apriliustAvatar border
TS
apriliust
Tragedi Paiton (2003)
Sorry Kalo repost gan...! Emang sengaja saya buat untuk flashback! Heheheemoticon-Ngakak

Langsung aja, yuk Gan!! emoticon-Kiss (S)

Masih ingatkah 10 tahun silam, kejadian kecelakaan di PLTU paiton.
Semoga arwah dan amal ibadahnya di terima di sisi allah AMIN...
Jumat, 10 Oktober 2003:

Truk Trailer Disopiri Kernet

Korban Tewas 54

DIDINGINKAN: Para petugas medis RSUD Situbondo meletakkan balok-balok es di samping jenazah para korban kecelakaan bus di jalan raya Kecamatan Banyu Glugur (kiri). Es itu untuk mengawetkan jenazah agar tidak cepat membusuk. Sementara itu, kerangka kendaraan yang bertabrakan kemarin masih berada di tempat kejadian. Para keluarga siswa Yapemda I Sleman mengecek daftar nama siswa yang meninggal akibat kecelakaan di Situbondo.(55j)

SITUBONDO- Dalam kecelakaan maut di jalan tanjakan dekat PLTU Paiton yang menimpa bus AO Transport, truk trailer, dan colt diesel yang menewaskan 54 siswi dan siswa, dua guru SMK Yapemda I Sleman, serta seorang pemandu wisata pada Rabu (8/10) pukul 20.00 lalu, seharusnya bisa dihindari kejatuhan korban dalam jumlah besar.

Sayang, pintu dan jendela bus tidak bisa dibuka, sementara di dalam bus tidak tersedia alat pemecah kaca. Padahal dalam kondisi bus terbakar, tidak ada pilihan lain kecuali keluar secara paksa dengan memecah kaca.

Sumber di tempat kejadian menyebutkan, kebanyakan korban meninggal berada di bagian belakang bus. Artinya, kemungkinan mereka berusaha menyelamatkan diri melalui pintu belakang dengan harapan sebagai satu-satunya jalan keluar. Namun karena bagian belakang bus pun ditabrak colt diesel L-3974-CC yang keberadaan pengemudinya hingga kini masih dalam pencarian polisi, pintu bus pun macet.

Akibat terperangkap dalam bus itu, semua penumpang tidak bisa menyelamatkan diri, kecuali kernet dan sopir bus. "Jumlah korban yang meninggal sudah pasti 54 orang, terdiri atas 51 siswi dan siswa, dua guru, dan satu pemandu wisata. Adapun korban luka hanya satu, yakni Budi, kernet bus AO Transport," papar Kapolda Jatim Irjen Pol Heru Susanto seusai meninjau korban di kamar jenazah RSUD Situbondo.

Sementara itu, dari hasil penelitian tim Puslabfor Mabes Polri bekerja sama dengan Dirlantas Polda Jatim dan DLLAJ Jatim, diketahui kebakaran terjadi karena tangki truk tronton pecah. Bahan bakar yang muncrat keluar tangki, kemudian tersulut percikan api yang keluar akibat benturan trailer dan merembet ke badan bus.

Mengutip laporan tim Labfor Polda Jatim, tangki trailer pecah dan menyambar percikan api sehingga membuat kebakaran sulit dihindarkan. Kapolda belum bisa memastikan penyebabnya, karena masih menunggu temuan dari tim Labfor.

Mudahnya kebakaran merembet, karena di dalam bus ada bahan-bahan yang mudah terbakar seperti karpet yang terpasang di atas tempat duduk, sekaligus tempat bagasi tas. Akibatnya, api cepat sekali merambat ke dalam bus. Sementara itu, para penumpang terperangkap tidak bisa keluar sama sekali.

Pengemudi bus AO Transport, Armandu, bisa selamat dan hanya mengalami luka-luka karena melompat.

Adapun Budi, kernet bus, dengan memecah kaca depan dapat selamat, meski dia mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Kemungkinan, Budi akan dirujuk ke RS Dokter Sutomo Surabaya, sekalipun dia sudah mendapat perawatan intensif di RSUD Dokter Subandi Situbondo.

Sudah Diderek

Hingga siang kemarin, tiga bangkai kendaraan sudah diderek untuk dipindahkan ke tepi jalan agar tidak mengganggu arus lalu lintas dari dan ke arah Banyuwangi, walau masih tampak asap mengepul di bangkai bus AO Transport. Konsentrasi jajaran Polda Jatim masih pada identifikasi korban, belum melangkah pada pemeriksaan siapa yang salah dalam kasus tabrakan itu

Sementara itu, di ruang mayat RSUD Situbondo masih terbujur puluhan siswa dan guru yang meninggal. Dokter masih terus mengidentifikasi. Hingga pukul 21.30 kemarin, baru enam yang dapat diidentifikasi.

Diperoleh informasi, rombongan keluarga korban juga sudah sampai di RSUD Situbondo. Keterangan yang dapat dihimpun dari Posko Identifikasi Korban Musibah Massal (Deserver Victim Identification/DFI), lebih kurang pukul 11.30 sudah tiba di Madiun dan rombongan kedua baru berangkat dari Sleman pukul 12.00.

Nanang Priyambodo, salah satu petugas di rumah sakit itu, menuturkan, Rabu malam ada beberapa korban yang dibawa ke Puskesmas Besuki. Namun karena kondisinya gawat, lalu dibawa ke RSUD Situbondo yang berjarak sekitar 45 km timur lokasi kejadian di Paiton dekat tanjakan PLTG Paiton yang berada di perbatasan Situbondo-Probolinggo. Tempat kejadian itu berada di wilayah Polwil Besuki.

Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Andjar Triaji menyatakan, sopir trailer milik PT Bhirawa Tunggal Rono bernama Khozim, pada pukul 14.00 kemarin sudah menyerahkan diri. Sementara itu kernetnya, Syafii, sudah ditangkap. Pada saat kejadian, kendali truk trailer diserahkan dari Khozim kepada Syafii.

Keduanya hingga semalam masih diperiksa intensif di Mapolres Situbondo. Sebelumnya mereka didatangkan dari Surabaya dan sampi di Situbondo pukul 20.00.

Lokasi kejadian memang masih jauh dari keramaian dan permukiman. Lokasi permukiman ada sekitar 500 meter dari puncak jalan. Di sana banyak berdiri warung yang biasa dimanfaatkan untuk tempat istirahat bagi kendaraan yang melakukan perjalanan dari barat ke timur.

Dengan adanya kejadian itu, beberapa pemilik warung menutup sementara warungnya karena mengaku ngeri. Apalagi di kanan tempat kejadian adalah bukit dan tanaman liar yang sangat sepi.

Dari lokasi kejadian tampak sekali bahwa jalannya trailer L- 8493-F melebihi marka jalan, apalagi dalam kondisi jalan menurun.

Kecelakaan di jalur pantura, tepatnya di Banyuglugur, 15 km barat Situbondo atau 3 km timur PLTG Paiton itu menimbulkan bunyi benturan yang sangat keras. Kondisi bus AO Transport yang sebelumnya menyalip colt boks L-8493-B sebenarnya berada pada posisi yang benar.

Namun bagian kanan bus hancur, karena dihantam trailer yang diduga memaksa membanting kemudinya ke kanan untuk menghindari gundukan pasir di kiri.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari Polres Situbondo, begitu terjadi tabrakan dari bus terlihat ada percikan api. Kemudian ditambah bus itu ditabrak dari belakang oleh colt diesel L-3974-DC, sehingga bus langsung terbakar.

Sopir Cadangan

Kecelakaan itu sulit dihindari, diduga akibat bus dikemudikan oleh sopir cadangan. Sebab, menurut humas perusahaan bus AO Transport (diambil dari nama pemilik "A"de Lina "O"ni) Sehati Mitra, U'ut, pengemudi bus adalah Armando (40). Adapun Budi hanya sopir cadangan merangkap pembantu pengemudi (kernet).

Padahal, seperti diberitakan Suara Merdeka kemarin (9/10), ketika kecelakaan terjadi bus dengan Nopol AB-2602-CA (bukan CO) dikemudikan oleh Budi. Namun berdasar keterangan yang diperolehnya dari tempat kejadian, U'ut menolak pernyataan bahwa sopirnya melarikan diri setelah kejadian. "Justru sopir kami ikut berusaha membantu mengeluarkan penumpang," ujarnya ketika ditemui di kantornya di Jalan Nagan Lor, Yogyakarta.

Tentang Armando, dia mengungkapkan, selama ini dikenal sebagai sopir andal di perusahaan itu. Sebagai pengemudi bus pariwisata, Armando sudah sangat berpengalaman melayani penumpang ke berbagai rute dan taat aturan lalu lintas. Perusahaan otobus itu memiliki 20-an pengemudi.

Bus nahas merek Mercedes Benz dengan 54 tempat duduk buatan 1998 yang digunakan perusahaan itu, sejak pembelian pertama dilengkapi VCD, AC, dan toilet. Rombongan siswi SMK Yapemda I Sleman menggunakan dua bus besar dan satu mikrobus. Bus nahas itu, lanjut U'ut, mengunakan pintu manual. "Tidak benar kalau ada yang mengatakan, pintu bus hanya bisa dibuka dan ditutup dengan tenaga hydraulic."

Tentang kemungkinan penumpang tidak bisa keluar karena pintu tidak bisa dibuka, diduga karena pintu dalam keadaan rusak akibat tabrakan. Pintu depan rusak lantaran ditabrak truk trailer. Adapun pintu belakang rusak, akibat ditabrak colt diesel. Jadi, sambungnya, terlepas dari kepanikan penumpang, andai tidak rusak akibat ditabrak, diyakini sebetulnya pintu tetap bisa dibuka.

Evakuasi

Sementara itu, untuk mengevakuasi korban dibutuhkan lima jam lebih. Sebab, rata-rata badan korban terjepit di antara kursi dan kondisi fisiknya gosong akibat terbakar. Tak jarang di antara para korban itu ada bagian tubuhnya yang tak utuh lagi karena terbakar. "Baru lebih kurang pukul 02.00 dini hari kemarin, semua korban dapat dievakuasi dari badan bus," kata seorang polisi di tempat kejadian kepada Suara Merdeka.

Selama proses evakuasi berlangsung, jalur Probolinggo-Banyuwangi dan sebaliknya yang melewati Situbondo dialihkan ke jalur selatan. Truk, bus, dan kendaraan pribadi lain dialihkan lewat jalur Lumajang dan Jember. "Macetnya luar biasa, Mas," ujar polisi yang lain.

Hingga pukul 21.00 kemarin, baru 10 keluarga korban yang datang ke RSUD Situbondo. Tujuannya, untuk menanyakan anggota keluarganya yang dikabarkan tewas akibat kecelakaan maut di perbatasan Probolinggo-Situbondo tersebut.

Di antara keluarga korban yang melapor adalah Edy Sudiono, kakak kandung korban Edy Gemplo, pemandu wisata. Selain itu, ada seorang perempuan bernama Nining, yang mengaku keluarga korban Yuli Puspitasari, salah seorang korban tewas. Seorang lagi keluarga korban Tri Astuti. "Memang, tadi ada keluarga korban Tri Astuti yang mencari ke sini. Karena korban belum diidentifikasi, dibutuhkan tempo yang cukup untuk mengecek dan mengidentifikasi masing-masing identitas korban," papar seorang petugas di RSUD Situbondo.

Selain korban meninggal 54 orang, ada satu korban yang telah kembali ke rumahnya di Desa Ngemplak, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Namanya Siti Nurhidayati.

Sementara itu, kondisi ke-54 mayat korban sampai kemarin tetap berada di RSUD Situbondo. Belum ada keluarga korban yang mengambil. Mayat-mayat tersebut kondisi fisiknya sangat mengenaskan. Rata-rata badannya gosong, ada bagian tubuhnya hilang atau terpisah dan sulit dikenali. Untuk mengawetkan mayat-mayat tersebut, manajemen RSUD Situbondo mendatangkan ratusan es balok. Tujuannya agar mayat tak cepat membusuk.

Berdasarkan pengamatan di kamar mayat RSUD Situbondo kemarin, mengingat kondisi fisik kamar mayat di rumah sakit itu tak terlalu besar, di antara mayat-mayat yang telah dikenali langsung dibungkus dengan kertas plastik pembungkus mayat.

Lalu ditempatkan di jalan yang menuju ke ruang kamar mayat sambil disekat-sekat dengan es balok. Tak ada fasilitas colt storage untuk mengawetkan mayat sebagaimana dilakukan RSUP Sangla ketika menangani korban peledakan bom di Bali pada 12 Oktober 2002 lalu.

Ribuan warga Situbondo berduyun-duyun mendatangi ke kamar mayat. Tujuannya, melihat langsung kondisi fisik mayat korban kecelakaan maut tersebut. "Kasihan benar mereka, ya. Habis berdarmawisata ke Bali, kok akhirnya seperti ini. Bagaimana nanti bila keluarganya tahu?" ungkap seorang ibu.

Ungkapan dengan nada keprihatinan, selain datang dari pejabat dan warga Situbondo, juga datang dari para siswa-siswi di beberapa sekolah di Situbondo. Di pelataran RSUD kemarin, tampak ada karangan duka cita dari SMU I, SMU II, dan SMK I Situbondo.

Kapolda Jatim Irjen Pol Drs Heru Susanto mengatakan, hingga kemarin dia belum berani memutuskan siapa yang menjadi tersangka dalam kecelakaan maut di perbatasan Probolinggo dan Situbondo ini.

"Kami tak bisa menetapkan tersangka secepat itu. Kami sekarang lagi meminta keterangan saksi sebanyak-banyaknya," ujar Irjen Heru.

Yang jelas, ungkapnya, bukan perkara mudah bagi polisi untuk mengenali dan mengidentifikasi 54 korban meninggal. Sebab, sebagian besar kondisi fisik korban telah jadi arang, sidik jarinya tak ada, dan pakaian yang menempel di tubuhnya tak bisa dikenali lagi. "Namun, polisi tak patah semangat untuk mengidentifikasi para korban. Sampai kapan identifikasi itu berlangsung, tak ada batas temponya," tegas Heru Susanto.(Tim SM-64j)
Korban Meninggal Dunia

A. Siswi/Siswi Alamat :

1. Aminta Berbah, Kalitirto, Kalasan, Kabupaten Sleman

2. Ari Susanti Kalasan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman

3. Arifah Febriana Ngajek, Purwomartani, Kalasan, Sleman

4. Cornia Pujiningwati Tegalkopen, Banguntapan, Kabupaten Bantul

5. Diah Prihatin Handayani Dadapan, Kalitirto, Berbah Sleman

6. Dwi Wahyuni Gedang, Sambirejo, Prambanan, Sleman

7. Evi Kurniawati -

8. Giyanti Jatisari, Gayamharjo, Prambanan, Sleman

9. Harti Sengon, Prambanan, kabupaten Klaten

10. Ika Susilowati Somodaran, Purwomartani, Kalasan

11. Lanjar Jetak, Kalitirto, Berbah, Sleman

12. Nita Tri Handayani Segaran, Tirtomartani, Kalasan, Sleman

13. Novika Rahmawati Tawang, Tirtomartani, Kalasan, Sleman

14. Nuri Lestari Tlogowano, Tegaltirto, Berbah, Sleman

15. Parniati Brojogaten, Baturetno, Banguntapan, Bantul

16. Ria Yuliana Grogol, Maguwaharjo, Depok, Sleman

17. Rina Dalyanti Porongan, Gayamharjo, Prambanan

18. Riyati Sidokarto, Purwomartani, Kalasan

19. Ruli Rubiyanti Karang, Tirtomartani, Kalasan, Sleman

20. Septi Mariyam Trukan, Demangan, Madurejo, Pambanan, Sleman

21. Siti Nurhidayati Lempu, Wedomartani, Ngemplak, Sleman

22. Siti Prihatin Gebang Katikan, Gantiwarno, Klaten

23. Sri Pamularsih Ngentak, Baturetno, Banguntapan, Bantul

24. Sri Parwati Gowo Kotesan, Prambanan, Klaten

25. Sugiyem Gebang Kotekan, Gantiwarno, Klaten

26. Tri Astuti Jetak, Tirto Martani Kalasan

27. Umiasih Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan

28. Vira Widiyanti Jagalan, Tegaltirto, Berbah, Sleman

29. Wiji Astuti Kuton, Tegaltirto, Kalasan, Sleman

30. Yuli Puspitasari Kepatihan, Tamanmartani, Sleman

31. Bambang Sapto Kebonan, Kalitirto, Berbah, Sleman

32. Gustian Riyanto Dalem Tamanmartani, Kalasan, Sleman

33. Ani Isnawati Melikan, Sumberharjo, Prambanan, Sleman

34. Asti Rumayuni Sambisari, Purwomartani, Kalasan, Sleman

35. Bekti Puspitosari Dadapan, Kalitirto, Berbah, Sleman

36. Dina Maryani Nggolakan, Randusari, Prambanan, Klaten

37. Dwi Astuti Tundan, Purwomartani, Kalasan, Sleman

38. Eni Astuti Nglengkong, Sambirejo, Prambanan, Sleman

39. Esti Munawaroh Kenteng, Madurejo, Prambanan, Sleman

40. Feri Yuni Astuti Kuton, Tegaltirto, Berbah, Sleman

41. Fitri Nurhayati Ngijo, Srimulyo, Piyungan, Bantul

42. Istanti Kenteng, Madurejo, Prambanan, Sleman

43. Luluk Gutuyani Sumber Lor, kalitirto, berbah, Sleman

44. Nuryani Tlogo Kidul, Tlogo, Prambanan, Klaten

45. Siti Latfah Yaroh Trukan, Bercak, Jogotirto, Berbah, Sleman

46. Sri Lestari Tamanan, Tamanmartani, Klasan, Sleman

47. Sri Utami Banyakan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul

48. Sumarni Ngaren Payak Tengah, Sitimulyo, Piyungan, Bantul

49. Titik Suprapti Gandu Kranggan, Manisrenggo, Klaten

50. Tri Maryani Karang, Taskombang, Manisrenggo, Klaten

51. Vita Purwanti Jomblang, Tegaltirto, Berbah, Sleman

B. Guru:

1. Drs Zubaidi Kebondalem Kidul, Prambanan, Klaten

2. Tulus Eklas BSc Kalitirto, Berbah, Sleman

C. Pemandu Wisata:

1. Sbaik Waluyohadi Gang Guru, perumahan UNY Kr Malang, Sleman alias Adi Gemplo

Catatan:

1. Sumber daftar dari SMK Yapemda Sleman

2. Nomor urut 21 semula Siti Nurhayati yang sebetulnya naik bus lain.

Sedangkan di bus naas adalah korban Siti Nurhidayati.(Tim SM-64)
aranadipati
a.rizzky
a.rizzky dan aranadipati memberi reputasi
2
173.5K
208
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan