- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Gak cuma di jakarta yang banjir '' liat kota2 di sekeliling jawa


TS
playboyhtc
Gak cuma di jakarta yang banjir '' liat kota2 di sekeliling jawa
Quote:
Banjir di Jawa Tengah rendam 15 kabupaten/kota
Merdeka.com - Cuaca ekstrem yang terjadi pada akhir 2013 hingga awal 2014 telah mengakibatkan bencana banjir dan longsor di Jawa Tengah. Selama Januari, bencana banjir di Jateng telah menerjang 15 daerah kabupaten/kota di Jateng.
Selain wilayah Kabupaten Kudus dan Jepara, wilayah lain dilanda bencana banjir di Jateng itu adalah Kebumen, Purworejo, Banyumas, Tegal, Batang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kendal, Demak, Kota Semarang, Grobogan, dan Pati.
"Banjir terakhir menerjang Kudus dan Jepara yang terjadi Senin (20/1) malam kemarin," kata Kepala BPBD Jateng, Sarwa Permana saat ditemui di Kantor BPBD Jateng di Jl. Imam Bonjol, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (21/1).
BPBD Jateng telah menyalurkan bantuan logistik, antara lain tenda, selimut, serta bahan makanan kepada masyarakat korban banjir. "Kami juga telah menyalurkan dana Rp 6 miliar untuk mengantisipasi bencana banjir kepada BPBD kabupaten/kota di seluruh wilayah tersebut," jelasnya.
BPBD Jateng mengingatkan daerah lain di Jateng supaya waspada terhadap bencana banjir yang bisa datang sewaktu-waktu. BPBD Jateng juga telah menetapkan darurat bencana banjir mulai Desember 2013 sampai Maret 2014 karena curah hujan tinggi.
"Semoga banjir tidak terjadi di daerah lain, tapi kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada banjir dan tanah longsor," ungkapnya.
Berdasarakan data BPBD Jateng, untuk banjir di Kudus, terjadi di tiga kecamatan yakni Kecamatan Mejobo, Kecamatan Undakan, dan Kecaman Jati. Di 3 kecamatan ini rata-rata ketinggian air mencapai 40 cm.
"Ratusan rumah warga tergenang air sehingga penduduk terpaksa dievakuasi ke tempat pengungsian yang lebih aman," tuturnya.
Banjir di Jepara terjadi di 5 desa yang tersebar di tiga kecamatan. Kelima desa itu adalah Desa Sowan (Kecamatan Kedung Pasir), Desa Batukali (Kecamatan Kalinyamat), Desa Ketileng dan Welahan (Kecamatan Welahan), dan Desa Gerdu (Kecamatan Pecanganan).
"Ketinggian air kondisinya terakhir saat ini mencapai sekitar 1 meter sehingga ribuan warga diungsikan ke tempat yang aman. Penyebab banjir di Jepara, karena jebolnya Tanggul Mayong akibat diterjang derasnya air hujan. Belum ada laporan adanya korban jiwa dalam bencana banjir di Kudus dan Jepara, ucapnya.
Merdeka.com - Cuaca ekstrem yang terjadi pada akhir 2013 hingga awal 2014 telah mengakibatkan bencana banjir dan longsor di Jawa Tengah. Selama Januari, bencana banjir di Jateng telah menerjang 15 daerah kabupaten/kota di Jateng.
Selain wilayah Kabupaten Kudus dan Jepara, wilayah lain dilanda bencana banjir di Jateng itu adalah Kebumen, Purworejo, Banyumas, Tegal, Batang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kendal, Demak, Kota Semarang, Grobogan, dan Pati.
"Banjir terakhir menerjang Kudus dan Jepara yang terjadi Senin (20/1) malam kemarin," kata Kepala BPBD Jateng, Sarwa Permana saat ditemui di Kantor BPBD Jateng di Jl. Imam Bonjol, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (21/1).
BPBD Jateng telah menyalurkan bantuan logistik, antara lain tenda, selimut, serta bahan makanan kepada masyarakat korban banjir. "Kami juga telah menyalurkan dana Rp 6 miliar untuk mengantisipasi bencana banjir kepada BPBD kabupaten/kota di seluruh wilayah tersebut," jelasnya.
BPBD Jateng mengingatkan daerah lain di Jateng supaya waspada terhadap bencana banjir yang bisa datang sewaktu-waktu. BPBD Jateng juga telah menetapkan darurat bencana banjir mulai Desember 2013 sampai Maret 2014 karena curah hujan tinggi.
"Semoga banjir tidak terjadi di daerah lain, tapi kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada banjir dan tanah longsor," ungkapnya.
Berdasarakan data BPBD Jateng, untuk banjir di Kudus, terjadi di tiga kecamatan yakni Kecamatan Mejobo, Kecamatan Undakan, dan Kecaman Jati. Di 3 kecamatan ini rata-rata ketinggian air mencapai 40 cm.
"Ratusan rumah warga tergenang air sehingga penduduk terpaksa dievakuasi ke tempat pengungsian yang lebih aman," tuturnya.
Banjir di Jepara terjadi di 5 desa yang tersebar di tiga kecamatan. Kelima desa itu adalah Desa Sowan (Kecamatan Kedung Pasir), Desa Batukali (Kecamatan Kalinyamat), Desa Ketileng dan Welahan (Kecamatan Welahan), dan Desa Gerdu (Kecamatan Pecanganan).
"Ketinggian air kondisinya terakhir saat ini mencapai sekitar 1 meter sehingga ribuan warga diungsikan ke tempat yang aman. Penyebab banjir di Jepara, karena jebolnya Tanggul Mayong akibat diterjang derasnya air hujan. Belum ada laporan adanya korban jiwa dalam bencana banjir di Kudus dan Jepara, ucapnya.
Sumber
http://www.merdeka.com/peristiwa/ban...patenkota.html
Quote:
desa ane termasuk kena dampaknya banjir di wilayah pekalongan

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Sejumlah wilayah di Kabupaten Pekalongan mengalami musibah banjir.
Berikut ini titik-titik yang terkena banjir :
1. Kecamatan Tirto yaitu Desa, Karanjompo, Jeruk Sari, Tegaldowo, Pacar, dan Mulyorejo.
2. Kecamatan Siliwangi yaitu Desa Yosorejo, Depok, Boyoteluk, Blimbingwuluh, dan Blancanan.
3. Kecamatan Wonoketo yaitu di Desa Sijembe, Pasanggrahan, Pecakaran, Bebel, Tratebang, Werdi, Rowoyoso, Semut, Api-api, Wonokerto Kulon, dan Wetan.
4. Kecamatan Buaran yaitu di Desa Siwalan, dan Desa Kertija.
Data tersebut diungkapkan oleh Kepala Pelaksana Banda Penaggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Pekalongan, Bambang Sujatmiko, Sabtu (18/1/2014)
Bambang menambahkan, daerah terparah banjir di Kabupaten Pekalongan terjadi Desa Mulyorejo, Jeruksari, dan di wilayah Kecamatan Wonokerto.
Sedangkan ketinggian banjir sendiri berkisar 50-1 Meter.


TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Sejumlah wilayah di Kabupaten Pekalongan mengalami musibah banjir.
Berikut ini titik-titik yang terkena banjir :
1. Kecamatan Tirto yaitu Desa, Karanjompo, Jeruk Sari, Tegaldowo, Pacar, dan Mulyorejo.
2. Kecamatan Siliwangi yaitu Desa Yosorejo, Depok, Boyoteluk, Blimbingwuluh, dan Blancanan.
3. Kecamatan Wonoketo yaitu di Desa Sijembe, Pasanggrahan, Pecakaran, Bebel, Tratebang, Werdi, Rowoyoso, Semut, Api-api, Wonokerto Kulon, dan Wetan.
4. Kecamatan Buaran yaitu di Desa Siwalan, dan Desa Kertija.
Data tersebut diungkapkan oleh Kepala Pelaksana Banda Penaggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Pekalongan, Bambang Sujatmiko, Sabtu (18/1/2014)
Bambang menambahkan, daerah terparah banjir di Kabupaten Pekalongan terjadi Desa Mulyorejo, Jeruksari, dan di wilayah Kecamatan Wonokerto.
Sedangkan ketinggian banjir sendiri berkisar 50-1 Meter.
Sumber
http://jateng.tribunnews.com/2014/01...-di-pekalongan
Quote:
jepara ane ngambil punya temen ane yang pas banjir

JEPARA, Jaringnews.com - Banjir yang merendam Kabupaten Jepara semakin meluas. Hari ini, Senin (20/1/2014), sejumlah wilayah yang terkena dampak luapan air sungai maupun limpahan air hujan bertambah. Seperti di wilayah perkotaan Kabupaten Jepara, sejumlah titik jalan sejak pagi hingga menjelang sore masih tergenang air cukup tinggi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Lulus Suprayetno menyampaikan, hari ini sedikitnya 22 desa yang tersebar di enam kecamatan terkena banjir yang disebabkan tingginya intesitas curah hujan.
“Banjir hari ini juga desebabkan naiknya gelombang laut,” terang Lulus di lokasi banjir Desa Batu Kali Kecamatan Kalinyamatan.
Desa yang terkena banjir tersebut, ditambahkan Lulus, meliputi lima desa di Kecamatan Welahan. Yaitu Desa Ketileng Singolelo, Desa Bugo, Desa Guo Sobokerto, Desa Gedangan, dan Desa Welahan. Sedangkan desa yang terkena banjir di Kecamatan Kalinyamatan hanya dua desa.Yaitu Desa Batu Kali.
“Dan Desa Purwogondo yang pinggiran karena terkena imbas dari Desa Guo Sobokerto,” imbuh Lulus.
Lebih lanjut Lulus menguraikan, desa yang terkena banjir lainnya ada di Kecamatan Pecangaan. Yaitu sebanyak tiga desa meliputi Desa Gerdu, Desa Kaliombo, dan sedikit banjir di Desa Tedunan. Sedangkan banjir merendam empat desa di Kecamatan Kedung. Meliputi Desa Sowan Lor, Desa Sowan Kidul, Desa Surodadi, dan Desa Panggung.
“Di Kecamatan Tahunan ada lima desa, yaitu Desa Platar, Desa Mangunan, Desa Demangan, Desa Tegalsambi,” papar Lulus.
“Sementara Desa Mantingan Kecamatan Tahunan hanya sedikit karena kebetulan lewatan arus sungai,” tambah Lulus.
Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Kota Jepara, berdasarkan pantauan Jaringnews.com di lapangan, kenangan air nampak di wilayah Kelurahan Kauman, Kelurahan Panggang, Kelurahan Pengkol, dan Kelurahan Ujungbatu. Lulus menyampaikan, banjir dan genangan air di wilayah kota disebabkan untuk membuang sebagian debit air Sungai Kanal. Sebab jika air dari pintu bendungan Bapangan banyak dibuang ke Sungai Kanal dikhawatirkan akan merusak talut sungai yang kemarin ambrol.
“Untuk wilayah Kecamatan Donorojo sudah diatasi komandan ramil setempat. Di sana (Kecamatan Donorojo) ada tiga desa yang terkena banjir, yaitu Desa Clering, Desa Sumberejo, dan Desa Ujung Watu,” terang Lulus.


JEPARA, Jaringnews.com - Banjir yang merendam Kabupaten Jepara semakin meluas. Hari ini, Senin (20/1/2014), sejumlah wilayah yang terkena dampak luapan air sungai maupun limpahan air hujan bertambah. Seperti di wilayah perkotaan Kabupaten Jepara, sejumlah titik jalan sejak pagi hingga menjelang sore masih tergenang air cukup tinggi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Lulus Suprayetno menyampaikan, hari ini sedikitnya 22 desa yang tersebar di enam kecamatan terkena banjir yang disebabkan tingginya intesitas curah hujan.
“Banjir hari ini juga desebabkan naiknya gelombang laut,” terang Lulus di lokasi banjir Desa Batu Kali Kecamatan Kalinyamatan.
Desa yang terkena banjir tersebut, ditambahkan Lulus, meliputi lima desa di Kecamatan Welahan. Yaitu Desa Ketileng Singolelo, Desa Bugo, Desa Guo Sobokerto, Desa Gedangan, dan Desa Welahan. Sedangkan desa yang terkena banjir di Kecamatan Kalinyamatan hanya dua desa.Yaitu Desa Batu Kali.
“Dan Desa Purwogondo yang pinggiran karena terkena imbas dari Desa Guo Sobokerto,” imbuh Lulus.
Lebih lanjut Lulus menguraikan, desa yang terkena banjir lainnya ada di Kecamatan Pecangaan. Yaitu sebanyak tiga desa meliputi Desa Gerdu, Desa Kaliombo, dan sedikit banjir di Desa Tedunan. Sedangkan banjir merendam empat desa di Kecamatan Kedung. Meliputi Desa Sowan Lor, Desa Sowan Kidul, Desa Surodadi, dan Desa Panggung.
“Di Kecamatan Tahunan ada lima desa, yaitu Desa Platar, Desa Mangunan, Desa Demangan, Desa Tegalsambi,” papar Lulus.
“Sementara Desa Mantingan Kecamatan Tahunan hanya sedikit karena kebetulan lewatan arus sungai,” tambah Lulus.
Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Kota Jepara, berdasarkan pantauan Jaringnews.com di lapangan, kenangan air nampak di wilayah Kelurahan Kauman, Kelurahan Panggang, Kelurahan Pengkol, dan Kelurahan Ujungbatu. Lulus menyampaikan, banjir dan genangan air di wilayah kota disebabkan untuk membuang sebagian debit air Sungai Kanal. Sebab jika air dari pintu bendungan Bapangan banyak dibuang ke Sungai Kanal dikhawatirkan akan merusak talut sungai yang kemarin ambrol.
“Untuk wilayah Kecamatan Donorojo sudah diatasi komandan ramil setempat. Di sana (Kecamatan Donorojo) ada tiga desa yang terkena banjir, yaitu Desa Clering, Desa Sumberejo, dan Desa Ujung Watu,” terang Lulus.
Sumber
http://jaringnews.com/politik-perist...irendam-banjir
Quote:
Banjir Genangi Sejumlah Ruas Jalan di Semarang

Metrotvnews.com, Semarang: Hujan yang terus mengguyur Kota Semarang sejak Jumat (17/1) hingga Sabtu ini menyebabkan sejumlah ruas jalan protokol di wilayah tersebut digenangi banjir.
Banjir tampak menggenangi beberapa titik, antara lain Jalan Citarum, Jalan dr Cipto, Jalan MT Haryono, Jalan Pattimura dengan ketinggian air yang bervariasi.
Di Jalan Citarum, misalnya, banjir menggenang dengan ketinggian sekitar 20-30 centimeter dan ketinggiannya semakin bertambah mendekati persimpangan menuju kawasan Pasar Johar Semarang.
Demikian pula di Jalan Pattimura sampai arah Bundaran Bubakan Semarang, ketinggian air mencapai 30-50 cm sehingga "memaksa" sejumlah pengendara kendaraan bermotor untuk berputar arah.
Beberapa pengendara yang memaksa melintas pun harus rela mendorong sepeda motornya akibat tak kuat menerjang banjir, meski ada pula pengendara yang berhasil melintas.
Kawasan Kota Lama Semarang juga tak luput dari banjir, seperti akses menuju Stasiun Tawang yang digenangi banjir dengan ketinggian air yang mencapai mata kaki hingga lutut orang dewasa.
Akses jalan menuju Stasiun Poncol yang terletak di Jalan Imam Bonjol Semarang turut pula digenangi banjir dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, bahkan air masuk hingga area parkir stasiun.
Hujan deras yang masih terus mengguyur Kota Semarang hingga Sabtu siang ini juga membuat arus jalan, termasuk jalan-jalan yang digenangi banjir relatif sepi, terutama pengendara sepeda motor.
Selain menggenangi ruas jalan protokol, banjir juga menggenangi beberapa wilayah permukiman dan perumahan di Semarang, seperti di kawasan Bugangan, Kaligawe, Perumahan Genuk dan Tlogosari.
Menurut Sinyo, warga Tlogosari Semarang, banjir memang menjadi "langganan" bagi warga yang tinggal di perumahan itu, yakni setiap empat tahunan, tetapi sekarang ini lebih sering intensitasnya.
"Ya, memang kalau hujan biasanya di sini (Tlogosari, red.) banjir. Tetapi, langsung surut. Sekarang ini, begitu banjir lama surutnya. Bahkan, bisa sampai 2-3 hari baru surut," katanya. (Ant)

Metrotvnews.com, Semarang: Hujan yang terus mengguyur Kota Semarang sejak Jumat (17/1) hingga Sabtu ini menyebabkan sejumlah ruas jalan protokol di wilayah tersebut digenangi banjir.
Banjir tampak menggenangi beberapa titik, antara lain Jalan Citarum, Jalan dr Cipto, Jalan MT Haryono, Jalan Pattimura dengan ketinggian air yang bervariasi.
Di Jalan Citarum, misalnya, banjir menggenang dengan ketinggian sekitar 20-30 centimeter dan ketinggiannya semakin bertambah mendekati persimpangan menuju kawasan Pasar Johar Semarang.
Demikian pula di Jalan Pattimura sampai arah Bundaran Bubakan Semarang, ketinggian air mencapai 30-50 cm sehingga "memaksa" sejumlah pengendara kendaraan bermotor untuk berputar arah.
Beberapa pengendara yang memaksa melintas pun harus rela mendorong sepeda motornya akibat tak kuat menerjang banjir, meski ada pula pengendara yang berhasil melintas.
Kawasan Kota Lama Semarang juga tak luput dari banjir, seperti akses menuju Stasiun Tawang yang digenangi banjir dengan ketinggian air yang mencapai mata kaki hingga lutut orang dewasa.
Akses jalan menuju Stasiun Poncol yang terletak di Jalan Imam Bonjol Semarang turut pula digenangi banjir dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, bahkan air masuk hingga area parkir stasiun.
Hujan deras yang masih terus mengguyur Kota Semarang hingga Sabtu siang ini juga membuat arus jalan, termasuk jalan-jalan yang digenangi banjir relatif sepi, terutama pengendara sepeda motor.
Selain menggenangi ruas jalan protokol, banjir juga menggenangi beberapa wilayah permukiman dan perumahan di Semarang, seperti di kawasan Bugangan, Kaligawe, Perumahan Genuk dan Tlogosari.
Menurut Sinyo, warga Tlogosari Semarang, banjir memang menjadi "langganan" bagi warga yang tinggal di perumahan itu, yakni setiap empat tahunan, tetapi sekarang ini lebih sering intensitasnya.
"Ya, memang kalau hujan biasanya di sini (Tlogosari, red.) banjir. Tetapi, langsung surut. Sekarang ini, begitu banjir lama surutnya. Bahkan, bisa sampai 2-3 hari baru surut," katanya. (Ant)
Sumber
http://www.metrotvnews.com/metronews...an-di-Semarang
Diubah oleh playboyhtc 22-01-2014 02:53
0
2.7K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan