lensaterkiniAvatar border
TS
lensaterkini
5 Fakta Gila Berbelanja Disaat Bulan Ramadhan

Fenomena memburu produk diskon di pusat perbelanjaan menjadi hal wajar menjelang hari raya Idul Fitri tiap saban tahun. Tradisi mengenakan pakaian baru di saat hari raya menjadikan sejumlah umat muslim memadati pusat perbelanjaan.

Namun, tak sedikit masyarakat yang tergiur obral diskon dan melakukan aksi borong berlebihan. Momen satu tahun sekali ini membuat konsumen tak peduli angka pengeluaran telah melonjak tinggi. Selain untuk makanan, membeli pakaian selalu menjadi tradisi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Konsumen juga kerap mengalokasikan anggaran khusus dari tunjangan hari raya (THR) atau bonus untuk membeli busana hari raya. Berikut adalah 5 Fakta Menarik Tentang Gila Belanja Saat Ramadhan.

Ajang pedagang singkirkan barang lama


Badan Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia, mengakui peningkatan keuntungan penjualan pedagang dari aksi diskon gede-gedean antara 50 persen - 100 persen. diskon besar diberikan kepada barang stok lama.

Diskon besar cuma trik pedagang


Jelang hari raya Idul Fitri, sifat konsumtif masyarakat meningkat. Melihat peluang ini, pedagang langsung membanjiri pasar dengan diskon seperti banyak dilihat di pusat perbelanjaan beberapa hari terakhir ini.

Badan Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPI), mengungkapkan bahwa saat pesta diskon seperti ini banyak tenant memberikan diskon 50 persen + 20 persen. Handaka menjelaskan itu merupakan strategi marketing pihak tenant.

Jadi diskon 50 persen + 20 persen itu maksudnya harga pokok penjualan barangnya berapa, lalu didiskon 50 persen setelah itu harga setelah diskon 50 persen didiskon lagi 20 persen, total diskon tersebut sebetulnya hanya sebesar 60 persen. Jadi enggak langsung diskon 70 persen.

Transaksi belanja online jadi solusi membludaknya pengunjung mall


Salah satu penggila online shop, Ratih Sekar (25) menuturkan semenjak menjamurnya online shop, dirinya menjadi enggan berputar-putar, keluar masuk toko di pusat perbelanjaan. Olshop (online shop) itu cepat, praktis. Apalagi sekarang udah banyak. Jadi makin banyak pilihan.

Ratih mengakui dirinya semakin enggan pergi ke pusat perbelanjaan saat jelang hari raya Idul Fitri seperti saat ini. Pasalnya, pesta diskon oleh tenant, membuat pusat perbelanjaan semakin penuh dari hari biasa. Mal-mal pada rame-rame banget. Mau masuk aja mobil susah. Mending online, tuturnya

Sifat gila belanja tak bantu pertumbuhan industri dalam negeri

"

Mestinya kita mempunyai satu sisi pemerintah dalam mengelola kebijakan ekonomi tertentu, diantaranya melihat perilaku masyarakat. Kalau masyarakat konsumtif, tentu kebijakan yang diprioritaskan pemerintah yakni fokus mendorong produksi atau di sektor riil," ujar Enny saat dihubungi merdeka, Jakarta.

Pemerintah sejauh ini, tambah Enny, sangat minim menelurkan kebijakan pro industri sektor riil. Kesalahan ini tak juga diperbaiki pemerintah sejak dahulu. Yang terjadi justru pemerintah sejak reformasi bahkan di awal tahun 90-an justru berbalik. Dulu industri pertanian tumbuh lumayan, tapi justru sektor produksi anjlok. Ada kesalahan design kebijakan. Padahal kalau fokus genjot sektor riil justru jadi peluang," ucapnya.

Abaikan kualitas suatu barang


Perilaku gila belanja masyarakat, khususnya saat pesta diskon membuat konsumen hanya melihat sisi harga tak mempedulikan aspek kualitas. Sifat masyarakat saat ini justru merugikan diri sendiri. Daya beli masyarakat yang masih rendah juga mempengaruhi preferensi mereka. Akhirnya, enggak peduli kalau barangnya itu kualitasnya jelek.

SUMBER : http://www.lensaterkini.web.id/2016/...aat-bulan.html
0
3.2K
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan