Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

n4z1Avatar border
TS
n4z1
PDIP: Tak Ada Alasan Menyebut Kami Sabotase Calon Independen!
Proloog

Perang kepentingan sudah dimulai. Tarik menarik kekuasaan di Ibukota menyeret nama Presiden Jokowi. Jokowi, kader PDIP yang kini menjadi Presiden, diseret kedalam pusaran arus Pilkada DKI Jakarta. Sebagian oknum kader PDIP disinyalir bermain (atas restu Mega?) untuk menjauhkan Ahok dari pusat kekuasaan Republik Indonesia. Ahok, imcumbent pada Pilkada DKI Jakarta memang sangat dekat dengan Joko Widodo (Jokowi), Presiden Republik Indonesia.

Aroma busuk untuk menutup ketidakberdayaan PDIP dalam mengusung calon gubernurnya dari kalangan dalam PDIP membuat PDIP kalap! Ahok, anak nakal yang sedianya akan diusung resmi oleh PDIP, secara tersirat memang tadinya menunggu kabar baik dari PDIP. Tapi, orang-orang di lingkar dekat Mega ternyata lebih cepat memanasi situasi, mengompori Mega. Ahok dituding merendahkan posisi partai. Kader-kader keblinger ini merasa bahwa partai adalah implementasi dari kekuasaan pemerintah. Partai menurut mimpi mereka adalah Organisasi berbadan hukum yang sangat sangat tinggi kedudukannya di Indonesia ini, sehingga menurut mereka, partai bisa mengambil garis kebijakan sebuah negara yang bernama Indonesia. Mereka melupakan bahwa di Indonesia itu menganut sistem Floating Mass, massa mengambang yang tak bersentuhan sama sekali dengan sebuah partai! Siapa berani menjamin, bahwa seseorang yang menjadi anggota sebuah partai, tidak juga memegang kartu anggota dari partai lain?

Sekelumit kisah : Sebuah wilayah yang merupakan basis sebuah partai merah dapat kabar akan digusur. Lalu mereka dikumpulkan oleh RWnya dan diinstruksikan dari "sana" bahwa jika ingin wilayahnya tidak digusur, maka diwajibkan membuat KTA partai kuning. Mau tidak mau mereka membuat KTA itu. Resmi! Dan mereka akhirnya mempunya 2 KTA, 1 KTA partai Merah, 1nya lagi KTA partai kuning. Setelah itu, sebulan kemudian wilayah mereka tetap digusur! Dan sang Ketrua RW tak perduli, dia sudah dapat upeti dari "sana". Ini kisah fiktif? Bukan! Ini kisah nyata yang pernah terjadi dibilangan Santa, Kebayoran Baru. Dulu. Duluuuu sekali.

Diusungnya Ahok oleh Golkar adalah sebuah tamparan keras bagi PDIP, karena seyogyanya Ahok adalah orang yang sepaket dengan Jokowi diusung oleh PDIP dan Gerindra. Mengapa sekarang bisa diusung oleh Golkar yang waktu di Pilkada lalu berseberangan? Jawabannya cuma 1. PDIP terlalu angkuh dan sombong! Sejak dahulu PDIP memang menjalankan politik dengan sangat kaku, tidak fleksible. Itulah mengapa, banyak hal-hal yang seharusnya dimenangi oleh PDIP di MPR/DPR, PDIP lebih banyak menjadi pecundang. Kader-kader PDIP lebih senang menikmati euforia kemenangan, tanpa pernah bersiap menggalang kekuatan dan mempersiapkan kadernya untuk maju dalam kurun 5 tahun kedepan. PDIP menginginkan Ahok menyembah-nyembah kepada Mega dan PDIP, mengemis-ngemis minta dukungan, dan ikut audisi macam Indonesia I***. Terbukti koq kegusaran mereka. Buktinya saat Nasdem memberi dukungan ke Ahok, sikap nyinyir mereka mulai muncul. Ditambah lagi saat Hanura mendukung Ahok. Makin nyinyir! Triple Kill dari Golkar. Hanguslah harapan mereka mendukung Ahok dan menggiring Ahok masuk dalam jaring-jaring politik mereka.

Naiknya suara PDIP pada pileg kemarin sebenarnya adalah imbas dari nama besar Joko Widodo. Siapa yang mau membantah? Adakah orang yang merasa bahwa itu adalah berkat usahanya? Hehehe... Lagu lama! Dulu juga waktu PDIP menang Pemilu, semua orang merasa paling berjasa, paling hebat, dan paling-paling yang lainnya.

Hinaan, sikap yang meremehkan Teman Ahok selalu ditampakkan oleh mereka. Ini sebenarnya telah menempatkan mereka sama dan sejajar dengan haters Ahok yang notabene adalah orang-orang yang berseberangan dengan PDIP, Mega, dan Jokowi. Namun entah mengapa, justru kader-kader PDIP ini memberi ruang pada musuh-musuh mereka makin menyerang AHok. Padahal secara tidak langsung, jika musuh-musuh politik mereka menyerang Ahok, itu sama saja dengan menyerang PDIP, karena Jokowi-Ahok itu mereka yang mengusung!

Munculnya pospera yang digawangi oleh Adian Napitupulu, dan diresmikan oleh Jokowi, sekaligus di akte pendiriannya ada nama Joko Widodo sebagai Pelindung, ini sinyalemen buruk dalam berpolitik! Adian ingin memberi sinyal pada Ahok, bahwa Jokowi ada dalam kekuasaan mereka, bukan Ahok! Dan ini menjadi pelajaran bagi Jokowi, bahwa tidak semua yang berteman itu punya niat baik. Sipapa memanfaatkan siapa. Pospera bagai mengadu antara dua teman yang sangat baik hubungannya, merusak hubungan baik mereka, yaitu Joko Widodo sebagai Presiden dengan Basuki Tjahaya Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Apa yang kau cari Adian? Ingin membuktikan bahwa kau lebih dekat dengan Mega dibanding Ahok? Ingin membuktikan bahwa kau lebih dekat ke Jokowi dibanding Ahok? Atau ingin memberi jalan bagi kader partai kau yang sekarang menjadi wakil Gubernur? Kau benci kemunafikan Orde Baru? Kau benci dengan ketidakjujuran Orde Baru? Kau muak dengan praktek culas politik Orde Baru? Lalu kenapa kau sekarang justru mempertontonkan keculasan itu? Kenapa kau Adian?
______________________________________________________________

PDIP: Tak Ada Alasan Menyebut Kami Sabotase Calon Independen!


Jakarta - Salah satu eks relawan Teman Ahok yang 'mbalelo', Richard Sukarno, mengakui dirinya simpatisan PDIP dan pernah jadi anggota Pospera. PDIP menegaskan tak terkait upaya menggoyang Teman Ahok dengan berbagai isu miring tersebut.

"Tidak ada alasan menyebut kami melakukan sabotase calon perseorangan," kata Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menanggapi hal itu di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (23/6/2016).

Basarah mengatakan, bila PDIP hendak menghalau calon perseorangan, tak mungkin setuju dengan UU Pilkada. Meski tak sejalan dengan sistem calon perseorangan, tetapi PDIP tetap menghormati.

"Calon perseorangan silakan saja, tapi juga jangan ganggu partai politik," ujar dia.

PDIP hingga saat ini disebut Basarah belum melirik Basuki T Purnama (Ahok) bila tetap di jalur independen. PDIP tetap akan memunculkan kader.

"Kita kan partai kader, dibayar pemerintah untuk lakukan kaderisasi. Tidak mungkin kita mendukung calon yang tidak ada kader kita," pungkas dia.
Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
http://news.detik.com/berita/3240459...lon-independen
Diubah oleh n4z1 25-06-2016 13:48
0
3.7K
83
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan