Eramuslim.com – “The Jakarta election was a test and…we see more ethnic Chinese running for (public office) now,” Ahok said. “One day soon Indonesia will be ready for a non-Muslim or ethnic Chinese leader, even president.
“
Pilgub Jakarta itu sebuah tes dan kita melihat lebih banyak etnis Cina melangkah untuk (jabatan publik) sekarang,” kata Ahok. “Suatu hari nanti Indonesia akan siap untuk pemimpin non-Muslim atau etnis Cina, bahkan presiden.”
Demikian kutipan wawancara Reuters dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di kantornya bulan Mei 2014.
Ahok, seorang Kristen, mendapat “keuntungan” dari Pilpres 2014 lalu yang dimenangkan Joko Widodo yang secara otomatis jabatan Gubernur DKI berpindah ke Ahok. Dia adalah etnis Cina pertama yang melakukannya di negara yang 95 persen asli Indonesia dan memiliki populasi Muslim terbesar di dunia.
Di Indonesia, etnis Cina hanya berjumlah sekitar 2 persen dari populasi 240 juta.
Menurut Reuters, etnis Cina di Indonesia sudah bertahun-tahun lamanya dijauhkan dari hirarki politik dan militer. Alasannya sederhana, etnis Cina mengontrol perdagangan dan bisnis di negeri ini, dan diduga memiliki loyalitas yang tinggi ke China. Kebencian, yang pernah meledak menjadi kerusuhan berdarah di masa lalu.
Pilgub DKI 2017 akan menjadi pertaruhan Ahok. Banyak yang mengungkap kalau Ahok berhasil meraih kemenangan pada Pilgub DKI 2017 maka itu akan dijadikan sebagai batu loncatan Ahok untuk menjadi Cawapres Jokowi pada Pilpres 2019.(ts/reuters)
CLICK HERE FOR RESOURCE
Quote:
Misi Kristen: Indonesia, Ladang Siap Panen
......”
Tuhan memberikan kesempatan yang luar biasa kepada orang Kristen dan China, karena pada waktu Suharto menjadi Presiden, ia begitu dekat dengan orang Kristen dan China. Kesempatan demi kesempatan diberikan kepada orang China dan Kristen untuk melakukan bisnis di berbagai bidang. Trio RMS (Radius, Mooy, Sumarlin) di bidang ekonomi beragama Kristen. Itu kesempatan yang diberikan kepada orang Kristen supaya bangsa ini menjadi bangsa yang mengenal Tuhan, tetapi orang Kristen dan gereja tidak siap, sehingga pada tahun 1990-an, waktu Suharto melirik kelompok lain, kelompok tersebut menuding bahwa dua kelompok (Kristen dan China) adalah biang keladi segala persoalan yang ada.” (hal. 45).
CLICK HERE FOR RESOURCE
Quote:
PROGRAM JANGKA PANJANG KRISTENISASI DI INDONESIA
KEPUTUSAN DEWAN GEREJA INDONESIA DI JAKARTA
......untuk menyangga dan melindungi keseimbangan kekuatan yang menguntungkan dimasa yang akan datang. Dalam persoalan memperkuat pertahanan, masyarakat etnis Cina adalah sasaran kita, karena relatif lebih mudah untuk mengubah orang-orang Cina. Orang-orang Cina harus dilindungi sebaik mungkin karena pengaruhnya di Indonesia menguntungkan orang-orang Kristen, Oleh karena itu kita mengingatkan orang-orang Kristen yang menjabat dikantor-kantor pemerintah untuk berhubungan baik dengan orang Cina dan
orang-orang Kristen secara ketat dilarang mempunyai hubungan dengan orang Islam kecuali menguntungkan orang Kristen....
CLICK HERE FOR RESOURCE
Melihat Fenomena Akhir akhir ini sungguh sangat menggembirakan.
Ahox Sebagai Domba Tuhan - Chinese - Warga negara RI telah tampil untuk menyuarakan Hak politiknya untuk bersama bersaing dengan etnik lain untuk kemajuan bangsa dan negara indonesia.
Kolaborasi Kristiani - Chinese telah memberi warna bagi bangsa dan negara ini. Kolaborasi Kristiani - Chinese telah menjadi Garam yang memberi rasa rasa sedab dalam kuali Negara Kesatuan Republik Indonesia bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Ahox sebagai Domba Tuhan telah menunjukkan Baktinya dan juga telah menunjukkan merah putihnya untuk maju lagi di pilkada dki 2017 dan kemungkinan di Pemilu 2019.
Pernyataan Ahox di reuters telah menunjukkan tabir yg selama tertutup atau sengaja di tutupi untuk kelangsungan visi dan misi mulia Ahox kedepanya.
apakah Plan 2017,Plan 2019 dan Plan 2020 Gereja bisa sukses? just wait n see
Quote:
Misi kristenisasi di Indonesia : Menyambut impian 2020 sebagai tahun tuaian (masa panen) Kristen
........Rencana dan setrategi baru
[Pada tahun 2005 kaum Kristen telah merencanakan manuver baru dalam merealisasikan rencana tuaian 2020 dengan mempergunakan strategi Matius 10 ayat 16 “licik seperti ular santun bagai merpati” dengan menamakan gerakan penuaian jiwa dan transformasi sebagai proyek kristenisasi terbesar dengan melibatkan semua element baik Kristen protestan ataupun Kristen Khatolik dan di tahun 2020 ditargetkan sebagai tahun keberhasilan sebagaimana disampaikan oleh pendeta DR Jeff Hammond dalam bukunya “Transformasi Indonesa”.
Sejak peristiwa G30S PKI, terjadi masa Koiros (tuaian/panen) di Indonesia sehingga dalam enam tahun ada lebih dari 7 juta orang di pulau Jawa yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan fokus tahun 2005 sebagai awal tahun tuaian atau masa panen dan tahun 2020 sebagai tahun penggenapan amanat agung.
Masa tuaian (panen)
Masa inilah yang dinantikan oleh umat Kristiani yang selalu memanfaatkan keadaan lemah dari suatu masyarakat, bangsa dan Negara dimanapun mereka berada.
Ketika di Rusia komunis dalam keadaan goyah dan hampir runtuh, begitu pula yang terjadi di Berlin, Jerman, dengan jebolnya tembok Berlin serta juga peperangan yang terus-menerus di Afghanistan, Pakistan, Irak, Iran dan negara -negara Timur Tengah juga Afrika, maka daerah-daerah tersebut menjadi terbuka untuk Injil dan orang orang Kristen dari barat, mereka datang berduyun-duyun ke wilayah tersebut, tak terkecuali mereka datang ke Indonesia disaat bangsa ini dilanda keputusasaan ,penderitaan, krisis kepercayaan kepemimpinan, dan juga berbagai kondisi buruk lainnya.
Mmembuat para misionaris percaya diri bahwa Indonesia menjadi lahan subur untuk siap tuai panenan, hal ini disampaikan oleh pendeta Gembala sidang (GBKP).
Ia mengatakan : “Indonesia adalah ladang yang sedang menguning yang sangat besar tuaiannya dan Indonesia siap mengalami tansformasi yang besar hal ini bukan suatu kerinduaan yang hampa, namun suatu peryataan iman terhadap janji firman Tuhan dan Indonesia cocok bagi tuaian besar yang Tuhan rencanakan.”
Konsilidasi kaum Kristiani
Di berbagai belahan dunia kaum Nasrani melakukan berbagai konsolidasi do’a bersama dan puasa nasional dengan mendatangkan para tokoh-tokoh Kristen baik itu pendeta, misionaris, penginjil, zending ataupun sebangsanya dengan tujuan untuk menguatkan iman Kristen.
Konsolidasi ini telah dilakukan pada tanggal 12 sampai 16 Mei tahun 2003 bertempat di gelora Bung Karno Senayan dengan tajuk pemulihan bangsa dengan mendatangkan para pendeta, evengelis dan juga tokoh-tokoh Kristen dunia dan dihadiri tidak kurang dari 80.000 orang Kristen dan 10.000 pemimpin Kristen dari berbagai Negara.
Dan acara ini sempat menghebohkan umat Islam Indonesia dengan pemberkatan (pembaptisan) yang dilakukan kepada Gus Dur yang saat itu menjabat Presiden RI di mana dia juga memberikan sambutan, serta menyambut baik gerakan transformasi ini, dan pada tahun 2005 dicanangkan sebagai genderang awal gerakan transformasi dimulai.
Kegiatan ini terus dilakukan setiap tahunnya dan pada tanggal 25 -28 Oktober 2011 yang lalu bertempat di JHCC Sentul Bogor, diadakan acara serupa dengan menghadirkan 4000 para misionaris dan juga pendeta se-Asia yang juga dihadiri dihari terakhir acara 10.000 orang Kristiani untuk diberkati.
Acara ini bertajuk sama dengan acara-acara sebelumnya yaitu konsolidasi dan pemberkatan keselamatan untuk bangsa- bangsa di dunia ini khususnya Indonesia yang menjadi lahan subur garapan mereka.
Kerap kali mereka juga mengadakan pertemuan dan diskusi-diskusi tentang keagamaan dan juga lintas agama sebagai upaya untuk melihat sejauh mana kesiapan mereka dan juga tantangan dari umat lainya terhadap program yang mereka lakukan.
Persiapan SDM dan Infrastruktur
Untuk merealisasikan tahun tuaian dan NKRI( Negara Kristen Republik Indonesia) ini mereka melakukan berbagai persiapan-persiapan yang sangat matang ,terencana dan sistematis,termasuk persiapan SDM dan juga infrastruktur seperti Gereja, sekolah tinggi teologi dan lain sebagainya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh pendeta Bambang Wijaya dalam bukuya “Transformasi Indonesia,” petani yang bijaksana saat melihat tuaian sudah diambang pintu, ia akan segera mempersiapkan tenaga penuai sebanyak-banyaknya, karena itu ia tidak akan menyia-nyiakan ladangnya, itulah sebabnya tidak mengherankan apaabila Tuhan Yesus Kristus bekata : ”Tuaian memang banyak tapi pekerja sedikit, maka mintalah tuaian pada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Jika selama ini yang kita dengar hanya pendeta, misionaris, atau orang tertentu saja yang menjalankan misi pengkristenan maka dengan lahirnya gerakan transformasi banyak gereja harus secara aktif menjadikan semua jemaatnya menjadi tenaga penuai atau pengkabar baik.
Termasuk salah satu persiapan sumber daya manusia adalah dengan membangun dan mengaktifkan serta merekrut kembali para laskar-laskar Kristus yang selama ini berperan dalam menjaga dan mengamankankan aset-aset yang dimiliki oleh Kristen dan juga mereka selalu terjun didaerah- daerah konflik seperti, Poso, Ambon juga didaerah- daerah perseteruan gereja, seperti di Ciketing Bekasi dan gereja Yasmin di Bogor, Tanggerang Lippo bahkan mereka juga punya andil dalam menurunkan Suharto sebagai presiden RI waktu tahun1998.
Mereka juga mempersiapkan kader-kader gereja yang dipersiapkan dengan matang, handal dan bermental baja yang bisa masuk kemana saja baik di jajaran birokrasi, yudikatif atau pun eksekutif dan disemua lini karena mereka adalah sel tuaian besar abad 21.
Mendirikan Sekolah Tinggi International Harvest (HITS) yang bekerja sama dengan 2000 gereja se Indonesia guna untuk mendirikan sekolah Al- kitab di dalam gereja, dalam brosur yang disebarkan itu ada paket gratis dengan jaminan 2000 gereja lokal untuk mempersiapkan 200.000 pemimpin perintis gereja yang akan diterjukan kepada umat dalam menyambut tahun tuaian 2020 nanti.
Memperbanyak jumlah gereja sebagai sarana untuk menampung hasil tuaian, dan mereka menyadari bahwa transformasi tidak akan berjalan tanpa mengikuti master plant yang telah direncanakan maka pendirian gereja harus diperbanyak walaupun hanya satu orang yang mengisinya sebagaimana yang diungkapkan oleh pendeta DR Eddy Leo.Mth. Maka salah satu yang harus juga diperhatikan adalah gereja karena gereja adalah merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari tubuh Kristus.
Dan kita melihat sekarang ini tingkat pertumbuhan yang sangat tajam dari jumlah gereja diberbagai tempat yang meningkat hingga 300% dibanding dengan pertumbuhan masjid yang hanya 60% setiap tahunya menurut data Kementrian Agama, walaupun didalam pembangunan gereja yang mereka dirikan banyak timbul masalah dan tidak sesuai dengan aturan hingga pada akhirnya banyak timbul gesekan dimana gereja itu dibangun, seperti pemalsuan KTP, tidak ada IMB, menipu dan membohongi masyarakat dan lain sebagainya.
Mereka juga telah mempersiapkan buku panduan dan aturan dalam melaksanakan tuaian atau pengkristenan yang sudah di terjemahkan kedalam 20 bahasa berjudul ”The Final Sing” yang dikarang oleh pendeta DR. Peter Youngren asal Kanada yang berisi pelajaran mengenai tuaian akhir zaman dibagikan secara gratis yang pembagianya dalam pengawasan salah satu organisasi Kristen “World Impact Ministries and The Global Harvest Force” dibagikan kepada sekitar 10.000.000 pekerja tuaian dari berbagai Negara yang khusus untuk pelayanan akhir zaman....
RESOURCE CLICK HERE