Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ajiekuAvatar border
TS
ajieku
Kemana sih harusnya kamu berlibur?
Kemana sih harusnya kamu berlibur?

Udah mau liburan tapi masih bingung mau liburan ke mana? Karena gak tau mau kemana, trus cari objek wisata yang lagi rame aja atau ngikut temen aja biar gak ribet, eh pas balik dari liburan bukannya bisa ngerefresh, hidupmu malah nambah nambah masalah, badan capek, fikiran ruwet, duit abis.

Banyak tuh, orang habis liburan, bukannya refresh, malah tetep gak semangat, fikirannya masih kacau, kayaknya ada yang salah, sampai duitpun habis untuk liburan gak jelas. Kenapa? Mungkin karena destinasi atau objek wisatanya gak sesuai.

Nah, secara teori, kalau kuliah pariwisata diajarin nih, ilmunya banyak ngambil dari ilmu psikologi sih, ntar kalo kerja bisa di travel, jadi holiday consultant atau travel consultant gitu.

Trus, apa yang jadi pertimbangan ketika mau mutusin liburan kemana? Cek this out.


1. Kamu cowok atau cewek? Atau di kelompokmu yang dominan siapa?
Spoiler for :


Ini sangat mempengaruhi kemana harus berlibur, kaum adam lebih suka tantangan, sesuatu yang adventure, yang berbau tantangan atau yang sifatnya hard traveling, naik gunung, panjat tebing, dowhnhill, rafting nurunin derasnya jeram, mencoba kuliner aneh. Intinya kegiatan fisik sangat cocok untuk kaum lelaki karena mereka mempunyai ego dan adrenalin yang secara default sudah tersetting untuk itu.

Beda halnya dengan wanita, atau cewek, mereka cenderung ke kegiatan yang kegiatan fisiknya tidak begitu menuntut banyak, lebih ke feel atau perasaan, di bawa ke SPA, Masssage, foto foto, shopping, jalan jalan di pusat kota atau pantai, nongkrong di kafe atau restoran sambil ngegosip, itulah talenta mereka, tak diragukan lagi.

Kalau di kelompok, lihatlah kecenderungannya seperti apa, karena jaman sekarang laki ama cewek itu sudah absurd, cowok nongkrong di café udah banyak banget, cewek suka manjat manjat tembok juga ada, jadi tidak mutlak, cuma kecenderungan, mengarah ke ia.

2. Kira-kira udah berapa lama hidup di dunia ini.
Spoiler for :


Kalau teenager, ya 12-19 tahun, mereka biasanya senang yang sifatnya petualang, tidak terikat, ada nuansa kebebasan, ceria, senang senang, hura hura, itu sebabnya ada gap kalau bawa anak SMP atau SMA study tour, usia mereka masih senang eksplor, malah di kasih batasan-batasan, makanya biasanya studi tournya ada pemberontakan didalamnya.

Usia 20an-30 biasanya menyukai tempat atau destinasi yang bisa menambah wawasan, tidak hanya hura-hura, masih cenderung suka eksplor daerah baru, menyukai tantangan, menggali lebih dalam tentang kebiasaan, budaya di tempat mereka berwisata. Ke Ubud tentunya cocok, ke Tana Toraja, Mentawai, Suku Badui, Tengger, Dayak, dan sejenisnya.

Usia 30an ke atas biasanya suka ketenangan, kedamaian, mungkin karena mereka mulai lelah denga drama romantika kehidupan ini, ke pulau yang tenang, akomoasinya resort, tidak berkelompok, jauh dari kebisingan tentunya beberapa pilihan baik untuk usia segitu.

3. Ijasahmu apa? Atau bakal calon ijasahmu apaan?
Spoiler for :


Ini juga penting, seorang holiday consultan pasti ingin tau tentang ini, seorang professor gak mungkin kita bawa ke taman pintar Yogyakarta, bisa jadi bego dia dari sana, kamu anak S1 teknik mesin perkapalan, di ajak ke museum Afandi Yogyakarta ngeliat lukisan-lukisan yang hanya coretan coretan tapi harganya bisa nyoret kamu dari daftar keluarga kalau kamu beli, pulang bisa geger otak dia. Orang (maaf) yang mungkin gak lulus SD di ajak ke museum Louvre Prancis, pulang dari sana gantung diri dia. Anak Antropoligi atau Arkeologi tentunya bakal senang kalau diajak main ke Candi Prambanan atau Borobudur, atau ke Sangiran, anak Arsitek tentunya senang di ajak ke daerah yang struktur bangunnya unik.

Jadi sesuaikan kemampuan ama kapasitas otakmu untuk memilih objek wisata yang bakal kamu pilih, biar pulang kamu bisa tambah semangat dengan hidupmu, bukan malah masuk ke labirin pertanyaan dari kegalauan besarmu. **

** Untuk kasus ini anak pariwisata bisa kena pengecualian, karena kemapapun dia berwisata, di situlah dunianya. Enak kan anak pariwisata?

4. Kegiatanmu apa? Kerja atau nggak? Kalau kerja, Kerjanya apaan?
Spoiler for :


Tempat liburan anak kuliah pasti beda ama orang kantoran. Orang kantoran aja yang kerja di perbankan, sekolah, hotel, IT bakal beda beda. Orang yang kerjanya di gedung lantai 40 setiap hari, disuruh liburan ke singapura, liat gedung gedung, bukannya refresh, malah tambah stress, seorang programmer yang setiap hari kerja dengan software dan jarang bersosialisasi di suruh liburan ke pantai yang sepi, yang ada tambah depresi dia, harusnya ke tempat yang ramai biar bisa bersosialisasi. Mahasiswa kecenderungannya terkendala dengan biaya, ya disarankan ke objek wisata yang tidak membutuhkan banyak duit, atau gak usah yang jauh-jauh. Kalau gak kerja, mending cari kerja dulu, biar kita tau mau di suruh liburan kemana.

Intinya pilihlah daya tarik wisata atau destinasi wisata yang berbeda dengam atmosfirmu sehari hari, biar hakekat berwisatamu untuk bahagia bisa tercapai, yaitu bahagia hati, fikiran, dan dompet.

5. Udah merit, lagi proses, pasca merit atau gimana?
Spoiler for :


Pengaruh atau gak? Sedikit banyak berpengaruh, kalau belum merit biasanya masih bebas mikirin macam macamnya, masih bisa sesuka hati, kalau sudah menikah, tentunya semuanya akan langsung berbeda, akan mikirin minimal dua kepala, dan itu kepala orang yang jenis kelaminnya berbeda (semoga) udah deh, bakal ada perdepatan “kecil” di dalamnya.

Kalau sudah menikah kecenderunganya mereka ingin menghabiskan atau menikmati waktu bersama, ke tempat yang ramai kemungkinannya kurang begitu pas, ke tempat yang lebih sepi, biar mereka bisa menikmati hari bersama, berkomunikasi dengan baik, ke pulau sepertinya cocok, menginap di resort, atau sewa cottage yang viewnya pantai, malamnya candle light dinner ditemani music jazz yang syahdu, tentunya akan menambah hubungan pernikahan mereka menjadi sempurna. (Jadi pengen cepet nikah emoticon-Smilie)

Kalah habis cerai, biasanya harus dibawa ke tempat yang bisa ngebuat dia lupa dengan masalahnya, ke tempat dengan bingar bingar hura hura, dengan party di Jimbaran contohnya, tapi setelah itu ini wajib bagi dia untuk di bawa ke tempat yang tenang seperti Ubud, biar bisa intropeksi diri, menenangkan diri, memahami dirinya yang seperti bagaimana, sehingga ia bisa lebih bisa menerima kenyataan yang ada. Biasanya dengan treatment seperti itu sehabis liburan dia bisa lebih baik lagi. Jangan hanya bawa ke tempat party saja, mungkin saat itu dia lupa, tetapi ketika pulang liburan semuanya bisa bertambah parah. Sebaliknya, jangan bawa ke tempat sepi saja, bisa bunuh diri dan mati kering tanpa bau dia di sana, harus balance.

6. Jumlah temen atau keluargamu.
Spoiler for :


Temen temenmu atau keluargamu jumlahnya banyak atau gak? Ini biasanya berpengaruh ke akomodasi atau transport yang kalian gunakan. Kamu punya teman yang akan berlibur bareng ada banyak, ada baiknya sewa satu buah bus kemudian rame rame di dalamnya akan menambah hubungan persahabatanmu semakin erat.

Jumlah keluargamu adalah keluarga besar atau kecil, kalau keluarga harusnya ketika berwisata bisa memperbaiki komunikasi mnjadi lebih baik, berada dalam satu kendaraan ketika di perjalanan ke objek wisata tentunya baik, makan di meja secara bersama-sama jauh lebih baik, ke objek wisata yang sifatnya alam lebih cocok, karena alam adalah media pemersatu yang baik, dan yang netral, contohnya pantai, karena dalam keluarga pastinya ada yang muda dan yang lebih tua, biar semua generasi bisa terakomodir.

7. Jenis temen atau keluargamu.
Spoiler for :


Jenis atau sifat teman atau keluargamu gimana? Kalau teman temanmu “brutal” baiknya pergilah menjauh dari peradapan, dari banyak orang seperti kota, sedikit ke pinggiran, ke pantai yang sepi, gunung yang tidak begitu jauh, maka kegilaan kelompok kalian bisa terluapkan dan kebodohan kebodohan kalian akan ter capture, dan akan menjadikan cerita yang seru tentunya.

Kalau keluarganya kecil, ada ayah, ibu, dan dua anak yang masih sekolah ke taman wisata seperti ancol, Jatim Park, Museum Angkut, Batu Night Spectacular begitu baik, bisa melupakan hubungan ayah, ibu, dan anak. Ayah bisa berekspresi dengan sambut senyuman anak dan istrinya, ibu bisa sejenak melupakan pekerjaan rumah yang menjenuhkan, anak bisa lebih cair dengan kedua orang tuanya. Hindari ke objek wisata yang sepi, atau makan yang sepi, kalau anaknya umur belasan atau SMP/SMA, dimana mereka ada di tahap jenuh dengan perhatian orang tua, ingin meledak, ingin bebas tanpa keterkekangan orang tua, males ditanya tentang sekolah, atau kehidupan pribadinya. Bayangin, pas lagi makan malam di tempat sepi, trus mama atau papanya nyeletuk, rapormu kemarin koq bisa gitu? Atau adek gak mau ngenalin papa mama ke temen deketmu kemaren? Udah deh, liburan anda gagal.

8. Dimana kamu tinggal?
Spoiler for :


Geografis tinggal sangat berpengaruh kemana harusnya berwisata, anak pangandaran, setiap hari dari kecil di pantai, pergi berliburnya ke Pantai Parangtritis, atau Kuta, mau lihat apa? Dari lahir udah liat gituan, gak seru, harusnya ke gunung mahameru, Bromo, ke Dieng, ke Ciwedey, kawah ijen, tentunya dia akan takjub dengan semuanya. Begitu juga sebaliknya, kamu dari Bromo, liburannya ke Dieng, ya gak serulah, ke pantai sana, biar bisa tahu batu karang itu seperti apa modelnya.

Itu kenapa orang Eropa atau orang dari negara sub tropis suka main ke Indonesia yang cahaya matahari selalu ada sepanjang tahun, dan orang Indonesia kadang norak dengan salju ketika main ke negara belahan utara.

Jadi, di mana kamu tinggal berpengaruh kemana baiknya berwisata.

9. Gaya hidupmu gimana?
Spoiler for :


Gaya sosialita, butuh pengakuan atau low profile? Kalau gaya sosialita kalau ke Bali tentunya bukan menginap di daerah gang popies, ke daerah Nusa Dua sajalah, karena prestisemu bisa terangkat kalau disana, ya kamar bisa 5 jutaan semalam rata-rata, itupun masih rate standart.

Kalau anda kelas low profile atau kelas backpackerlah ya jangan ke Nusa Dua Bali, duit untuk hidup sebulan di Bali habis hanya untuk semalam, lagian disana toiletnya pake tisu, susah ntar kalo bakal lanjut jalan mengitari bali, bisa lengket lengket. Ya sebaiknya menginap daerah seputaran kuta dan jimbaran, kalau mau murah ya nginep di tempat kenalan temen gitu, atau sewa koskosan, untuk satu minggu, yakin deh bisa hemat banyak.

Transportasi, tempat makan, objek wisatapun akan terbedakan antara kamu sosialita dan kaum marjinal L

Intinya hanya untuk bahagia koq, sederhana saja. Kalau kita bisa bahagia hanya dengan menginap di home stay kenapa harus di resort? Ya kan?

10. Hobimu ama kebiasaanmu apa?
Spoiler for :


Hobi snorkeling? Jangan maen ke pantai parangtritis, berliburlah ke Karimun Jawa, dan snorkelinglah sepuasnya di situ. Hobi kuliner kalau ke Jogja jangan maen ke candi saja, cobalah gudek, bak pia, kopi jos, nasi kucing atau kuliner Jogja lainnya. Hobi party party, jangan nginep di ubud bali, ke daerah jimbaran, seminyak, gang popies atau sekitarnya, dan partilah di daerah kuta until die.

Jadi sesuaikan dengan hobi atau kebiasaanmu, dengan dimana kamu akan berwisata, intinya biar kamu bener bener bisa menikmati liburanmu, jadi ketika pulang hati, fikiran bisa terpuaskan, dompetnya nyaman, dan bisa kembali kerja merajut masa depan dengan semangat.


SUMBER.. DISINI
0
2.7K
23
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan