Hai, agan agan travelers, gimana kabarnya nih? Semoga baik semuanya dan tetap semangat. Jika bulan puasa dengan cuaca yang kadang tidak bersahabat, pinginnya diam saja di rumah. Meski sebetulnya kalo lagi puasa tuh paling asyik jalan-jalan di sekitaran kota. Biar waktu cepat berlalu, tahu-tahu udah adzan Magrib. Ish, apa sih, masih menunggu adzan saja.
Mari, ikut ane berwisata ke Museum Sejarah Ronggowarsito. Sekarang banyak pilihan tempat wisata di kota Semarang. Enggak hanya rekreasi alam yang berada di bagian atas kota dan sebelah dengan Gunung Ungaran. Tetapi bisa juga mendatangi museum. Apalagi saat ini Museum Ronggowarsito sering banget mengadakan aktifitas pameran bersama beberapa museum dari seluruh Indonesia.

Seingatan ane sih sudah dua kali ini dalam setahun, Museum Ronggowarsito mengadakan pameran sama-sama seperti ini. Situasi ini jadi berbeda, karena adanya penambahan macam benda yang semakin memperindah ruangan museum.
Dari pintu depan, pendatang lantas melabuhkan pandangan pada replica Kapal Pinisi. Seolah-olah ruangan utama Museum Ronggowarsito jadi samudera pelayaran Kapal Pinisi. Beberapa anak-anak yang menjadi visitor museum, kelihatan memadati replica kapal tersebut. Tatapan kagum terlihat kuat dari muka lugu mereka.

Di samping tiruan kapal, ada juga bermacam rempah-rempah yang telah lama menjadi komoditas perdagangan Nusantara. Jaringan perdagangan dan penjelajahan di Nusantara memang telah dimulai dari awal abad masehi. Posisi Nusantara yang strategis dan penghasilan sumber daya yang berlimpah, dapat membangun Nusantara jadi salah satu titik perdagangan yang penting di jalur perdagangan Asia Timur – Asia Barat. Hubungan ini tidak hanya terjadi dengan Eropa yang berlanjut dengan kolonialisme. Tetapi juga dengan para penjual dari Arab, musafir dari Cina dan India.

Sebagian museum dari Pulau Kalimantan dan Sulawesi pun tak ketinggalan berperan dalam pameran bersama ini. Beberapa perhiasan yang memiliki fungsi berbeda tiap jenisnya, menjadi daya tarik pengunjung. Gitu pula alat-alat perang, dan benda khas yang memiliki ciri tersendiri. Beberapa visitor betah berlama-lama melihat benda bersejarah dan mempunyai nilai seni yang dipamerkan di masing-masing stand.

Museum Batik Pekalongan pun turut menyediakan peralatan untuk membatik yang menarik minat pengunjung. Beberapa remaja kelihatan lagi mencoba membatik dengan peralatan bernama canting dan malam(lilin) yang dicairkan di atas wajan kecil.

Jangan sampai tercetus ucapan, malas ke museum. Siapa yang akan menghormati adanya sejarah dan budaya Nusantara kalau bukan kita semua? Tak ada salahnya sesekali berkunjung ke Museum Ronggowarsito yang sering mengadakan pameran bersama. Banyak tempat untuk menginap di beberapa hotel murah yang lokasinya dekat dengan museum. Apalagi Museum Ronggowarsito ini terdapat dekat dengan Bandara Ahmad Yani. Bagi teman-teman yang terbang menuju Semarang, dapat mampir ke museum dan mempelajari peninggalan sejarah yang mempunyai nilai seni tinggi. Yuk ke museum, ajak teman-teman dan kerabat juga ya..