Lima orang Mantan Teman Ahok menyatakan mundur dari relawan pengumpul Kartu Tanda Penduduk (KTP) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Bahkan mereka membeberkan bukti bahwa selama ini, KTP dukungan yang dikumpulkan oleh Teman Ahok merupakan hasil dari membeli, bukan sukarela seperti yang diberitakan selama ini.

Mengomentari mundurnya beberapa orang dari Teman Ahok tersebut, Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menilai bahwa sebuah organisasi sebesar Teman Ahok wajar saja jika terjadi perpecahan.

"Menurut saya, fenomena yang terjadi dua atau tiga hari terakhir itu kita perlu sikapi dengan bijak. Bahwa dalam sebuah organisasi yang besar dan mampu mengumpulkan satu juta tanda tangan pasti ada gesekan seperti itu," papar pria yang akrab disapa Sandi itu di Kantor DPP PAN Jalan Senopati Kebayoran Baru Jakarta Selatan, kemarin.

Sandi menyatakan, jika apa yang dilakukan oleh Teman Ahok terbukti benar dalam mengumpulkan KTP dengan cara membeli, hal itu telah masuk ke wilayah hukum.
"Yang saya khawatir sekali kalau memang ada tuduhan yang disampaikan ternyata benar, dan ini masuk ranah hukum. Ini merupakan satu tanda tanya besar dari segi transparansi dan ada kemungkinan abuse of power bahwa penyalahgunaan kekuasaan bahwa seseorang yang menjadi petahana menggunakan posisinya melalui perahu yang di-create untuk menggalang dana dan juga mengumpulkan KTP dukungan," tuturnya.

Oleh karena itu, lanjut Sandi, tranparansi dan akuntabilitas itu yang harus dikedepankan dari gerakan-gerakan yang menamakan dirinya sebagai gerakan independen.

"Ternyata sekarang yang seperti disampaikan membuat kami bertanya-tanya. Tapi saya tidak ingin berkomentar kalau ini masalahnya ada di ranah hukum kita yakin mudah-mudahan gesekan tadi bisa diselesaikan pimpinan dari Teman Ahok. Saya doakan mumpung bulan Ramadan, ya rukun-rukunlah," pungkas dia


http://news.okezone.com/read/2016/06...ng-membeli-ktp