- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
"Puisi dan Rindu"


TS
alex49
"Puisi dan Rindu"
"Puisi dan Rindu"
Kekasih, dalam pelukanmu, tiada pilu yang mampu memenjarakanku, tiada letih yang mampu mencuramkanku, ketika matamu merengkuh ingatanku,
disaat jemarimu bermain di pipiku,
aku serasa tiada dalam gemulai rambutmu.
Kekasih, kau menyerupai gemintang yang menutupi langit malam.
Cantik dan Mengagumkan hingga pelosok desa tak mampu melukis keindahanmu.
Samudra, Benua, semua cakrawala berada di kaki yang sama.
Gemilang rupamu, mengharuskan aku untuk memelukmu, Pengagum Ragamu.
Kekasih, sertakan aku dengan puisiku, dan biarkan ia menyentuhmu sejari demi sejari, sedalam kata penumpuk rindu, seluas tinta penangkal pilu.
Kekasih, segala vokal dan konsonan sajakku kian terhubung.
Di saat penyebranganku hadir di hadapanku, disaat seok langkah menghampiri taubatku, Ruang, Waktu, dan Dimensi bersimpati menyanjungku, menanggalkan jubah dan melepaskan topeng lamaku, selarik tantangan, beraksara diam, menggelitikku dalam dunia fana.
Kekasih, getaran-gataran pada daun telingaku di ambang gendang.
Serpihan harta di malam nan basah naas tersenyum menyapa, dalam kotak tak bersuluh, menggelepar di sudut rumah, seluruh tubuhku kini di gerogoti detak seorang pujangga.
Pakaian kusam dan sebatang sikat gigi, tiada puas lalu membisu di terpa banyu.
Kekasih, tetaplah sediakan aku semangkuk ubi bakar dan segelas kopi, karena senja ini akan terasa syahdu, merona jingga di dinding mega, untukmu kusulam hatiku, terkerenda rindu, melumat arung jiwamu, bertirani sunyi merajut sepi, lekatkan hatimu kekasih, ukir namaku meski nyata bergelayut manja.
Kekasih, ketika rinai tak lagi membiaskan pelangi, ketika jagad terpanggang matahari, simpanlah aku di bilik hatimu, karena aku akan menjadi angin yang bergerak memainkan hatimu, berdesir, membelai semak-semak perdu, bakul-bakul musim, dan ladang-ladang asing, dari kutub kekutub, detik berlalu tanpa degup, berlayar bersama sunyi disaat kau dan aku menyapu debu.
~Alek Wahyu~
-02 Juli 2016-
Kekasih, dalam pelukanmu, tiada pilu yang mampu memenjarakanku, tiada letih yang mampu mencuramkanku, ketika matamu merengkuh ingatanku,
disaat jemarimu bermain di pipiku,
aku serasa tiada dalam gemulai rambutmu.
Kekasih, kau menyerupai gemintang yang menutupi langit malam.
Cantik dan Mengagumkan hingga pelosok desa tak mampu melukis keindahanmu.
Samudra, Benua, semua cakrawala berada di kaki yang sama.
Gemilang rupamu, mengharuskan aku untuk memelukmu, Pengagum Ragamu.
Kekasih, sertakan aku dengan puisiku, dan biarkan ia menyentuhmu sejari demi sejari, sedalam kata penumpuk rindu, seluas tinta penangkal pilu.
Kekasih, segala vokal dan konsonan sajakku kian terhubung.
Di saat penyebranganku hadir di hadapanku, disaat seok langkah menghampiri taubatku, Ruang, Waktu, dan Dimensi bersimpati menyanjungku, menanggalkan jubah dan melepaskan topeng lamaku, selarik tantangan, beraksara diam, menggelitikku dalam dunia fana.
Kekasih, getaran-gataran pada daun telingaku di ambang gendang.
Serpihan harta di malam nan basah naas tersenyum menyapa, dalam kotak tak bersuluh, menggelepar di sudut rumah, seluruh tubuhku kini di gerogoti detak seorang pujangga.
Pakaian kusam dan sebatang sikat gigi, tiada puas lalu membisu di terpa banyu.
Kekasih, tetaplah sediakan aku semangkuk ubi bakar dan segelas kopi, karena senja ini akan terasa syahdu, merona jingga di dinding mega, untukmu kusulam hatiku, terkerenda rindu, melumat arung jiwamu, bertirani sunyi merajut sepi, lekatkan hatimu kekasih, ukir namaku meski nyata bergelayut manja.
Kekasih, ketika rinai tak lagi membiaskan pelangi, ketika jagad terpanggang matahari, simpanlah aku di bilik hatimu, karena aku akan menjadi angin yang bergerak memainkan hatimu, berdesir, membelai semak-semak perdu, bakul-bakul musim, dan ladang-ladang asing, dari kutub kekutub, detik berlalu tanpa degup, berlayar bersama sunyi disaat kau dan aku menyapu debu.
~Alek Wahyu~
-02 Juli 2016-
0
1.6K
30


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan