akan ditertibkan. Kalau perlu penumpangnya (bila pakai truk) diturunkan secara baik, karena itu tidak boleh. Janganlah. Ini malam takbiran digunakan untuk takbiran keliling nanti malah celaka, malah tawuran,” tegas Djarot berdalih.

Untuk mengawasi Umat Islam, Pemrov DKI Jakarta sudah bekerja sama dengan Personel kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Prasa (Satpol PP), akan menangkap umat Islam yang melakukan Syiar Takbir Keliling.

Larangan Syiar Islam berupa takbiran keliling yang sudah berlangsung ratusan tahun seumur DKI Jakarta itu, apa tidak terbalik, justeru dapat menimbulkan kerusuhan.

Sumber Berita

Hati2lah dalam memilih pemimpin