- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tak Ada Angin Tak Ada Hujan Dinding Musala Roboh, Innalillahi...


TS
PencariBata.
Tak Ada Angin Tak Ada Hujan Dinding Musala Roboh, Innalillahi...
Quote:
Jumat, 17 Juni 2016 , 11:43:00
Tak Ada Angin Tak Ada Hujan Dinding Musala Roboh, Innalillahi...

Ilustrasi. FOTO: JAWA POS GROUP
NGAWI - Garis nasib Poniran, 45, warga Dusun Gebang Sewu, Desa Semen, Kecamatan Paron, Ngawi, Jatim, berakhir di Musala Baitul Mustaqim. Dia meregang nyawa setelah dinding musala yang diperbaikinya ambruk pada Rabu (15/6).
"Padahal, saat itu sedang tidak ada hujan atau angin. Tiba-tiba dindingnya amblek begitu saja,'' kata Suparni, salah seorang pekerja.
Peristiwa nahas tersebut bermula ketika Poniran merenovasi musala bersama enam orang lainnya. Saat itu, Poniran kebagian tugas mengantarkan ember berisi cor-coran dari luar bangunan ke dalam. Sementara itu, Suparni memindahkan saklar listrik dari tembok bangunan lama ke tembok baru.
Di utara musala, ada kuli bangunan lainnya yang merobohkan dinding musala lama dengan palu. "Waktu benerin saklar di tembok, saya merasa dindingnya bergetar,'' ujar Suparni kepada Jawa Pos Radar Lawu.
Dia lantas memperingatkan teman-temannya agar berhati-hati. Dari getaran dinding, Suparni memperkirakan tembok mau roboh. Nahas, bersamaan dengan peringatannya, Poniran tertimpa bongkahan tembok setinggi tiga meter tepat di bagian kepalanya. Padahal, saat itu Poniran masuk ke bangunan untuk mengangkut ember cor.
"Ketika ember diambil, bongkahan jatuh. Poniran kayak sudah mati langkah,'' jelasnya.
Kemudian, Suparni bersama teman-temannya berusaha mengevakuasi Poniran. Bongkahan yang roboh dipindahkan. Warga yang tahu peristiwa itu bergegas memanggil polisi dan minta pertolongan ambulans puskesmas setempat. Karena menderita luka yang cukup parah di bagian kepala dan kaki, Poniran langsung dirujuk ke RS Widodo. "Tapi, belum sampai di lokasi, nyawanya sudah tidak tertolong,'' terangnya.
Di sisi lain, Kapolsek Paron AKP Wayan Murtika menyatakan, Poniran tewas karena murni mengalami kecelakaan kerja. Hal itu ditetapkan setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan sejumlah saksi.
Hasilnya, tidak ditemukan kejanggalan. Bongkahan tembok yang berada di bawah sesuai dengan bekas retakan tembok yang masih utuh. "Hubungan teman-temannya dengan korban juga baik, tidak ada masalah,'' katanya. (mg3/aan/c5/ai)
Tak Ada Angin Tak Ada Hujan Dinding Musala Roboh, Innalillahi...

Ilustrasi. FOTO: JAWA POS GROUP
NGAWI - Garis nasib Poniran, 45, warga Dusun Gebang Sewu, Desa Semen, Kecamatan Paron, Ngawi, Jatim, berakhir di Musala Baitul Mustaqim. Dia meregang nyawa setelah dinding musala yang diperbaikinya ambruk pada Rabu (15/6).
"Padahal, saat itu sedang tidak ada hujan atau angin. Tiba-tiba dindingnya amblek begitu saja,'' kata Suparni, salah seorang pekerja.
Peristiwa nahas tersebut bermula ketika Poniran merenovasi musala bersama enam orang lainnya. Saat itu, Poniran kebagian tugas mengantarkan ember berisi cor-coran dari luar bangunan ke dalam. Sementara itu, Suparni memindahkan saklar listrik dari tembok bangunan lama ke tembok baru.
Di utara musala, ada kuli bangunan lainnya yang merobohkan dinding musala lama dengan palu. "Waktu benerin saklar di tembok, saya merasa dindingnya bergetar,'' ujar Suparni kepada Jawa Pos Radar Lawu.
Dia lantas memperingatkan teman-temannya agar berhati-hati. Dari getaran dinding, Suparni memperkirakan tembok mau roboh. Nahas, bersamaan dengan peringatannya, Poniran tertimpa bongkahan tembok setinggi tiga meter tepat di bagian kepalanya. Padahal, saat itu Poniran masuk ke bangunan untuk mengangkut ember cor.
"Ketika ember diambil, bongkahan jatuh. Poniran kayak sudah mati langkah,'' jelasnya.
Kemudian, Suparni bersama teman-temannya berusaha mengevakuasi Poniran. Bongkahan yang roboh dipindahkan. Warga yang tahu peristiwa itu bergegas memanggil polisi dan minta pertolongan ambulans puskesmas setempat. Karena menderita luka yang cukup parah di bagian kepala dan kaki, Poniran langsung dirujuk ke RS Widodo. "Tapi, belum sampai di lokasi, nyawanya sudah tidak tertolong,'' terangnya.
Di sisi lain, Kapolsek Paron AKP Wayan Murtika menyatakan, Poniran tewas karena murni mengalami kecelakaan kerja. Hal itu ditetapkan setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan sejumlah saksi.
Hasilnya, tidak ditemukan kejanggalan. Bongkahan tembok yang berada di bawah sesuai dengan bekas retakan tembok yang masih utuh. "Hubungan teman-temannya dengan korban juga baik, tidak ada masalah,'' katanya. (mg3/aan/c5/ai)
http://www.jpnn.com/read/2016/06/17/...nnalillahi...-
Azab.......azab

0
1.2K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan