Bos Alibaba: Barang Palsu Lebih Baik Ketimbang Asli

Jakarta - Barang aspal alias asli tapi palsu banyak bertebaran di situs belanja online sehingga mereka kerap dikritik. Namun Jack Ma, salah satu orang terkaya di China berkat bisnis e-commerce, menilai kalau saat ini kualitas barang palsu justru lebih baik dari yang asli.

"Masalahnya adalah produk palsu saat ini kualitasnya lebih baik dan harganya lebih bagus ketimbang aslinya. Barang-barang itu berasal dari pabrik yang sama, dengan material yang persis sama," sebut Jack yang detikINET kutip dari CNBC.

Banyak brand terkenal memang memercayakan pembuatan produknya di pabrik yang berbasis di China. Itulah yang menyebabkan pabrik di China bisa belajar membuat barang yang sama baiknya versi mereka sendiri.

Alibaba sendiri mengoperasikan platform e-commerce besar di China seperti Taobao, di mana ditengarai banyak barang palsu berseliweran. Jack berjanji mencari solusinya meski menurutnya memang tidak mudah.

"Kami memang harus melindungi properti intelektual, kami harus melakukan apapun untuk menghentikan barang palsu, namun para OEM membuat produk dan harga lebih baik," ujar pria dengan kekayaan USD 23,3 miliar itu.

Tahun lalu, perusahaan fashion Prancis, Kering, yang menjual produk mewah seperti Gucci dan Yves Saint Lauren menggugat Alibaba karena dinilai mendorong penjualan barang bajakan dan mengambil untung besar.

Otoritas China sendiri sudah beberapa kali memeriksa Alibaba soal keluhan tersebut. Namun Jack yakin perusahaannya sangat penting secara ekonomi bagi China sehingga takkan dihukum berat, apalagi diblokir.

"Anda tak bisa menghentikan Alibaba bahkan meski hanya dua jam karena itu akan menjadi bencana bagi China," yakin Ma.

Di sisi lain, Jack menilai manufaktur di China belakangan kurang senang karena tenaga kerja mereka diperas untuk menghasilkan produk kualitas tinggi tapi uangnya kebanyakan mengalir ke pemilik brand. Sehingga makin banyak yang membuat produk sendiri dan menjualnya via internet.

"Cara melakukan bisnis bagi brand sudah berubah. Bukan barang palsu atau properti intelektual yang menghancurkan mereka. Tapi adalah model bisnis baru yang merevolusi seluruh dunia," tambah Jack. (fyk/ash)