Singapura

Transportasi umum tanpa pengemudi diperkirakan akan tiba di Asia pada akhir tahun ini. Perusahaan transportasi SMRT dan perusahaan angkutan otomatis “2getthere” asal Belanda telah bermitra untuk menciptakan “Group Rapid Transit” (GRT) yang sudah mulai beroperasi di Singapura dan kawasan Asia-Pasifik pada 2016.

GRT memiliki kapasitas 24 penumpang pada satu waktu dan beroperasi tergantung pada kondisi cuaca dan menggunakan navigasi. GRT ini ideal untuk transportasi di pusat kota, lingkungan perumahan, taman hiburan dan bandara.

Sebuah proyek GRT sudah dipasang di Amsterdam Airport Schiphol dan taman bisnis Rivium di Belanda. Kendaraan serupa yang dikenal sebagai Personal Rapid Transit (PRT) sudah beroperasi di Masdar City, sebuah proyek di Abu Dhabi.

Untuk masalah bahan bakar, GRT didorong oleh baterai Lithium-fosfat yang mampu menempuh jarak sejauh 60 kilometer setelah pengisian selama 1,5 jam.

Sementara itu, Ford juga sedang mengembangkan armadanya yang bisa dijalankan tanpa pengemudi.


Belanda

Minibus listrik buatan Belanda, WEpod (yang juga tanpa kemudi), mampu menampung 12 orang dengan kecepatan maksimal 24 km per jam.

Minibus listrik ini beroperasi mengangkut penumpang dari Wageningen ke Ede di provinsi Gelderland. WEpod ini menjadi angkutan umum tanpa kemudi dan sopir pertama di dunia.

Berikut ini interior WEpod.

Begini kurang lebih ilustrasi interior WEpod.

Jika berisikan penumpang:

Sementara itu, untuk sistem pemberhentian WEpod ini, mirip seperti ojek online yang menggunakan aplikasi pada smartphone. Keren ya..


Swiss

Sementara itu, Swiss juga sudah mempunyai sistem angkutan umum tanpa pengemudi seperti di atas. Angkutan umum listrik pertama buatan PostAuto Schweiz ini memiliki 11 kursi penumpang dengan kecepatan maksimal 20 km per jam. Warna kendaraan ini cerah sehingga menarik perhatian orang-orang.



Tertarik mencoba?

Baca juga: Ini yang bikin turis betah liburan di Bali!
Sumber: http://adventuretravel.co.id/news-and-tips/