- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Catatan Seorang Psikopat (Update)
TS
rejalmaghrum
Catatan Seorang Psikopat (Update)
(sumber gambar : google)
Rabu, 29 Juni 2016
22:23
Hari ini, aku menyadari kewajibanku sepenuhnya sebagai seorang psikopat, sebuah sebutan yang akhirnya secara besar hati aku terima meskipun sebenarnya ia diberikan dengan konotasi negatif yang disematkan oleh para psikolog untuk menjelaskan ketidakpahaman mereka dengan pemikiran dan penafsiranku terhadap alam semesta dan bagaimana segala sesuatu seharusnya bekerja, dan aku akan lebih baik lagi dalam memenuhi bakat pemberian Tuhan kepadaku ini.
Aku bisa memahami ketidakpahaman mereka, aku bisa menerima kebodohan yang bahkan tidak mereka sadari.
Anggap saja psikopatmu kali ini adalah sebuah bentuk jasa pelayananku terhadap umat manusia untuk membantu mereka membersihkan serangga serangga yang terperangkap dalam tubuh manusia.
Sudah lama aku tahu diriku berbeda dari orang lain, lebih cerdas, lebih cekatan, lebih bisa memahami segala sesuatu daripada orang lain, seakan akan Tuhan menciptakanku untuk menjadi seorang yang berbeda, seseorang yang memahami manusia, bagaimana mereka berpikir, bagaimana mereka mengambil keputusan dari pola pola yang bisa kupelajari sebelumnya sehingga lebih memudahkan aku untuk mengontrol mereka dalam rangka membereskan mereka dari kebodohan mereka sendiri.
Dari semua itu, aku lebih tertarik dan penasaran tentang bagaimana manusia merespon rasa takut, merespon rasa sakit.
Aku merasa saat manusia merasa takut, mereka terlihat lebih hidup dan menenangkan.
Respon rasa sakit yang dirasakan, dimana biasanya adalah sebuah "sinyal" bahwa ada bahaya dan harus segera melakukan sesuatu untuk tidak terus merasakan rasa sakit, justru membuat senyumku tersungging rapi diantara gigi gigi renggangku, karena menurutku ia adalah sebuah tanda kehidupan yang indah.
Ketakutan itu berbeda tingkatan pada setiap orang, tapi rasa sakit itu realita, fakta tak terbantahkan bagi setiap manusia normal.
Bisa saja seseorang merasa takut akan kegelapan, tapi ada juga yang merasa nyaman dalam kegelapan. Berbeda dengan rasa sakit, meskipun tingkat rasa sakitnya berbeda, tapi saat seseorang dicubit tangannya saja, semua akan sepakat bahwa hal itu menyakitkan. Aku tau karena aku pernah mencubit 23 orang orang disekitarku yang mengenalku dan menanyakan apakah yang kulakukan itu menyakitkan.
Saat ini, aku tau diriku bukan lagi sekedar manusia biasa, pemahamanku yang luarbiasa akan manusia menjadikan diriku diatas manusia pada umumnya, aku adalah alpha human, sebuah sebutan dari diriku untuk diriku yang menurutku telah mencapai tingkatan evolusi diatas manusia biasa dengan otak yang berkembang melampaui semua manusia.
Sesaat aku melihat manusia dihadapanku, selajur mengisi catatan harianku, Fera Gurita nama yang dia sematkan di halaman media sosial miliknya, sesekali dia bersuara tapi tidak berkata kata, pukulanku ditenggorokan merusak laringnya, membuatnya tidak mampu berkata kata lagi.
Sebentar lagi aku akan meletakkan ibu jariku dikedua matanya, aku penasaran bagaimana rasanya dan bagaimana responnya saat kedua ibu jariku melesak masuk dikedua rongga matanya yang saat ini sedang banyak mengeluarkan air mata seakan memberi tahu diriku bahwa dirinya sedang ketakutan, kesakitan.
Entahlah, aku merasa dia perlu untuk belajar hal penting disini, dia membagi kepada kawan kawannya di halaman media sosialnya sebagai seorang psikopat, hasil dari tes online yang diikutinya, bersamaan dengan tulisan tulisan tertawa bahwa dirinya adalah seorang yang tertarik dengan hal hal ini.
Bagaimana mungkin seseorang mengaku sebagai psikopat ?
Lebih lucu lagi, bagaimana mungkin seorang psikopat mengikuti tes apakah dirinya psikopat ?
Apakah menurut dia, psikopat adalah sebuah "penemuan jati diri" yang ditentukan oleh tes ? Lebih lebih tes online gratisan dari media sosial.
Manusia manusia semacam ini perlu diberi pendidikan lebih baik karena mereka tidak hanya merugikan diri mereka sendiri, akan tetapi akan merugikan orang lain dengan menjadikan orang lain lebih tolol dari sebelumnya.
22:29
Dia meronta dan terus menerus berusaha menendang dan memukulku, aku tidak suka mengikat seseorang, aku lebih suka mereka pasrah pada keadaan dan mengikuti keinginanku, hanya saja hal itu hampir tidak pernah terjadi, sehingga aku harus selalu menghancurkan tulang kering mereka dengan palu dan mematahkan bahu mereka dua kali putaran.
Perlahan lahan kuletakkan tanganku disisi kepala berambut pendek sebahunya yang terus menerus menggeleng menolak sehingga aku perlu benar benar menahan kepalanya dengan kedua tanganku.
Setelah cengkeraman tanganku bisa menahan gelengan kepalanya yang sepertinya lebih cerewet daripada komentarnya di media sosial, mulutnya menganga, aku mulai memasukkan kedua ibu jariku kedalam matanya.
Aku tersenyum, rasanya lucu, matanya lebih seperti balon bulat kecil yang diisi jeli, melebar menahan tekanan, kemudian pecah menyemburkan isinya.
Fera kini lebih seperti ikan yang menggelepar diatas tanah. Kali ini dia belajar bagaimana rasa takut yang dipadukan dengan rasa sakit, aku bangga pada diriku yang bisa mengajarinya sejauh ini.
(sumber gambar : google)
22:38
Aku membersihkan diriku dari cairan mata dan darah yang mengotori pakaianku, seragamku, yang sebenarnya adalah jas hujan baju dan celana, kemudian aku membersihkan rongga matanya yang kini lebih seperti bubur darah.
Wajahnya memucat, mungkin karena semakin banyaknya darah yang mengalir dari rongga matanya yang kosong.
Aku seperti melihat masih ada cairan air mata yang keluar, kuambil sebagian tanah disekelilingku untuk menutup rongga matanya, dia tidak terlihat cantik dengan rongga mata yang kosong, kupenuhi matanya dengan tanah kemudian kusiram dengan air minumku agar tanah tadi lebih subur.
Dia mulai mengangkat angkat tubuhnya kemudian berguling guling, entah dia ingin pergi atau dia mengkompensasi rasa sakit dengan cara itu, yang jelas pemandangan ini membuatku tertawa, tidak seperti postingannya yang sering membuatku geram, dia lebih menghibur seperti ini.
22:50
Sepertinya dia mulai lelah, atau mungkin dipikirannya dia sudah pergi menjauh dariku sedangkan dia hanya berputar putar disekelilingku, ditanah kosong, dua kilometer menembus pepohonan dari jalan raya. Tidak banyak orang yang tahu tempat ini, hanya beberapa kalangan pramuka, karena tempat ini biasa digunakan untuk berkemah pada awal awal bulan.
Aku menghormati kalangan pramuka, karena menurutku mereka melakukan hal yang baik dan bermanfaat, sehingga aku merasa perlu untuk membersihkan serangga yang akhirnya terdiam setelah sekian lama menggelepar ini dari sini, karena aku tahu, jika aku meninggalkannya disini, akan membuat kalangan pramuka enggan berkemah lagi disini, sebaik itulah aku.
23:00
Dia sudah tidak bergerak, aku memeriksa nadinya, masih berdetak. Kemungkinan pingsan karena kesakitan, kadang sistem pertahanan otak kita begitu indah sehingga ia akan mengkonsletkan dirinya sendiri demi melindungi pemiliknya dari rasa sakit, yang kali ini aku rasa tidak pantas dilakukan oleh otaknya untuk melindungi kepala serangga ini.
Kubersihkan sisa sisa darah disekitar dengan tanah, kemudian aku menggendongnya masuk kedalam hutan, meletakkannya di tanah dan mulai mencangkul disekitar pepohonan rimbun.
Sebagai pupuk, dia akan lebih berharga dan bermanfaat daripada sebagai manusia.
23:26
Kuletakkan ia didalam lubang yang kugali.
Untuk mempercepat proses menjadi pupuk, aku menggoreskan pisau belatiku di perutnya, mengeluarkan sebagian isinya.
Sepertinya itu membangunkannya dari tidur pingsannya, dia mulai meronta dan menggeliat. Aku menggunting sedikit ujung jari kelingkingnya sebagai kenang kenangan, keberhasilanku, pencapaianku yang mulia dalam membasmi manusia manusia tidak berguna, kemudian kumasukkan kedalam botol plastik kecil yang biasanya dipakai untuk menyimpan rol film kamera jaman dahulu.
Dia masih terus menggeliat dan meronta. Daripada tanah yang akan kupakai menguburnya jadi rusak gara gara dia, sebaiknya aku membunuhnya dulu disini untuk memastikan dirinya diam.
Menggunakan pisau belatiku, kubelah perutnya sampai ke dada, beberapa kali kupukulkan palu ke pisau belati yang kupasang untuk membelah tulang dadanya, kemudian kupukulkan lagi pisauku ke bagian kiri tulang rusuknya agar terlepas dari sambungan ke tulang punggungnya untuk memudahkan melepas otot otot yang menempel yang melindungi jantungnya, kulepaskan bagian dadanya kesamping sehingga terbuka lebar, sehingga aku bisa melihat jantungnya berdetak.
Hal ini membuatku tercengang, karena melihat detak jantung yang melemah, sebuah bentuk kepasrahan pada keadaan, aku menyukainya, ini adalah sebuah ketenangan yang indah.
Aku mengurungkan niat untuk membunuhnya dan lebih menikmati keadaan ini, ditemani pepohonan yang rimbun, suasana malam yang sejuk dan langit yang cerah, aku mengambil minumanku yang selalu kubawa dalam tas, sekotak hydro coco original ukuran 500ml untuk merehidrasi tubuhku dari kelelahan ini dan kembali memperhatikan detak jantungnya yang semakin melemah.
Darahnya mengalir membasahi tanah disekitarnya didalam lubang yang kubuat.
(sumber gambar : google)
23:58
Jantungnya berhenti berdetak, manusia rendahan ini telah mati, dunia akan semakin indah tanpanya, tumbuhan akan lebih subur karenanya, aku menjadikan manusia tak berguna ini menjadi sangat bermanfaat dan diakhir hayatnya dia memberi manfaat kepada yang lain.
Kukecup keningnya, dan kupotongkan dua ranting tumbuhan yang cukup panjang untuk kuletakkan dikedua rongga matanya yang sudah kututup dengan tanah, aku harap ranting ini tumbuh menjadi pohon yang subur.
Setelah kutancapkan kedua ranting tadi dikedua rongga matanya, aku mulai menutup lubang, dimulai dari bagian kepalanya untuk memastikan ranting tadi tidak jatuh, kemudian baru kututup seluruhnya.
Selesai sudah program pendidikanku malam hari ini, aku berjalan menuju mobil yang kuparkirkan tidak jauh dari jalan raya, sekedar tertutup agar tidak dilihat kendaraan yang lalu lalang disekitar jalan yang akan membuat beberapa manusia naif mengecek keadaanku, yang akhirnya akan membuatku begadang untuk membereskan mereka.
Aku memasukkan pakaianku kedalam plastik dan berganti dengan bekal kaos dan celana jeans yang selalu kupakai sehari hari, kunyalakan mesin mobil kemudian menuju pulang ke rumah.
00:44
Aku sampai di rumah, di komplek perumahan yang tidak begitu banyak tetangga, kukeluarkan plastik berisi pakaian seragam operasi pembersihan bumiku, kemudian kubakar bersama dengan sampah di depan rumah.
Tugasku masih banyak, aku tidak akan membiarkan diriku tertangkap orang orang yang belum mencapai tingkat pemahaman sepertiku.
Setelah memastikan semua terbakar dengan baik, aku mengeluarkan botol plastik kecil berisi potongan jari kelingking dari tas dan memasukkannya kedalam kulkas pembeku, disebelah tempat dimana aku biasa mengambil es batu yang sering kugunakan untuk membuat minuman dingin kesenanganku, bersama dengan 4 susuan botol plastik kecil yang lain.
Aku tersenyum, hari ini begitu menyenangkan, koleksiku menjadi 5, membuatku bersemangat untuk segera melengkapinya lagi menjadi 10.
Besok aku akan mengupdate akun facebook Fera Gurita untuk memastikan tidak ada orang yang mengetahui dia sudah berteman dengan cacing dan serangga sebangsanya malam ini.
Saatnya untuk mandi dan bersih bersih sebelum tidur, menyongsong hari esok yang lebih baik
0
8.1K
50
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan