Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

atandiAvatar border
TS
atandi
PERMINTAAN KREDIT LESU : Bank Parkir Dana di SBI
Rabu, 22 Juni 2016, 07:18 WIB
Redaksi

JAKARTA — Laju ekonomi yang tidak sekuat perkiraan sebelumnya—akibat pemulihan ekonomi global yang lambat dan tidak merata—memaksa industri perbankan nasional berhati-hati mengelola risiko.
Dampaknya, penempatan dana perbankan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI), sampai dengan April 2016 sudah menyentuh Rp111,45 triliun atau level tertinggi dalam 17 bulan terakhir.
Dengan potensi kenaikan rasio kredit macet dan perlambatan kredit, penempatan dana di Thamrin—merujuk gedung Bank Indonesia di Jl Thamrin, Jakarta Pusat—menjadi pilihan paling masuk akal karena bebas risiko.
Menurut data Statistik Perbankan Indonesia, pertumbuhan penempatan dana bank umum di SBI naik 39% menjadi Rp111,45 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang senilai Rp80,45 triliun.
Tingkat penempatan surat berharga itu menjadi yang paling tinggi sejak 17 bulan terakhir atau dibandingkan Januari 2015 yang saat itu berada di level Rp88,42 triliun atau turun 21,82% dibandingkan dengan posisi Desember 2014 yang senilai Rp113,1 triliun.
Roosniati Shalihin, Wakil Direktur Utama PT Bank Panin Tbk., mengatakan penempatan dana bank di SBI dilakukan karena kondisi pertumbuhan ekonomi saat ini masih belum mampu mendorong pertumbuhan kredit.
“Dengan situasi pertumbuhan kredit yang cenderung melambat itu, dana di pasar pun masih likuid. Jadi, bank cenderung memilih menempatkan di instrumen surat berharga seperti SBI,” ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (16/6).
Di sisi lain, Iman Nugraha Soeko, Direktur Keuangan dan Treasury PT Bank Tabungan Negara Tbk., menuturkan SBI sebagai instrumen yang cenderung bebas risiko serta di tengah kondisi perlambatan kredit saat ini membuat bank memilih menempatkan dananya di instrumen tersebut.
“Namun, kalau kami dalam tiga bulan terakhir ini tidak ada peningkatan penempatan dana di SBI dan risk free asset yang signifikan. Alasannya, pertumbuhan kredit sampai Mei 2016 masih tumbuh sekitar 18,5%,” ujarnya.
Adapun, dari segi persentase pertumbuhan penempatan di SBI, menurut kelompok bank, didominasi oleh bank pelat merah, setelah mencatatkan pertumbuhan sebesar 104% menjadi Rp20 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu senilai Rp9,8 triliun.
Pada posisi kedua ada kelompok bank umum swasta nasional devisa yang mencatatkan pertumbuhan penyimpanan di SBI sebesar 54% menjadi Rp65,41 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang senilai Rp42,6 triliun.
Sebelumnya, Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk., mengatakan isu terkait dengan pertumbuhan penempatan dana bank di SBI sudah mulai mencuat sepanjang awal tahun ini. Kondisi pertumbuhan kredit yang melambat selaras dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang juga melambat.
“Hal itu dilakukan untuk motif jaga-jaga pasang buffer takut-takut nanti kembali terjadi lagi kaget likuiditas atau liquidity shock. Kaget likuiditas kan sempat terjadi pada Desember 2015,” ujarnya.

Eric Sugandi, Direktur Riset Kenta Institute, mengatakan tren penempatan di SBI meningkat karena dari segi tingkat suku bunga lebih menarik ketimbang dari penempatan pada bank lain atau interbank placement.
“Selain itu, untuk bank domestik, SBI bisa juga disebut sebagai salah satu instrumen yang bebas risiko, sedangkan untuk investor asing, SBI tetap ada country risk dan exchange rate risk .” Ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (21/6).
Di sisi lain, Haryono Tjahrijadi, Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk., mengatakan untuk kondisi saat ini SBI memiliki pengaruh yang cukup positif. SBI menjadi salah satu instrumen keuangan yang bunganya relatif masih tinggi.
“Disamping itu, dengan memiliki SBI, maka ada kemudahan dalam repo in case yang diperlukan untuk keperluan likuiditas. SBI pun juga menjadi faktor yang menambah hitung-hitungan secondary reserve ,” ujarnya.
Di tengah tren penempatan dana di SBI yang tinggi, tingkat penempatan dana pada bank lain pun menyusut sebesar 14,07% menjadi Rp217,42 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang senilai Rp253,05 triliun.
KREDIT MELAMBAT
Hingga April 2016, pertumbuhan kredit mencatatkan perlambatan setelah hanya tumbuh 8% menjadi Rp4.006 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. Persentase itu lebih rendah ketimbang pertumbuhan kredit pada April 2015 yang mencapai 10%.
Dari segi DPK pun turut mencatatkan perlambatan setelah hanya tumbuh 6% menjadi Rp4.478 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. Persentase itu juga jauh lebih rendah ketimbang pertumbuhan pada 2015 yang sebesar 14%.
Tiko—sapaan Kartika Wirjoatmodjo—pun menjelaskan tren suku bunga kredit yang sudah mencatatkan penurunan sampai saat ini belum mempengaruhi pertumbuhan kredit secara keseluruhan. Pasalnya, saat ini elastisitas pertumbuhan kredit cenderung dipengaruhi dari pertumbuhan ekonomi ketimbang posisi suku bunga.
“Jadi, dari segi permintaan kredit memang belum kuat. Banyak yang sudah tanda tangan kredit, tetapi belum ditarik. Hal itu juga yang mendorong kenaikan kredit yang belum ditarik,” ujarnya.
Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk. Parwati Surjaudaja mengatakan dengan permintaan kredit yang masih melemah, terdapat peningkatan penempatan dana di surat berharga. “Kami cenderung tempatkan dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia,” katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Moch.
Doddy Ariefianto mengatakan peningkatan penempatan dana bank di SBI yang tinggi ini menunjukkan bank-bank memproyeksikan akan ada peningkatan permintaan kredit dalam waktu dekat, sehingga dana ditempatkan di instrumen jangka pendek.
Adapun, tenor SBI biasanya berada di rentang 3 hingga 6 bulan. LPS, sebut Doddy, memperkirakan permintaan kredit akan mulai membaik pada kuartal II dan kuartal III tahun ini.
LPS juga masih optimistis penyaluran kredit bank akhir tahun bisa mencapai 12% hingga 13% secara tahunan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%.
Source : Bisnis Indonesia (22/6/2016)
Editor : Bunga Citra Arum Nursyifani



sumber ; http://m.bisnis.com/koran/read/20160622/244/560073/bank-parkir-dana-di-sbi
0
2.3K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan