Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

thereisflowerAvatar border
TS
thereisflower
Komunisme (Marxis) vs Anarkisme

Pada dasarnya, komunisme dan anarkisme memiliki tujuan yang sama: masyarakat tanpa kelas, tanpa uang, dan tanpa negara. Bagi mereka, adanya negara adalah wujud dari penindasan kelompok borjuis pada kelompok proletar.

Akan tetapi meski memiliki tujuan yang sama, terdapat perbedaan cara pandang untuk mencapai cita-cita tersebut. Komunisme (Marxist) percaya bahwa untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas, kaum proletar harus menguasainya dulu. Tahapan ini disebut dictatorship of proletariat. Bila sebelumnya negara dikuasai borjuis, kali ini para buruh yang ambil alih. Tapi fase ini hanya transisi. Teorinya, para buruh menginginkan masyarakat yang setara dan stateless. Makanya, kemudian negara dihapuskan secara perlahan-lahan. Ini tidak berarti tidak ada aturan sama sekali. Peraturan dan orang yang mengatur tetap ada, tetapi bukan dalam bentuk negara yang merupakan wujud pertentangan kelas.

Anarkisme tidak menyetujui cara ini. Bagi mereka, segala bentuk hierarki adalah penindasan. Makanya, penghapusan negara tidak boleh dilakukan dengan penggunaan negara itu sendiri. Mereka anti menguasai dan menjadi bagian dari negara sebagaimana para komunis (Marxist).

Singkatnya begini:
Komunisme: Kapitalisme => Revolusi => Dictatorship of Proletariat => Komunis
Anarkisme: Kapitalisme => Revolusi => Transisi Tanpa Penguasaan pada Negara => Komunis

Alasan anarkis tidak menyetujui cara komunis sebenarnya sah-sah saja. Mereka “trauma” dengan dictatorship of proletariat yang selalu gagal menjadi masyarakat komunis. Berbagai negara di mana seharusnya komunis bisa diciptakan seperti Soviet, tak pernah mencapai tahap itu. Kaum buruh yang katanya berkuasa, malah balik dikuasai segelintir elitis buruh yang kemudian menciptakan state capitalism.
Tapi keberatan anarkis ini juga tidak menawarkan sesuatu yang lebih baik. Bayangkan, apa yang akan terjadi bila revolusi tidak diikuti penguasaan pada negara? Bagaimana cara mereka menghadapi aparatur negara? Bagaimana mereka menghadapi pemilik modal yang masih memegang negara itu sendiri?

Meski para komunis gagal, setidaknya mereka pernah mencicipi tahapan dictatorship of proletariat. Sedangkan anarkis belum teruji sama sekali. Bagaimana pendapat kalian? Mana yang menurut kalian lebih realistis? Atau dua-duanya sangat realistis sehingga harus dibumi-hanguskan dari Indonesia tercinta?
0
11.5K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan