- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kaya Membuatmu Bahagia


TS
sandi.coded
Kaya Membuatmu Bahagia

Spoiler for cek repost:


WARNING!
Setidaknya baca KESIMPULAN dulu sebelum komen
Setidaknya baca KESIMPULAN dulu sebelum komen


Quote:
Quote:
Apakah lebih banyak uang membuat kita lebih bahagia?
Itu adalah pertanyaan abadi yang telah ditanyakan sepanjang zaman.
Kebanyakan dari kita selalu mengejar kekayaan sepanjang hidup kita – dulu, sekarang, dan nanti. Rumah megah. Mobil mewah. Gadget canggih. Kita berpikir bahwa ketika kita berhasil mendapatkan segalanya kita akan merasa bahagia. Namun, apakah itu benar? Apakah kita akan benar-benar bahagia setelah mendapatkan semuanya?
Mungkin kalian pernah dengar, uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Tapi anengnya, budaya dan norma sosial di sekitar kita mengondisikan kita untuk mempercayai kebohongan terbesar di abad ini: Barang-barang mewah, popularitas, kebanggaan, istri cantik/suami mapan, dan segala kemudahan yang menyertainya - kita percaya bahwa menjalani kehidupan yang diisi oleh hal-hal tersebut akan membuat kita bahagia.
Namun kebalikannya juga tidak benar. Hidup dalam kemiskinan. Hidup serba kekurangan. Hidup terlunta-lunta di jalan dan kelaparan. Juga tidak bahagia. Hidup seperti itu jauh dari kata bahagia.

Quote:
Kita kembali ke pertanyaan awal:
Apakah lebih banyak uang membuat kita lebih bahagia?
Ane ingin mencoba menjawab pertanyaan itu berdasarkan hasil penelitian di berbagai belahan dunia yang telah berhasil menguak sedikit jawabannya.
“Psikolog telah menghabiskan berpuluh-puluh tahun mempelajari hubungan antara kekayaan dan kebahagiaan,” tulis Daniel Gilbert, psikolog dari Universitas Harvard dalam bukunya “Stumbling on Happiness,” “dan mereka menyimpulkan bahwa uang meningkatkan kebahagiaan ketika uang itu melepaskan seseorang dari kemiskinan menjadi kelas menengah, namun setelah itu peningkatan kekayaan tidak meningkatkan kebahagiaan lebih tinggi lagi.”
Survey yang dilakukan di berbagai belahan dunia menanyakan orang-orang tentang seberapa puas mereka dengan kehidupan mereka. Umumnya, mereka disuruh menilai diri mereka sendiri dengan skala 1 sampai 7. Dimana 1 artinya “Tidak puas sama sekali dengan kehidupan ane” dan 7 berarti “Sangat puas dengan kehidupan ane”.
Dari seluruh multimilioner Amerika yang menjawab, rata-rata skor kebahagiaannya adalah 5.8. Sementara para gelaganngan di Calcutta memiliki skor rata-rata 2.9.
Sebentar, sebelum Agan menyimpulkan bahwa uang bisa memberikan kebahagiaan, coba kita lihat mereka yang menilai diri mereka 5.8 juga: Suku Eskimo yang tinggal di Kutub Utara - yang sangat jauh dari kata hidup mewah, dan Suku Masai di Kenya - yang tidak memiliki listrik maupun air mengalir di rumahnya.
Lalu lihat juga berapa skor warga kelas bawah di Calcutta – sedikit di atas kelas gelaganngan – skornya 4.6. Ini membuktikan bahwa uang bisa membeli kebahagiaan hanya ketika uang melepaskan kita dari kemiskinan.
Penelitian yang dilakukan juga melihat perubahan tingkat kebahagiaan selama berpuluh-puluh tahun. Semenjak perang dunia II, GDP Amerika telah meningkat sebesar 3 kali lipat. Namun tingkat kebahagiaan penduduknya hampir tidak berubah. Jepang juga mengalami peningkatan GDP luar biasa semenjak kekalahannya dalam perang dunia, namun tingkat kebahagiaannya tetap sama. Begitu juga yang terjadi di negara-negara Eropa.
Apakah lebih banyak uang membuat kita lebih bahagia?
Ane ingin mencoba menjawab pertanyaan itu berdasarkan hasil penelitian di berbagai belahan dunia yang telah berhasil menguak sedikit jawabannya.
“Psikolog telah menghabiskan berpuluh-puluh tahun mempelajari hubungan antara kekayaan dan kebahagiaan,” tulis Daniel Gilbert, psikolog dari Universitas Harvard dalam bukunya “Stumbling on Happiness,” “dan mereka menyimpulkan bahwa uang meningkatkan kebahagiaan ketika uang itu melepaskan seseorang dari kemiskinan menjadi kelas menengah, namun setelah itu peningkatan kekayaan tidak meningkatkan kebahagiaan lebih tinggi lagi.”
Survey yang dilakukan di berbagai belahan dunia menanyakan orang-orang tentang seberapa puas mereka dengan kehidupan mereka. Umumnya, mereka disuruh menilai diri mereka sendiri dengan skala 1 sampai 7. Dimana 1 artinya “Tidak puas sama sekali dengan kehidupan ane” dan 7 berarti “Sangat puas dengan kehidupan ane”.
Dari seluruh multimilioner Amerika yang menjawab, rata-rata skor kebahagiaannya adalah 5.8. Sementara para gelaganngan di Calcutta memiliki skor rata-rata 2.9.
Sebentar, sebelum Agan menyimpulkan bahwa uang bisa memberikan kebahagiaan, coba kita lihat mereka yang menilai diri mereka 5.8 juga: Suku Eskimo yang tinggal di Kutub Utara - yang sangat jauh dari kata hidup mewah, dan Suku Masai di Kenya - yang tidak memiliki listrik maupun air mengalir di rumahnya.
Lalu lihat juga berapa skor warga kelas bawah di Calcutta – sedikit di atas kelas gelaganngan – skornya 4.6. Ini membuktikan bahwa uang bisa membeli kebahagiaan hanya ketika uang melepaskan kita dari kemiskinan.
Penelitian yang dilakukan juga melihat perubahan tingkat kebahagiaan selama berpuluh-puluh tahun. Semenjak perang dunia II, GDP Amerika telah meningkat sebesar 3 kali lipat. Namun tingkat kebahagiaan penduduknya hampir tidak berubah. Jepang juga mengalami peningkatan GDP luar biasa semenjak kekalahannya dalam perang dunia, namun tingkat kebahagiaannya tetap sama. Begitu juga yang terjadi di negara-negara Eropa.
Quote:
Kesimpulan (sederhananya seperti ini):
Mereka yang bergaji 5 juta/bulan jauh lebih bahagia dibanding mereka yang bergaji 1 juta/bulan, tapi mereka yang bergaji 50 juta/bulan tidak jauh lebih bahagia daripada yang bergaji 5 juta/bulan.
Jadi, Mereka yang kaya belum tentu bahagia. Mereka yang menengah tingkat kebahagiaannya mirip dengan yang kaya. Tetapi mereka yang miskin pasti tidak bahagia (secara statistik).
Mereka yang bergaji 5 juta/bulan jauh lebih bahagia dibanding mereka yang bergaji 1 juta/bulan, tapi mereka yang bergaji 50 juta/bulan tidak jauh lebih bahagia daripada yang bergaji 5 juta/bulan.
Jadi, Mereka yang kaya belum tentu bahagia. Mereka yang menengah tingkat kebahagiaannya mirip dengan yang kaya. Tetapi mereka yang miskin pasti tidak bahagia (secara statistik).
Quote:
Lalu jika uang tidak bisa memberikan kebahagiaan, apa yang bisa membuat kita bahagia?
Ane tidak ingin menjawabnya karena itu akan membuat artikel ini terlalu panjang. Agan bisa pikirkan jawabannya sendiri lalu utarakan komentar agan di bawah.
Ane tidak ingin menjawabnya karena itu akan membuat artikel ini terlalu panjang. Agan bisa pikirkan jawabannya sendiri lalu utarakan komentar agan di bawah.
Quote:
Jika uang berlebih tidak bisa memberikan kebahagiaan mengapa selama ini kita percaya bahwa dengan mengejar kekayaan, jabatan, popularitas, dll, akan memberikan kita kebahagiaan?
Jawabannya yaitu karena sistem sosial-budaya kita yang membuat kita berpikir seperti itu sejak kecil. Seandainya kita dilahirkan di kutub utara bersama suku eskimo mungkin kita tidak akan berpikir seperti itu.
Jawabannya yaitu karena sistem sosial-budaya kita yang membuat kita berpikir seperti itu sejak kecil. Seandainya kita dilahirkan di kutub utara bersama suku eskimo mungkin kita tidak akan berpikir seperti itu.

Quote:
Belum lagi para ekonom dan politisi yang sengaja menyembunyikan kebenaran sederhana ini.
Mengapa mereka menyembunyikannya?
Karena ekonomi akan meningkat jika pendapatan setiap individu juga meningkat. Tapi karena individu hanya peduli pada diri mereka sendiri, sangat penting agar setiap individu percaya bahwa menjadi kaya adalah jalan menuju kebahagiaan. Karena dengan begitu maka ekonomi akan meningkat.
Mengapa mereka menyembunyikannya?
Karena ekonomi akan meningkat jika pendapatan setiap individu juga meningkat. Tapi karena individu hanya peduli pada diri mereka sendiri, sangat penting agar setiap individu percaya bahwa menjadi kaya adalah jalan menuju kebahagiaan. Karena dengan begitu maka ekonomi akan meningkat.
Quote:
Akhir kata, ane ingin agan menanyakan hal ini pada diri agan sendiri.
Coba pikir lagi.
Apa yang sebenarnya ingin agan capai?
Menjadi kaya raya?
Memiliki istri cantik/suami mapan?
Memajukan negara dan mengharumkan nama bangsa?
Agan percaya omong kosong itu akan membuat agan bahagia??
Menjadi kaya raya?
Memiliki istri cantik/suami mapan?
Memajukan negara dan mengharumkan nama bangsa?
Agan percaya omong kosong itu akan membuat agan bahagia??
Coba pikir lagi.

Spoiler for Sumber:
Tulisan Ane Sendiri dengan Beberapa Referensi:
http://www.menshealth.com/guy-wisdom...make-you-happy
http://www.sharonlbegley.com/money-happiness
http://www.theminimalists.com/money-poverty/
http://www.theminimalists.com/worry/
http://www.menshealth.com/guy-wisdom...make-you-happy
http://www.sharonlbegley.com/money-happiness
http://www.theminimalists.com/money-poverty/
http://www.theminimalists.com/worry/




Diubah oleh sandi.coded 20-06-2016 10:17
0
4.3K
Kutip
58
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan