- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Saham mi instan, investasi paling menguntungkan saat ini


TS
BeritagarID
Saham mi instan, investasi paling menguntungkan saat ini

Konsumen membeli mi instan produksi PT Indofood di Hypermart, Jakarta.
Kinerja produsen minyak, gas, dan batu bara yang belum baik di tahun ini membuat investor menghindari jenis investasi di sektor ini. Para manajer keuangan pun menyarankan para investor untuk berinvestasi pada perusahaan yang produknya "laris" diborong konsumen dari kelas bawah.
PT Samuel Aset Manajemen, menyebut tiga saham perusahaan yang produknya laris diborong konsumen tersebut, yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur, produsen mi instan; PT Gudang Garam, produsen rokok; dan PT Telekomunikasi Indonesia, provider telekomunikasi.
Direktur Samuel Aset, Agus Yanuar mengatakan ketiga perusahaan tersebut menguntungkan karena permintaannya yang terus meningkat di tengah sektor-sektor lain yang justru menurun. "Selain itu, rebound harga komoditas ini juga membantu pendapatan konsumen kelas bawah," kata Yanuar, seperti yang ditayangkan Bloomberg.
Indeks Jakarta Consumer Goods melonjak 12 persen sepanjang 2016. Gudang Garam, melonjak 15 persen, naik 3 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Indofood merangkak 1,8 persen ke posisi 26 persen, sementara Telkom naik 0,3 persen menjadi 25 persen di tahun ini.
Kinerja tiga produsen ini juga berbanding terbalik dengan perbankan yang turun 0,4 persen.
Investa Saran Mandiri memperkirakan kenaikan pendapatan Indofood menjadi Rp70,117 triliun tahun ini, dibandingkan realisasi tahun lalu mencapai Rp64,06 triliun. EBITDA diharapkan bertumbuh dari Rp9,23 triliun menjadi Rp10,58 triliun. Sedangkan laba bersih diproyeksikan melonjak dari Rp2,57 triliun menjadi Rp4,02 triliun.
Belum lagi rencana ekspansi pembangunan pabrik mi instan di luar negeri juga akan makin memperkuat Indofood ke depannya. "Ekspansi ini akan membuat Perseroan tidak saja sebagai produsen mi instan terbesar di Indonesia, tetapi juga di dunia," kata analis Investa Sarana Mandiri, Jhon Veter, Hans Kwee, dalam beritasatu.com.
Berbagai strategi tersebut ditambah tren penguatan daya beli masyarakat, dia mengatakan, rata-rata kenaikan tahunan pendapatan dan laba bersih perseroan untuk tiga tahun mendatang mencapai 9 persen. Sedangkan laba per saham (EPS) diharapkan naik hingga 50 persen menjadi Rp459 per saham tahun ini.
"Ekspektasi pesatnya kenaikan keuntungan perseroan juga bakal terbantu lonjakan laba bersih dari sektor agribisnis," tuturnya. Hal itu mendorong Investa Sarana Mandiri untuk mempertahankan rekomendasi beli saham INDF dengan harga wajar mencapai Rp8.600 untuk 12 bulan ke depan.
Kinerja PT Gudang Garam Tbk (GGRM) pada triwulan I 2016 juga tercatat baik dengan berhasil melampaui ekspektasi. Analis Samuel Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi, mengatakan GGRM mencatat penjualan Rp17,99 triliun pada Januari-Maret 2016, atau naik 25,08 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2015.
Per Maret 2015, GGRM juga meraih laba hingga Rp1,69 triliun atau tumbuh 32 persen dari Rp1,28 triliun di Maret 2015. "Laba GGRM 11,4 persen di atas ekspektasi kami dan 37,3 persen di atas ekspektasi para analis," kata Akhmad.
Akhmad memperkirakan penjualan GGRM di 2016 sebesar Rp74,92 triliun atau naik 6 persen dari Rp70,36 triliun di 2015, dan laba sebesar Rp6,54 triliun atau naik 2 persen dari 6,43 triliun di tahun lalu.
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ngkan-saat-ini
---


anasabila memberi reputasi
1
8.3K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan