- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
TOLERANSI ???


TS
fabousss
TOLERANSI ???
Kemarin tahun lalu heboh2nya makna toleransi apa hukumnya mengucapkan selamat hari raya ke agama selain islam
dan sekarang kembali berita2 serupa yang membuat pertanyaan apakah islam itu tidak toleransi ? orang jualan aja dilarang waktu bulan ramadhan ? kok gitu sih islam gak toleran amat ?
efek media emang luar biasa, dengan bermodal judul" Ibu Ini Menangis saat Dagangannya Disita karena Berjualan Siang Hari di Bulan Ramadhan"
mampu mencuci otak penonton dan mengubah sudut pandang pemirsa menjadi kenapa gitu y islam ,, kok puasa aja minta di hormati?
saking berhasilnya media membuat sebuah opini, masyarakat lupa kalau Ibu penjual warteg tersebut bersalah karena telah melanggar Perda , kenapa judul beritanya ngak kayak gini '' Seorang Ibu penjual warteg dagangannya di sita karena melanggar perda yang telah di terapkan, ??
ya karena sudah ditelan mentah2 upil, orang yang melanggar peraturan tetap dibela, bahkan saling gotong royong, patungan, donasi untuk si ibu warteg yang melanggar perda tersebut,
salam super upil
jangan ajari kami kata toleransi,
karena kata itu telah mendarah daging di kami
Saat Saidina Umar Bin Al-Khattab R.A memegang amanah sebagai khalifah, ada sebuah kisah dari banyak teladan beliau tentang toleransi, iaitu apabila Islam berjaya membebaskan Jerusalem dari penguasa Byzantium pada Februari 638 M. Tiada kekerasan yang terjadi dalam 'penaklukan' ini. Singkat cerita, penguasa Jerusalem saat itu, Patriarch Sophorinus, "menyerahkan kunci" bandar dengan begitu saja.
Suatu hari, Umar dan Sophorinus memeriksa gereja tua bernama Holy Sepulchre. Saat tiba waktu solat, beliau ditawar menjadi Sophronius solat di dalam gereja itu. Umar menolak seraya berkata, "Jika saya solat di dalam, orang Islam sesudah saya akan menganggap ini milik mereka hanya kerana saya pernah solat di situ." Beliau kemudian mengambil batu dan melemparkannya keluar gereja. Di tempat batu itu jatuhlah beliau kemudian solat. Umar kemudian memastikan bahawa gereja itu tidak akan diambil atau dirosak sampai bila- bila dan tetap terbuka untuk peribadatan umat Kristian.
Toleransi Umar ini lalu diabadikan dalam sebuah piagam perdamaian yang dinamakan al-'Uhda al-Umariyyah yang sama dengan Piagam Madinah. Di bawah kepemimpinan Umar hak dan kewajipan mereka dijamin serta dilindungi. Tidak menghairah jika kemudian sebagai "balas budi", Sophorinus juga menyatakan jaminannya, "Kami tidak akan mendirikan monastery, gereja, atau tempat pertapaan baru di bandar dan pinggir bandar kami; ... Kami juga akan menerima musafir Muslim ke rumah kami dan memberi mereka makan dan tempat tinggal untuk tiga malam ... Kami tidak akan mengucapkan ucapan selamat yang digunakan Muslim; Kami tidak akan memasang salib ... di jalan-jalan atau pasar-pasar milik umat Islam. "(Lihat al-Tabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk


dan sekarang kembali berita2 serupa yang membuat pertanyaan apakah islam itu tidak toleransi ? orang jualan aja dilarang waktu bulan ramadhan ? kok gitu sih islam gak toleran amat ?
efek media emang luar biasa, dengan bermodal judul" Ibu Ini Menangis saat Dagangannya Disita karena Berjualan Siang Hari di Bulan Ramadhan"
mampu mencuci otak penonton dan mengubah sudut pandang pemirsa menjadi kenapa gitu y islam ,, kok puasa aja minta di hormati?
saking berhasilnya media membuat sebuah opini, masyarakat lupa kalau Ibu penjual warteg tersebut bersalah karena telah melanggar Perda , kenapa judul beritanya ngak kayak gini '' Seorang Ibu penjual warteg dagangannya di sita karena melanggar perda yang telah di terapkan, ??
ya karena sudah ditelan mentah2 upil, orang yang melanggar peraturan tetap dibela, bahkan saling gotong royong, patungan, donasi untuk si ibu warteg yang melanggar perda tersebut,
salam super upil
jangan ajari kami kata toleransi,
karena kata itu telah mendarah daging di kami
Saat Saidina Umar Bin Al-Khattab R.A memegang amanah sebagai khalifah, ada sebuah kisah dari banyak teladan beliau tentang toleransi, iaitu apabila Islam berjaya membebaskan Jerusalem dari penguasa Byzantium pada Februari 638 M. Tiada kekerasan yang terjadi dalam 'penaklukan' ini. Singkat cerita, penguasa Jerusalem saat itu, Patriarch Sophorinus, "menyerahkan kunci" bandar dengan begitu saja.
Suatu hari, Umar dan Sophorinus memeriksa gereja tua bernama Holy Sepulchre. Saat tiba waktu solat, beliau ditawar menjadi Sophronius solat di dalam gereja itu. Umar menolak seraya berkata, "Jika saya solat di dalam, orang Islam sesudah saya akan menganggap ini milik mereka hanya kerana saya pernah solat di situ." Beliau kemudian mengambil batu dan melemparkannya keluar gereja. Di tempat batu itu jatuhlah beliau kemudian solat. Umar kemudian memastikan bahawa gereja itu tidak akan diambil atau dirosak sampai bila- bila dan tetap terbuka untuk peribadatan umat Kristian.
Toleransi Umar ini lalu diabadikan dalam sebuah piagam perdamaian yang dinamakan al-'Uhda al-Umariyyah yang sama dengan Piagam Madinah. Di bawah kepemimpinan Umar hak dan kewajipan mereka dijamin serta dilindungi. Tidak menghairah jika kemudian sebagai "balas budi", Sophorinus juga menyatakan jaminannya, "Kami tidak akan mendirikan monastery, gereja, atau tempat pertapaan baru di bandar dan pinggir bandar kami; ... Kami juga akan menerima musafir Muslim ke rumah kami dan memberi mereka makan dan tempat tinggal untuk tiga malam ... Kami tidak akan mengucapkan ucapan selamat yang digunakan Muslim; Kami tidak akan memasang salib ... di jalan-jalan atau pasar-pasar milik umat Islam. "(Lihat al-Tabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk


Diubah oleh fabousss 24-06-2016 04:22
0
3.8K
41
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan