- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Pengagum Rahasia


TS
ermauza12
Pengagum Rahasia
Hallo kaskuser, salam kenal aku newbie disini.
Aku pengen sedikit bercerita tentang sebuah kisah yg sulit untuk aku pahami, mungkin agan2 kaskuser mampu membantuku untuk mendefinisikan seperti apa kisah ini. Aku ga akan berpanjang2 menceritakan kisah ini, mungkin tidak sampai 10 part. Semua nama, lokasi, dan sebagainya disamarkan.
Karna aku newbie jd tolong dimaafkan semua tulisan yg berantakan ini. Untuk yg bertanya ini fiksi atau real, terserah gimana pendapat agan sekalian aja, dinikmati aja tulisan yg ga karuan ini. Aku belum bisa bikin indeks, jd mohon bantuannya ya agan2 semua.
So, let's get start.
Kenalin nama aku Er Mauza, biasa dipanggil Er doang sih, anak pertama dan terakhir alias satu2nya. Aku pernah tinggal di pulau B dari lahir hingga usiaku 15 tahun. Setelah itu aku melanjutkan pendidikan di Jawa Timur. sekarang umurku hampir 22 tahun. Semua kisah ini berawal ketika aku remaja tepatnya berumur sekitar 13 tahun. Masa2 remaja dulu aku ngelewatinnya penuh dengan kesenangan, tanpa beban apapun layaknya anak remaja lainnya mulai suka2an sama lawan jenis, nah disini semua kisah itu dimulai entah bagaimana atau darimana awalnya aku bisa menyukai seseorang yg menurutku selalu tampan dari dulu padahal kata yg lain biasa aja sih. Tapi, karena aku masih remaja jd aku kurang paham apa arti dr rasa suka. Yaudah suka aja, hanya sebatas itu. Dia adalah kakak kelasku yg lebih tua 2 tahun dariku. Aku mengenalnya ketika kami sama2 di TPQ di pulau B. Aku tidak begitu banyak tau tentang Dia, tp entah kenapa rasa itu tiba2 saja muncul tanpa alasan yg kuat. Karena aku memang pribadi yg introvert aku memilih untuk diam, dan merahasiakannya dr sahabatku sebut saja namanya Tini yg biasanya selalu tau apapun rahasia yg kumiliki. Karena ketika aku ingin bercerita aku juga belum terlalu paham rasa apa yg hadir. Hingga akhirnya diamku membawaku ke sebuah titik dimana aku sudah lelah menjadi pengintai di sosial media hanya untuk sekedar tahu aktivitas apa yg sedang dia lakukan, karena untuk menyapa saja aku tidak memiliki cukup keberanian.
Cinta pertama? Mungkinkah cinta pertama seseorang suatu saat akan menjadi jodohnya? Ah cerita seperti ini lebih sering aku temui di sinetron atau film2 jaman sekarang. Akan tetapi aku percaya cinta pertama itu memang sesuatu yg sulit untuk dilupakan. Aku dan Beni adalah teman ngaji satu TPQ di pulau B. Aku gak seberapa mengenal Beni karna mungkin bukan teman sepermainan dan memang dia adalah kakak kelasku 2 tingkat lebih tua dariku. Kami satu sekolah SD, satu SMP juga karna di pulau B saat itu kami tinggal di kecamatan dan pilihan sekolah yang dekat dgn rumah ya hanya itu. Kami gak pernah dekat, bahkan menyapa saja jarang, hanya saja waktu kami kecil kami dan teman2 yg lain sering ejek2an nama orang tua, ejek2an nama kita sendiri diplesetin jd sesuatu yg lucu. Hanya sebatas itu saja kedekatan kami. Ketika mulai beranjak remaja awal di TPQ kami masih tetap sama saling ejek, akan tetapi sudah mengurangi intensitas bercanda yg seperti itu. Saat bulan puasa thn 2007 mataku tiba2 mulai fokus pada Beni, tanpa sengaja aku diam2 mulai memperhatikan dia, dari gerak gerik, senyum, dan aromanya aku mulai hafal. Semua berawal dari situ dan aku memulainya dengan alasan yg gak jelas. Suatu ketika aku sengaja melihat2 foto yg tertempel di kaca lemari, tiba2 ada suara anak perempuan mengagetkanku "dor" aku seketika spontan "astaghfirullah" "yaa Allah riska(nama samaran), ngagetin aja" kataku. Dan dia bertanya "ngapain mbak jam segini kok udah dateng?" "Mbak piket ris, ya kamu kok tumben jam segini udah berangkat? Biasanya kalo ngaji mau selesai kan baru dateng?" Kataku dia menimpali lagi "enak aja, td Riska sendirian mbak dirumah makanya berangkat cepet ngajinya". Btw, Riska ini adalah adik kelasku kalau ga salah 3 tahun dibawahku. Lalu kami pun ngobrol singkat masih di depan lemari kaca yg berisi beberapa foto kegiatan kami. Tiba-tiba Riska bilang "mbak Er kamu lg suka orang ya?". Dalem hati udah deg2an dan mulai bertanya-tanya apa dia tau ya. Aku jawab dgn nada sedikit kikuk "enggak kok, ngapain cobak, ga ada yg bisa disukain disini". Lalu dia langsung menyebut nama seorang teman dari kita sebut saja Sahid. "Mbak Er suka sama kak Sahid ya"?. Seketika aku lega mendengarnya ketika bocah itu tidak menyebut nama Beni. Aku jawab "hah? Ya enggak lah". Tapi dia terus memaksa bahwa aku menyukai Sahid, akhirnya karna untuk menutupi semua rasa ku pada Beni agar tak ada seorangpun yg Curiga aku mengikuti saja apapun itu. Bahkan terkadang aku mempermalukan diriku sendiri dgn titip salam yg ga jelas ke Sahid melalui si Riska ini. Ga lama gosip pun tersebar luas hingga aku gak mampu mengendalikan ejekan teman2ku, setiap melihatku mereka selalu berkata "ciee Er cie Er sama Sahid cie". Bodohnya aku menjawab hal itu dgn menggunakan tawa, semakin mereka menjadi kalap membully aku termasuk si Beni yg juga ikut2an seperti itu. Yg awalnya aku biasa2 aja sama Sahid karna gosip seperti itu kami jadi jarang ngobrol lagi. Aku rela jadi anjing yg ngejar2 Sahid demi menutupi rasaku terhadap Beni. Aku rela merendahkan diri seperti itu hanya demi rasa yg aku belum begitu paham maknanya.
Masih tetap seperti itu hingga waktu yg lumayan lama. Dan aku tetap menjaga rasa yg hadir itu. Terkadang getarnya hebat, terkadang biasa saja. Tapi ketika ngeliat dia bawaannya seneng aja. Terkadang suka caper, tapi mungkin Beni ga pernah sadar karna memang yg dia dan mereka tau aku menyukai Sahid bukan Beni. Memasuki usia2 SMP gosip itu pun mulai berhenti. Karna kami sudah jarang ngaji di TPQ lg mungkin kesibukan masing2 ya anak SMP, jadi jarang bertemu. Tapi tetap rasa itu masih ada, meskipun terkadang hanya getar2 kecil. Dulu aku tidak pernah lelah menyimpan rasa itu. Akan tetapi saat SMP aku mulai mengenal beberapa pria, dan ada salah satunya yg jatuh hati, entah kenapa aku mau dan the first time i have boyfriend. Anak SMP jaman dulu kalo pacaran ga aneh2 gan, ketemu aja kadang malu buat ngobrol. Kita sebut namanya Hari, aku dan si Hari ini ga lama pacarannya, mungkin cuma 3 minggu, karna aku tau dia suka minum2an keras gitu, langsung bikin aku ilfil gitu, tapi tetap aku yg diputusin karna aku sengaja cuekin. Dia kakak tingkat aku 2 tahun jadi seangkatan sama Beni. Selama SMP aku cuma main2 aja ga beneran suka ketika menjalin hubungan dengan seseorang karna rata2 beda agama denganku. Ketika aku menjalin hubungan dengan beberapa pria mungkin rasa itu getarnya tidak terlalu kuat, hanya saja sepertinya sudah berakar jadi tetap ada getar sedikit.
Ketika musim liburan tiba...
Next part 2.
Ketika musim liburan tiba, di mana sebelum liburan sudah pasti ada acara perpisahan sekolah. Tahun ini adalah tahun angkatan Beni yg harus berpisah dengan sekolah tercinta kita. Sudah lama, sejak terakhir bertemu dengannya, sejak terakhir berbicara dengannya dan sejak terakhir aku lihat tawa itu. Semenjak saat itu aku sudah tidak pernah bertemu atau melihatnya lagi. Rasa yg ada dalam dada mulai sedikit terhapus tapi tidak sepenuhnya terhapus. Ah, rasa apa ini sebenarnya? Kenapa begitu mengganggu batinku? Sedangkan dia tak pernah tau apa2 tentangku, akupun tak tau apa2 tentangnya. Karna di jaman ini masih belum ada yg namanya sosial media sebagai wadah untuk mengintai, jadi aku hanya menikmati setiap terpaan rasa yg ada setiap hari seperti itu. Terkadang rindunya menyakitkan, terkadang rasanya tak bisa dilukiskan, hingga untuk menerima pria lain masuk ke hati sempat mengalami kesusahan. Oh Tuhan, harus sampai kapan rasa yg tak bisa kupahami ini menetap di hati? Mungkin kah hingga nanti ketika usiaku sudah memahami tentang hal yg seperti ini? Aku juga sempat berpikir ah sudahlah mungkin ini hanya cinta remaja yg tidak akan lama lagi pasti akan menghilang dan tergantikan dengan yg lain yg lebih indah. Hari-hari terus berlalu dan Akupun tetap menjalani rutinitasku seperti biasa, sekolah, mengerjakan PR, dan bermain. Hingga tiba saat aku lulus dari sekolah SMP dan melanjutkan studi di Jawa Timur hingga saat itu aku ga pernah tau apa kabar dia? Dimana dia saat itu? Memang aku tidak pernah berusaha untuk mencari tahu tentangnya tapi hatiku secara diam2 ingin terus mengetahuinya, tapi sia-sia aku tak pernah mendengar kabarnya sedikitpun. Akhirnya setelah euforia kelulusan aku pun berpamitan dengan semua sahabat serta saudara2ku untuk melanjutkan studi ku di Jawa Timur. Tangis haru sahabatku Tini yg ga rela aku pindah sekolah membuatku berat juga tapi apalah daya ini sudah menjadi keputusanku dan juga keputusan dari orangtuaku untuk menimba ilmu di sekolah yg berlatar belakang agama. Sehari sebelum aku berangkat Tini mengirimkan pesan singkat seperti ini "aku takut ketika nanti kita ketemu lagi kita bakal canggung, aku masih pengen kita kayak sekarang yg ga ada batas, yg ga ada jarak. Semoga kita nanti ga sampe lost contact dan tetep ngabarin satu sama lain ya." Seketika tangisku pecah dipangkuan Ibuku dan sempat terbersit ragu dihati untuk meninggalkan Pulau yg begitu indah ini. Tapi sekali lagi orangtuaku menginginkan yg lebih baik untuk anaknya. Sebagai anak tunggal aku memang manja terutama pada kedua orangtuaku dan nenekku. Akan tetapi aku tidak manja seperti yg orang lain lihat. Aku juga bisa melakukan pekerjaan seperti anak perempuan yg lainnya.
Di pertengahan tahun 2009 aku mulai mengawali hariku di Jawa Timur dengan rutinitas yg baru, suasana yg baru dan sahabat yg baru. Tapi hati tetap belum ada yg baru, masih tetap Beni walaupun getarnya sedikit mereda tapi tetap saja masih ada.
Aku pun mencoba untuk memulai hariku yg baru disini di Kota ini, aku mulai aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yg diadakan sekolah. Sampai pada saatnya aku mulai membuka hati dan menepiskan rasa untuk Beni itu. Aku mulai dikenal kakak kelas karna aku mungkin anak baru dan berasal dari luar pulau.
Banyak yg mulai mendekati, banyak yg bermodus seperti ingin menjadi sahabat atau sekedar ingin mengenal lebih dekat dan ujung-ujungnya mereka pada menyatakan cinta (red: nembak). Ah sudah kuduga lelaki semua seperti itu. Aku tidak terlalu menanggapi jika yg mendekat hanya karna menginginkan hal tersebut. Setelah aku menepiskan rasaku yg bertahan bertahun-tahun pada Beni ada teman sekelas yg menarik perhatianku, namanya Faiz, memang kami sekelas tapi kami jarang bertegur sapa layaknya seorang teman, dia pendiam dan membuatku sungkan sendiri ketika akan memulai percakapan. Faiz adalah orang yg mampu menggeser Beni dari hatiku meskipun sisa-sisa rasa itu masih ada. Akan tetapi pada saat yg sama ada satu kakak kelas yg berusaha menarik perhatianku sebut saja namanya Idris, dia kakak kelasku 1 tahun. Dia mulai intens menunjukkan perhatiannya, mulai sering mengirimkan gift kecil untukku. Dan tiba suatu malam handphoneku berdering tertera di layar handphoneku nomor tanpa ada nama. Aku abaikan saja karna aku sudah ngantuk dan malas meladeni hal-hal yg ga penting. Tapi semakin aku abaikan semakin aku penasaran karna tak hentinya telponku berdering. Akhirnya dengan sedikit rasa malas dan deg deg an aku angkat telponnya.
"Hallo, assalamualaikum?".
"Waalaikumsalam, udah tidur Er?" Jawab seseorang di seberang sana
"Ini siapa ya maaf?," kataku
"Ini Idris Er" jawabnya
"Oalah kak Idris, kirain aku siapa tumben telpon malem2 gini dan pake nomor baru pula" sahutku
Idris menimpali "aku ganggu kamu ga Er?" Aku jawab " enggak kok kak, ada apa emang?"
" ga ada apa2 kok, aku cuma mau bilang aku mulai suka kamu, kamu mau gak jadi pacar aku?"
Gila ni cowo to the point amat ya kalo ngomong batinku
"Apa kak? Ga terlalu cepet itu? Aku mah ga mau ah kalo ditembak gini lewat telpon, kesannya cuma buat mainan doang"
Seketika dia matikan telponnya.
"Hallo, kak hallo. Tut tuut tuut"
Aku berfikir dia marah setelah aku respon seperti itu. Aku mulai ga enak sendiri. Setelah 15 menit berlalu ada telpon dari nomor yg sama langsung aku angkat "hallo kak Idris?, kok dimatiin gitu aja tadi? Kakak marah ya? Maaf ya kak aku ga bermaksud seperti it" pembicaraanku di potong "coba keluar bentar deh, aku udah depan rumah kamu"
"What?, seriusan kak? Ngapain malem2 gini" dipotong lagi "ayolah keluar" "oke2 aku keluar kak" Dan apa yg aku lihat dia bersama 3 temannya tepat di depan rumahku memegang tulisan I, love, dan you. Wanita mana yg tidak tersentuh dengan hal seperti ini? Akupun terharu dan i said yes i do walaupun hatiku sebernarnya masih menginginkan Faiz, tapi karna melihat usaha kak Idris yg sampai segitunya aku terharu juga.
Entah gimana ceritanya gosip aku jadian sama Idris udah tersebar kemana2, bahkan sekolah tetangga pada tau.
Bulan pertama kami menjalin hubungan semua baik-baik saja lancar saja dan pada bulan ketiga kami menjalin hubungan sudah mulai ada konflik yg membuat kami untuk break sementara.
Saat itu percakapan kami mulai seperti ini
"Yang, kamu udah mulai banyak bohong ya?, kamu kemarin bilang pulang jam 9 dan ga jalan sama mantan kamu, tapi ternyata aku dpt infonya kamu keluar sama mbak Ria"!!
"Kamu tau darimana sih? Gak ah itu bohong, udah ya aku sibuk"
"hallo yang, hallo hallo, tut tut tut"
Panggilan mati. Idris mulai berubah setelah kita jadian selama 3 bulan, dia mulai suka marah2, kasar kalo ngomong, dan jarang ngasi perhatian kecil kayak waktu PDKT. Tapi aku masih bertahan. Dan pada akhirnya aku melihat dgn mata kepalaku sendiri kalo dia emang keluar bareng mantannya. Emosiku memuncak saat itu langsung kuambil handphoneku dan cari nomornya nada sambung samsons kenangan terindah terdengar di telingaku, dua kali aku telpon tak ada jawaban lalu yg ketiga kali baru ada jawaban dan terdengar ramai.
"hallo, iya kenapa?" Jawabnya diseberang sana.
"Kamu dimana sekarang yang?" Berharap dia jujur masih dengan nada yg lembut. " aku lg dirumah temen ini yang, kenapa". Ternyata dia bohong padahal aku lihat dengan matakepala sendiri saat itu dia sedang bermain di Alun-alun kota bersama mantannya. "Oke, aku bilang ya ke kamu aku udah ga bisa lanjutin hubungan ini lagi, jangan pernah tanya aku kenapa, tapi coba tanya ke dirimu sendiri kenapa. Makasih ya kak Idris atas semuanya. Aku pergi" tuuut tuut tuutt
Aku sama sekali ga patah hati, aku biasa saja mungkin karna belum terlalu dalam dan memang Idris bukan orang yg aku inginkan sebenarnya hanya saja aku mencoba untuk setia.
Keesok paginya Idris mendatangi kelasku dan...
Next part 3
Aku pengen sedikit bercerita tentang sebuah kisah yg sulit untuk aku pahami, mungkin agan2 kaskuser mampu membantuku untuk mendefinisikan seperti apa kisah ini. Aku ga akan berpanjang2 menceritakan kisah ini, mungkin tidak sampai 10 part. Semua nama, lokasi, dan sebagainya disamarkan.
Karna aku newbie jd tolong dimaafkan semua tulisan yg berantakan ini. Untuk yg bertanya ini fiksi atau real, terserah gimana pendapat agan sekalian aja, dinikmati aja tulisan yg ga karuan ini. Aku belum bisa bikin indeks, jd mohon bantuannya ya agan2 semua.
So, let's get start.
Spoiler for Prologue:
Kenalin nama aku Er Mauza, biasa dipanggil Er doang sih, anak pertama dan terakhir alias satu2nya. Aku pernah tinggal di pulau B dari lahir hingga usiaku 15 tahun. Setelah itu aku melanjutkan pendidikan di Jawa Timur. sekarang umurku hampir 22 tahun. Semua kisah ini berawal ketika aku remaja tepatnya berumur sekitar 13 tahun. Masa2 remaja dulu aku ngelewatinnya penuh dengan kesenangan, tanpa beban apapun layaknya anak remaja lainnya mulai suka2an sama lawan jenis, nah disini semua kisah itu dimulai entah bagaimana atau darimana awalnya aku bisa menyukai seseorang yg menurutku selalu tampan dari dulu padahal kata yg lain biasa aja sih. Tapi, karena aku masih remaja jd aku kurang paham apa arti dr rasa suka. Yaudah suka aja, hanya sebatas itu. Dia adalah kakak kelasku yg lebih tua 2 tahun dariku. Aku mengenalnya ketika kami sama2 di TPQ di pulau B. Aku tidak begitu banyak tau tentang Dia, tp entah kenapa rasa itu tiba2 saja muncul tanpa alasan yg kuat. Karena aku memang pribadi yg introvert aku memilih untuk diam, dan merahasiakannya dr sahabatku sebut saja namanya Tini yg biasanya selalu tau apapun rahasia yg kumiliki. Karena ketika aku ingin bercerita aku juga belum terlalu paham rasa apa yg hadir. Hingga akhirnya diamku membawaku ke sebuah titik dimana aku sudah lelah menjadi pengintai di sosial media hanya untuk sekedar tahu aktivitas apa yg sedang dia lakukan, karena untuk menyapa saja aku tidak memiliki cukup keberanian.
Spoiler for PART 1:
Cinta pertama? Mungkinkah cinta pertama seseorang suatu saat akan menjadi jodohnya? Ah cerita seperti ini lebih sering aku temui di sinetron atau film2 jaman sekarang. Akan tetapi aku percaya cinta pertama itu memang sesuatu yg sulit untuk dilupakan. Aku dan Beni adalah teman ngaji satu TPQ di pulau B. Aku gak seberapa mengenal Beni karna mungkin bukan teman sepermainan dan memang dia adalah kakak kelasku 2 tingkat lebih tua dariku. Kami satu sekolah SD, satu SMP juga karna di pulau B saat itu kami tinggal di kecamatan dan pilihan sekolah yang dekat dgn rumah ya hanya itu. Kami gak pernah dekat, bahkan menyapa saja jarang, hanya saja waktu kami kecil kami dan teman2 yg lain sering ejek2an nama orang tua, ejek2an nama kita sendiri diplesetin jd sesuatu yg lucu. Hanya sebatas itu saja kedekatan kami. Ketika mulai beranjak remaja awal di TPQ kami masih tetap sama saling ejek, akan tetapi sudah mengurangi intensitas bercanda yg seperti itu. Saat bulan puasa thn 2007 mataku tiba2 mulai fokus pada Beni, tanpa sengaja aku diam2 mulai memperhatikan dia, dari gerak gerik, senyum, dan aromanya aku mulai hafal. Semua berawal dari situ dan aku memulainya dengan alasan yg gak jelas. Suatu ketika aku sengaja melihat2 foto yg tertempel di kaca lemari, tiba2 ada suara anak perempuan mengagetkanku "dor" aku seketika spontan "astaghfirullah" "yaa Allah riska(nama samaran), ngagetin aja" kataku. Dan dia bertanya "ngapain mbak jam segini kok udah dateng?" "Mbak piket ris, ya kamu kok tumben jam segini udah berangkat? Biasanya kalo ngaji mau selesai kan baru dateng?" Kataku dia menimpali lagi "enak aja, td Riska sendirian mbak dirumah makanya berangkat cepet ngajinya". Btw, Riska ini adalah adik kelasku kalau ga salah 3 tahun dibawahku. Lalu kami pun ngobrol singkat masih di depan lemari kaca yg berisi beberapa foto kegiatan kami. Tiba-tiba Riska bilang "mbak Er kamu lg suka orang ya?". Dalem hati udah deg2an dan mulai bertanya-tanya apa dia tau ya. Aku jawab dgn nada sedikit kikuk "enggak kok, ngapain cobak, ga ada yg bisa disukain disini". Lalu dia langsung menyebut nama seorang teman dari kita sebut saja Sahid. "Mbak Er suka sama kak Sahid ya"?. Seketika aku lega mendengarnya ketika bocah itu tidak menyebut nama Beni. Aku jawab "hah? Ya enggak lah". Tapi dia terus memaksa bahwa aku menyukai Sahid, akhirnya karna untuk menutupi semua rasa ku pada Beni agar tak ada seorangpun yg Curiga aku mengikuti saja apapun itu. Bahkan terkadang aku mempermalukan diriku sendiri dgn titip salam yg ga jelas ke Sahid melalui si Riska ini. Ga lama gosip pun tersebar luas hingga aku gak mampu mengendalikan ejekan teman2ku, setiap melihatku mereka selalu berkata "ciee Er cie Er sama Sahid cie". Bodohnya aku menjawab hal itu dgn menggunakan tawa, semakin mereka menjadi kalap membully aku termasuk si Beni yg juga ikut2an seperti itu. Yg awalnya aku biasa2 aja sama Sahid karna gosip seperti itu kami jadi jarang ngobrol lagi. Aku rela jadi anjing yg ngejar2 Sahid demi menutupi rasaku terhadap Beni. Aku rela merendahkan diri seperti itu hanya demi rasa yg aku belum begitu paham maknanya.
Masih tetap seperti itu hingga waktu yg lumayan lama. Dan aku tetap menjaga rasa yg hadir itu. Terkadang getarnya hebat, terkadang biasa saja. Tapi ketika ngeliat dia bawaannya seneng aja. Terkadang suka caper, tapi mungkin Beni ga pernah sadar karna memang yg dia dan mereka tau aku menyukai Sahid bukan Beni. Memasuki usia2 SMP gosip itu pun mulai berhenti. Karna kami sudah jarang ngaji di TPQ lg mungkin kesibukan masing2 ya anak SMP, jadi jarang bertemu. Tapi tetap rasa itu masih ada, meskipun terkadang hanya getar2 kecil. Dulu aku tidak pernah lelah menyimpan rasa itu. Akan tetapi saat SMP aku mulai mengenal beberapa pria, dan ada salah satunya yg jatuh hati, entah kenapa aku mau dan the first time i have boyfriend. Anak SMP jaman dulu kalo pacaran ga aneh2 gan, ketemu aja kadang malu buat ngobrol. Kita sebut namanya Hari, aku dan si Hari ini ga lama pacarannya, mungkin cuma 3 minggu, karna aku tau dia suka minum2an keras gitu, langsung bikin aku ilfil gitu, tapi tetap aku yg diputusin karna aku sengaja cuekin. Dia kakak tingkat aku 2 tahun jadi seangkatan sama Beni. Selama SMP aku cuma main2 aja ga beneran suka ketika menjalin hubungan dengan seseorang karna rata2 beda agama denganku. Ketika aku menjalin hubungan dengan beberapa pria mungkin rasa itu getarnya tidak terlalu kuat, hanya saja sepertinya sudah berakar jadi tetap ada getar sedikit.
Ketika musim liburan tiba...
Next part 2.
Spoiler for PART 2:
Ketika musim liburan tiba, di mana sebelum liburan sudah pasti ada acara perpisahan sekolah. Tahun ini adalah tahun angkatan Beni yg harus berpisah dengan sekolah tercinta kita. Sudah lama, sejak terakhir bertemu dengannya, sejak terakhir berbicara dengannya dan sejak terakhir aku lihat tawa itu. Semenjak saat itu aku sudah tidak pernah bertemu atau melihatnya lagi. Rasa yg ada dalam dada mulai sedikit terhapus tapi tidak sepenuhnya terhapus. Ah, rasa apa ini sebenarnya? Kenapa begitu mengganggu batinku? Sedangkan dia tak pernah tau apa2 tentangku, akupun tak tau apa2 tentangnya. Karna di jaman ini masih belum ada yg namanya sosial media sebagai wadah untuk mengintai, jadi aku hanya menikmati setiap terpaan rasa yg ada setiap hari seperti itu. Terkadang rindunya menyakitkan, terkadang rasanya tak bisa dilukiskan, hingga untuk menerima pria lain masuk ke hati sempat mengalami kesusahan. Oh Tuhan, harus sampai kapan rasa yg tak bisa kupahami ini menetap di hati? Mungkin kah hingga nanti ketika usiaku sudah memahami tentang hal yg seperti ini? Aku juga sempat berpikir ah sudahlah mungkin ini hanya cinta remaja yg tidak akan lama lagi pasti akan menghilang dan tergantikan dengan yg lain yg lebih indah. Hari-hari terus berlalu dan Akupun tetap menjalani rutinitasku seperti biasa, sekolah, mengerjakan PR, dan bermain. Hingga tiba saat aku lulus dari sekolah SMP dan melanjutkan studi di Jawa Timur hingga saat itu aku ga pernah tau apa kabar dia? Dimana dia saat itu? Memang aku tidak pernah berusaha untuk mencari tahu tentangnya tapi hatiku secara diam2 ingin terus mengetahuinya, tapi sia-sia aku tak pernah mendengar kabarnya sedikitpun. Akhirnya setelah euforia kelulusan aku pun berpamitan dengan semua sahabat serta saudara2ku untuk melanjutkan studi ku di Jawa Timur. Tangis haru sahabatku Tini yg ga rela aku pindah sekolah membuatku berat juga tapi apalah daya ini sudah menjadi keputusanku dan juga keputusan dari orangtuaku untuk menimba ilmu di sekolah yg berlatar belakang agama. Sehari sebelum aku berangkat Tini mengirimkan pesan singkat seperti ini "aku takut ketika nanti kita ketemu lagi kita bakal canggung, aku masih pengen kita kayak sekarang yg ga ada batas, yg ga ada jarak. Semoga kita nanti ga sampe lost contact dan tetep ngabarin satu sama lain ya." Seketika tangisku pecah dipangkuan Ibuku dan sempat terbersit ragu dihati untuk meninggalkan Pulau yg begitu indah ini. Tapi sekali lagi orangtuaku menginginkan yg lebih baik untuk anaknya. Sebagai anak tunggal aku memang manja terutama pada kedua orangtuaku dan nenekku. Akan tetapi aku tidak manja seperti yg orang lain lihat. Aku juga bisa melakukan pekerjaan seperti anak perempuan yg lainnya.
Di pertengahan tahun 2009 aku mulai mengawali hariku di Jawa Timur dengan rutinitas yg baru, suasana yg baru dan sahabat yg baru. Tapi hati tetap belum ada yg baru, masih tetap Beni walaupun getarnya sedikit mereda tapi tetap saja masih ada.
Aku pun mencoba untuk memulai hariku yg baru disini di Kota ini, aku mulai aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yg diadakan sekolah. Sampai pada saatnya aku mulai membuka hati dan menepiskan rasa untuk Beni itu. Aku mulai dikenal kakak kelas karna aku mungkin anak baru dan berasal dari luar pulau.
Banyak yg mulai mendekati, banyak yg bermodus seperti ingin menjadi sahabat atau sekedar ingin mengenal lebih dekat dan ujung-ujungnya mereka pada menyatakan cinta (red: nembak). Ah sudah kuduga lelaki semua seperti itu. Aku tidak terlalu menanggapi jika yg mendekat hanya karna menginginkan hal tersebut. Setelah aku menepiskan rasaku yg bertahan bertahun-tahun pada Beni ada teman sekelas yg menarik perhatianku, namanya Faiz, memang kami sekelas tapi kami jarang bertegur sapa layaknya seorang teman, dia pendiam dan membuatku sungkan sendiri ketika akan memulai percakapan. Faiz adalah orang yg mampu menggeser Beni dari hatiku meskipun sisa-sisa rasa itu masih ada. Akan tetapi pada saat yg sama ada satu kakak kelas yg berusaha menarik perhatianku sebut saja namanya Idris, dia kakak kelasku 1 tahun. Dia mulai intens menunjukkan perhatiannya, mulai sering mengirimkan gift kecil untukku. Dan tiba suatu malam handphoneku berdering tertera di layar handphoneku nomor tanpa ada nama. Aku abaikan saja karna aku sudah ngantuk dan malas meladeni hal-hal yg ga penting. Tapi semakin aku abaikan semakin aku penasaran karna tak hentinya telponku berdering. Akhirnya dengan sedikit rasa malas dan deg deg an aku angkat telponnya.
"Hallo, assalamualaikum?".
"Waalaikumsalam, udah tidur Er?" Jawab seseorang di seberang sana
"Ini siapa ya maaf?," kataku
"Ini Idris Er" jawabnya
"Oalah kak Idris, kirain aku siapa tumben telpon malem2 gini dan pake nomor baru pula" sahutku
Idris menimpali "aku ganggu kamu ga Er?" Aku jawab " enggak kok kak, ada apa emang?"
" ga ada apa2 kok, aku cuma mau bilang aku mulai suka kamu, kamu mau gak jadi pacar aku?"
Gila ni cowo to the point amat ya kalo ngomong batinku
"Apa kak? Ga terlalu cepet itu? Aku mah ga mau ah kalo ditembak gini lewat telpon, kesannya cuma buat mainan doang"
Seketika dia matikan telponnya.
"Hallo, kak hallo. Tut tuut tuut"
Aku berfikir dia marah setelah aku respon seperti itu. Aku mulai ga enak sendiri. Setelah 15 menit berlalu ada telpon dari nomor yg sama langsung aku angkat "hallo kak Idris?, kok dimatiin gitu aja tadi? Kakak marah ya? Maaf ya kak aku ga bermaksud seperti it" pembicaraanku di potong "coba keluar bentar deh, aku udah depan rumah kamu"
"What?, seriusan kak? Ngapain malem2 gini" dipotong lagi "ayolah keluar" "oke2 aku keluar kak" Dan apa yg aku lihat dia bersama 3 temannya tepat di depan rumahku memegang tulisan I, love, dan you. Wanita mana yg tidak tersentuh dengan hal seperti ini? Akupun terharu dan i said yes i do walaupun hatiku sebernarnya masih menginginkan Faiz, tapi karna melihat usaha kak Idris yg sampai segitunya aku terharu juga.
Entah gimana ceritanya gosip aku jadian sama Idris udah tersebar kemana2, bahkan sekolah tetangga pada tau.
Bulan pertama kami menjalin hubungan semua baik-baik saja lancar saja dan pada bulan ketiga kami menjalin hubungan sudah mulai ada konflik yg membuat kami untuk break sementara.
Saat itu percakapan kami mulai seperti ini
"Yang, kamu udah mulai banyak bohong ya?, kamu kemarin bilang pulang jam 9 dan ga jalan sama mantan kamu, tapi ternyata aku dpt infonya kamu keluar sama mbak Ria"!!
"Kamu tau darimana sih? Gak ah itu bohong, udah ya aku sibuk"
"hallo yang, hallo hallo, tut tut tut"
Panggilan mati. Idris mulai berubah setelah kita jadian selama 3 bulan, dia mulai suka marah2, kasar kalo ngomong, dan jarang ngasi perhatian kecil kayak waktu PDKT. Tapi aku masih bertahan. Dan pada akhirnya aku melihat dgn mata kepalaku sendiri kalo dia emang keluar bareng mantannya. Emosiku memuncak saat itu langsung kuambil handphoneku dan cari nomornya nada sambung samsons kenangan terindah terdengar di telingaku, dua kali aku telpon tak ada jawaban lalu yg ketiga kali baru ada jawaban dan terdengar ramai.
"hallo, iya kenapa?" Jawabnya diseberang sana.
"Kamu dimana sekarang yang?" Berharap dia jujur masih dengan nada yg lembut. " aku lg dirumah temen ini yang, kenapa". Ternyata dia bohong padahal aku lihat dengan matakepala sendiri saat itu dia sedang bermain di Alun-alun kota bersama mantannya. "Oke, aku bilang ya ke kamu aku udah ga bisa lanjutin hubungan ini lagi, jangan pernah tanya aku kenapa, tapi coba tanya ke dirimu sendiri kenapa. Makasih ya kak Idris atas semuanya. Aku pergi" tuuut tuut tuutt
Aku sama sekali ga patah hati, aku biasa saja mungkin karna belum terlalu dalam dan memang Idris bukan orang yg aku inginkan sebenarnya hanya saja aku mencoba untuk setia.
Keesok paginya Idris mendatangi kelasku dan...
Next part 3
Diubah oleh ermauza12 21-06-2016 15:46


anasabila memberi reputasi
1
3.8K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan