ramdlanAvatar border
TS
ramdlan
(LUAR BIASA GAN) Pertama kali di Indonesia, Tukang Becak jadi DOKTOR
Jika seorang tukang becak bisa sekolah. Itu hal biasa.
Jika seorang tukang becak bisa jadi sarjana, itupun masih biasa.
Tetapi, jika seorang tukang becak bisa meraih gelar doktor dengan prestasi cumclaude, itu baru luar biasa. Hal ini adalah kisah nyata dan pertama kalinya di Indonesia, dan sudah dibuktikan oleh warga kabupaten Bandung, yaitu Dr. Roni Nugraha, M.Ag.


emoticon-Jempol emoticon-Jempol emoticon-Jempol emoticon-Jempol

RONI NUGRAHA adalah anak desa (di Garut Selatan), yang setelah menamatkan seolahnya di Mu'allimin Pesantren Persatuan Islam 19 Bentar-Garut (setingkat Aliyah) melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Persatuan Islam - Bandung, yang berlokasi di Ciganitri, Cipagalo- Kab. Bandung. Sebuah kampus kecil yang saat itu (1995) malah dikenal sebagai kampus tengah sawah.

Spoiler for Saat Jadi tukang becak:
Spoiler for Foto setelah wisuda S3:
Spoiler for Saat sidang promosi doktoral di UIN Bandung:
Spoiler for Launching buku Ngungudag Guratan Takdir:


Dr. Roni Nugraha, M.Ag., saat ini menjabat sebagai ketua III bidang kemahasiswaan di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Bandung memulai studi akademis di tahun 1995. Mengambil jurusan Tafsir-Hadits, Fakultas Ushuludin di STAIPI Bandung. Dalam kondisi terpuruk di tahun 1997, beliau akhirnya memutuskan untuk menjadi penarik becak di perumahan daerah Panyileukan, kota Bandung. Profesi itu ia geluti hampir 6 (enam) tahun lamanya. Tentu saja, berprofesi sebagai penarik becak bukan sebuah impian atau cita-cita. Banyak kisah pahit dan manis beliau alami selama menjadi penarik becak sekaligus sebagai mahasiswa yang sarat dengan berbagai aktivitasnya. Semua dilalui dengan penuh ketabahan, dan tetap berpegang pada keteguhan hati untuk menyelesaikan studi S1. Setelah lulus S1, kemudian dilanjutkan lagi studi S2 di Universitas Islam Negeri (UIN), Sunan Gunungdjati, Bandung. Menarik Becak tetap ia jalani pada saat itu. Hingga akhirnya bertemu dengan pujaan hati dan menikah. Sehari sebelum akad nikah dilaksanakan, Roni Nugraha memutuskan untuk berhenti "ngabeca". Bukan karena sudah jenuh, tetapi sebagai upaya untuk menjaga hati dari sang buah hati.

Kisah hidupnya yang inspiratif ini, beliau tuliskan dalam Buku “Ngungudag Guratan Takdir” (ditulis menggunakan bahasa Sunda), setebal 500 halaman. Ditulis dalam bahasa Sunda. Seluruh isinya bercerita tentang kisah hidup penulisnya. Pllotnya amat sederhana. Bahasanya tidak menggunakan bahasa Sunda yang rumit. Bahasa loma (pergaulan) sehari-hari. Sehingga, orang Sunda yang berasal dari daerah mana saja akan mudah untuk memahami tulisan.

Membaca buku "Ngungudag Guratan Takdir," ini bisa dimulai dari mana saja. Bisa dibaca secara acak. Tidak mesti dimulai dari awal. Bisa dimulai dari bab yang ada di tengah, atau juga bisa dibaca dari bab akhir lalu ke depan. Tetap nyaman. Tak akan kehilangan ruhnya. Di tengah minimnya perbitan karya-karya fiksi menggunakan bahasa lokal yang makin terpinggirkan, maka terbitnya buku fiksi berbahasa Sunda ini patut dipertimbangkan sebagai bahan bacaan anda sekaligus menjadi obat untuk mengatasi kegersangan karya fiksi lokal, khususnya dalam bahasa Sunda.
Spoiler for Buku Ngungudag Guratan Takdir:

Spoiler for Ane lagi bareng ame sang Doktor:


Spoiler for Berita Saat Launching Buku:

SEMOGA TERMOTIVASI UNTUK TETAP SEMANGAT DALAM KETERPURUKAN
emoticon-Toast emoticon-Toast emoticon-Toast emoticon-Toast
emoticon-Shakehand2
Diubah oleh ramdlan 24-06-2016 19:48
0
9.3K
70
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan