1. Granit Xhaka (Swiss).



Tidak di ragukan lagi Xhaka merupakan alasan kenapa Swiss bisa lolos fase grup untuk pertama kali. Merupakan otak dari pengaturan permainan Swiss. Meski tidak menciptakan gol atau assist, tapi Xhaka merupakan pemain paling aktif swiss di fase grup kali ini dengan melepaskan 305 passing, 283 lain nya tepat sasaran. Atau 92% akurasi passing nya. Tidak heran pemain yang baru saja di beli Arsenal tersebut, di ganjar 2x man of the match di pertandingan grup A (vs Albania, vs Rumania).

2. Dmitri Payet.



Saat publik tuan rumah mengharapkan Griezman sebagai daya gedor timnas Prancis, tidak di sangka ternyata Payet lah yang menjadi sosok penyelamat. 2 gol dan 1 assist nya masing-masing melawan Romania dan Albania di menit-menit akhir menjadi pengantar Prancis lolos fase grup, yang mana kedua pertandingan tersebut Payet menyabet man of the match (vs Albania, vs Rumania).

3. Andres Iniesta.



Morata memang pencetak gol terbanyak Spanyol dengan 3 gol, namun nyawa permainan terletak pada Iniesta. Memainkan posesion football ciri khas Spanyol, Iniesta menjadi tumpuan dalam membangun serangan. Pergerakan nya menyulitkan pemain lawan, dan yang paling penting umpan-umpan ajaib nya bisa di bilang sangat jitu. Iniesta hampir tidak pernah kehilangan cara dalam mengumpan dan menemukan pergerakan teman-teman nya. Akurasi passing nya pun mencapai 93%. 1 assist di buat saat melawan Rep. Ceko, dan 2x dia mendapat penghargaan man of the match (vs Rep. Ceko, vs turki).

4. Ivan Perisic.



Perisic seperti nya tau bahwa dia lah tumpuan serangan Kroasia dan ia melakukan tugas nya dengan sangat baik. Pergerakan perisic sangat merepotkan permainan lawan. Dan puncak nya ketika mengalahkan salah satu favorit juara Spanyol, saat itu dia membukukan 1 gol dan 1 assist (man of the match). Dengan total 2 gol dan 1 assist, arti nya Perisic terlibat lebih dari setengah gol Kroasia (5 gol).

5. Aaron Ramsey.



Gareth Bale sudah pasti bintang utama Wales, namun kegemilangan Bale di lapangan juga ada karena dukungan duet nya yang tak kalah mematikan, yaitu Ramsey. Sebagai pemain depan, Ramsey tak segan-segan turun membantu pertahanan atau menyusun serangan, maka tak heran dia menjadi pelepas passing terbanyak wales dengan 147 operan. Permainan Ramsey sangat mencolok saat melawan Russia (man of the match). Maka nya Wales mengalami kebuntuan saat permainannya di matikan pada pertandingan melawan Inggris.

6. Hannes Halldorson.



Islandia seperti nya patut berterima kasih pada kiper 32 tahun ini, pasal nya berkat penyelamatan gemilang nya lah Islandia mampu lolos dari fase grup sebagai juara. Di bawah mistar gawang Islandia, Halldorson sukses melakukan 19 kali penyelamatan, terbanyak di kompetisi sejauh ini. Termasuk aksi-aksi nya saat melawan portugal dengan 9 kali penyelamatan.

7. Toni Kroos



Kroos menjadi pemain dengan umpan terbanyak di fase grup, ia juga sukses membukukan 1 assist pada pertandingan melawan ukraina (man of the match). Sebanyak 353 operan ia lepaskan, 93% tepat sasaran, menjadi pemain paling aktif memberikan operan di turnamen sejauh ini. Predikat "raja passing" memang sudah melekat pada sosok Kroos, terlihat pada saat kualifikasi, Kroos melakukan 1.108 operan hanya dari 9 pertandingan.