- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]


TS
Kombre
Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/16/1761844_20160616113944.png)
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/17/1761844_20160617052659.jpg)
Menjawab "Mitos" Populer Seputar Smartphone
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/16/1761844_20160616124349.png)
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/16/1761844_20160616123015.png)
Quote:
Assalamualaikum
Halo agan dan aganwati sekalian yang budiman, pertama tama selamat menjalankan ibadah ramadhan bagi seluruh umat muslim. Dan selamat datang di Trit ane yang mungkin akan sedikit membosankan ini. 
Jika melihat judul trit ini, mungkin yang ada dibenak agan sekalian adalah ah basi, yang ginian udah sering dibahas, repost nih, dan ungkapan kekecewaan lainnya. Ane pun mengakui bahwa topik ini memang bukan topik yang benar benar baru. Di internet sudah banyak bertebaran judul artikel mengenai mitos mitos smartphone ini, bahkan beberapa mitos yang akan ane bahas setelah ini sebagaian besar sudah pernah dimuat di artikel lain. Namun kali ini ane akan membahasnya melalui point of view, paradigma, serta dari kaca mata keilmuan ane, berdasar pada pengalaman selama hampir kurang lebih 10 tahun bersahabat dengan dunia gadget ditambah sedikit pengetahuan dasar serta referensi dari berbagai sumber yang ilmiah.
Ane biasa menulis dengan selalu mencantumkan referensi/sumber dan memberi penekanan pada kata atau kalimat yang dirasa penting. Gaya penulisan yang ane gunakan cenderung formal, dengan bahasa yang sebisa mungkin santai dan mudah dipahami, serta sedikit menyelipkan kripik kripik joke supaya agan agan sekalian paling tidak bertahan 5 - 10 menit membaca tulisan ane. Pada bagian awal akan dijelaskan mengenai definisi umum dari masing masing judul, dengan satu ada lebih referensi. Lalu di bagian akhir ane akan coba berbagi tips dan trik mengenai topik yang sudah dibahas. Selamat menikmati suguhan trit berkualitas dari ane

Jika melihat judul trit ini, mungkin yang ada dibenak agan sekalian adalah ah basi, yang ginian udah sering dibahas, repost nih, dan ungkapan kekecewaan lainnya. Ane pun mengakui bahwa topik ini memang bukan topik yang benar benar baru. Di internet sudah banyak bertebaran judul artikel mengenai mitos mitos smartphone ini, bahkan beberapa mitos yang akan ane bahas setelah ini sebagaian besar sudah pernah dimuat di artikel lain. Namun kali ini ane akan membahasnya melalui point of view, paradigma, serta dari kaca mata keilmuan ane, berdasar pada pengalaman selama hampir kurang lebih 10 tahun bersahabat dengan dunia gadget ditambah sedikit pengetahuan dasar serta referensi dari berbagai sumber yang ilmiah.
Ane biasa menulis dengan selalu mencantumkan referensi/sumber dan memberi penekanan pada kata atau kalimat yang dirasa penting. Gaya penulisan yang ane gunakan cenderung formal, dengan bahasa yang sebisa mungkin santai dan mudah dipahami, serta sedikit menyelipkan kripik kripik joke supaya agan agan sekalian paling tidak bertahan 5 - 10 menit membaca tulisan ane. Pada bagian awal akan dijelaskan mengenai definisi umum dari masing masing judul, dengan satu ada lebih referensi. Lalu di bagian akhir ane akan coba berbagi tips dan trik mengenai topik yang sudah dibahas. Selamat menikmati suguhan trit berkualitas dari ane

Quote:
TIPS: Tekan SHIFT + X Untuk menampilkan semua gambar
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/17/1761844_20160617054112.png)
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/16/1761844_20160616123015.png)
1. "Nge-Cas Hape Semalaman Bisa Bikin Baterai "Bunting"!"
Quote:
Kalo kumpul Semalaman sama Bini mungkin iya bisa bikin Bunting, Tapi kalo Yang ini......




Spoiler for bunting:
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://dl.kaskus.id/i.imgur.com/QEYrFKH.jpg)
Mitos ini masuk di urutan pertama top list ane karena menurut ane mitos ini yg paling santer terdengar di kuping kita selama ini.
Pertama-tama, kita bahas bagaimana sebuah baterai itu bisa nggelembung/kembung/buncit/hamil/bunting ??
Menurut pak Don Sadoway, professor of Materials Chemistrydari MIT, yang mana seorang ahli di bidang teknologi baterai tingkat lanjut, tentang penyebab fenomena baterai Lithium yang menggelembung:
Quote:
"Terdapat batasan jumlah muatan listrik yang mampu disimpan oleh sebuah sel lithium-ion. Saat proses pengisian normal, wujud logam dari lithium atau yang disebut "metallic lithium" tidak muncul, yang mana unsur wujud ini relatif tidak stabil. Namun saat proses over-charge, lithium akan bereaksi lebih cepat dari yang seharusnya. Hasilnya si metallic lithium yg relatif tidak stabil tadi muncul dan memakan muatan anoda. Di saat yang bersamaan, katoda menjadi agen oksidasi/oksidator dan akhirnya hilang kestabilan.
Bahaya yang lebih besar adalah ketika reaksi tersebut dibarengi dengan panasdan -sesuai hukum fisika- gas hangat memerlukan ruang yg lebih besar, yang mana menyebabkan permukaan baterai menjadi tertekan sehingga tampak menggelembung."
Bahaya yang lebih besar adalah ketika reaksi tersebut dibarengi dengan panasdan -sesuai hukum fisika- gas hangat memerlukan ruang yg lebih besar, yang mana menyebabkan permukaan baterai menjadi tertekan sehingga tampak menggelembung."
Demikian penjelasan singkat bagaimana sebuah baterai bisa menggembung. Gampangnya agan agan bayangkan sebuah baterai adalah panci tertutup yang berisi air. Ketika panci tersebut dipanaskan maka uap/gas dalam panci tsb menjadi tidak stabil dan seolah olah memaksa keluar mencari ruang yang lebih luas. Gas dan Panas itu lah yang menjadi biang kerok buntingnya si baterai.
Spoiler for ilustrasi:
Seperti yang kita tahu kondisi baterai semacam ini layaknya bom yang siap meledak kapan saja. Sebagai upaya keamanan, para ahli saat ini telah mendesain sebuah teknologi sirkuit di dalam baterai yang dikenal sebagai internal charging circuits, dengan komponen IC dan referensi dari bermacam macam vendor. Alih-alih mengontrol proses pengisian/charging secara manual, tujuan sirkuit internal ini mencegah terjadinya overcharge. Dan ketika ia mendeteksi sebuah limit, ia akan men-shutdown aktivitas kelistrikan pada baterai tersebut
Raksasa teknologi Apple inc. pada awal 90an menangani masalah ini dengan mendesain sebuah laptop dengan baterai berbasis nickel-metal-hydride. Namun teknologi nickel-metal-hydride memerlukan daya dan ruang yang lebih besar ketimbang teknologi lithium ion. Untuk menghemat ruang, Sony (produsen baterai terbesar) menciptakan semacam charging protocol pada perangkat motherboard dan komponen dalam charger. Hingga saat ini teknologi ini dipakai pada hampir seluruh barang elektronik termasuk gadget.
Spoiler for charging circuit pada laptop:
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/15/1761844_20160615011944.jpg)
Jadi....
- Dengan teknologi baterai saat ini, overcharge memiliki kemungkinan dampak yg sangat kecil terhadap rusaknya baterai.
- Faktor faktor yang lebih umum penyebab baterai membuncit antara lain karena cacat proses manufakturing/cacat pabrik, usia baterai yang sudah lanjut, penggunaan baterai yang tidak benar atau penggunaan charger yang tidak standar (akan dibahasan pada poin selanjutnya, stay tuned gan!).

Sebenarnya penyebab kerusakan yang lebih sering yg diakibatkan ketika kita membiarkan smartphone kita tercolok ke listrik semalaman adalah jika terjadi arus pendek/korsleting. Lonjakan maupun suplai daya yg tidak stabil berpotensi memperpendek umur baterai, bahkan dapat langsung merusak komponen pada smartphone.
2. "Menggunakan Smartphone Sambil Di-Cas Bisa Merusak Baterai!"
Quote:
Spoiler for mulustrasi:
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/15/1761844_20160615114031.jpg)
Mitos yang satu ini mungkin termasuk salah satu yang paling mengganggu. Gimana enggak, rata rata lama pengisian baterai smartphone yaitu antara 2 -3 jam.. Sementara dengan penggunaan yang rutin, di luar waktu tidur rata rata kita bisa melakukan pengisian 2-3 kali dalam 1 hari. Jika ditotal, waktu yg dibutuh untuk menge-cas baterai smartphone dalam sehari adalah 4 - 9 jam. Jika meyakini kebenaran mitos ini, berarti paling tidak kita harus menahan nafsu menggunakan smartphone hingga 9 jam sehari ?

Nah, gimana ane menjawab mitos s*alan ini?
Pertama tama, ane coba mengajak agan agan utk flash back, memahami darimana mitos ini muncul di daratan negeri ini..
Kasus smartphone yang meledak entah kenapa semakin marak. Beberapa waktu yang lalu terdapat kasus yaitu sebuah smartphone milik perempuan di negara china meledak, dan orang orang percaya hal tersebut gara gara si perempuan menggunakan smartphonenya (buat nelpon) pada saat sedang di-cas. Namun pada kenyataannya setelah diselidiki, meledaknya smartphone tersebut dikarenakan doi menggunakan charger dengan kualitas rendah alias abal-abal.
Bagian akhir pernyataan di atas cukup make sense, tapi tetep aja ledakan terjadi waktu si hape lagi dalam keadaan dicas. Jadi sebenernya biang kerok peristiwa ini siapa, karena dipakai sambil nge-cas atau karena chargernya yang abal-abal?
Dua duanya bisa saja jadi tersangka. Tapi jika kita melihat statistik, kasus ini termasuk jarang dialami oleh pemilik smartphone atau mungkin hanya satu dari sekian juta pengguna. Dari pandangan teknologi, satu satunya bagian yang rawan meledak dari sebuah smartphone adalah baterai. Jadi kemungkinannya baterai yang dipakai kondisinya sudah buruk, lalu dikombinasikan dengan panasberlebih yang dihasikan dari aktivitas telpon dan charging, dan akhirnya diperparah dengan kualitas charger yang jelek. BOOOMM! Kurang lebih itulah resep legit meledakkan smartphone

Bagaimana jika dalam keadaan normal (charger dan baterai yang sehat misalkan) ?
Yak, karena di point awal sudah dijabarkan bagaimana sebuah baterai bisa menjadi sesuatu yang sangat berbahaya, layaknya sebuah bom waktu, api/panas adalah musuh utama dari baterai, tak terkecuali untuk semua kompenen listrik. Tidak perlu repot repot menggunakan resep di atas untuk meledakkan smartphone, agan cukup menjemur smartphone agan seharian di bawah terik sinar matahari, atau menaruhnya di atas kompor panas, dan smartphone agan sudah siap untuk menarik perhatian densus anti terror. Sejatinya komponen smartphone termasuk baterai sekarang telah didesain sedemikian rupa agar tahan terhadap suhu yang tinggi. Namun ada baiknya menghindari resiko yang mungkin dapat membahayakan diri agan agan terutama jika agan agan terlalu cuek untuk memeriksa kondisi kesehatan smartphonenya

JADI.. kemungkinan kemungkinan yang dapat terjadi ketika agan agan memakai smartphone ketika di-cas adalah:
A. Daya tetap terisi, smartphone bekerja normal
B. Daya tetap terisi namun lebih lambat atau pengisian tidak efisien.
C. Daya tidak terisi. Pada beberapa vendor smartphone, ketika daya yang dikonsumsi lebih besar ketimbang asupan daya yang masuk pada saat pengisian, maka otomatis proses pengisian akan diputus untuk mencegah proses pengisian daya yg tidak optimal.
D. Temperatur komponen meningkat (Ini yang bisa berbahaya jika melewati batas kewajaran).
3. "Hape Baru Perlu Di-Cas Dulu Hingga Sekian Jam!"
Quote:
Spoiler for mulustrasi:
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/17/1761844_20160617104417.jpg)
Setiap agan agan membeli smartphone baru, mungkin hal pertama yang jadi concernagan adalah soal Mitos ini. Selain itu tidak jarang si penjual menyarankan untuk melakukan pengecasan hingga 3 - 8 jam untuk pertama kali. Pernahkan agan berpikir, untuk apa semua ini?
Untuk menjawab rasa penasaran agan, ane coba menjelaskan sebenarnya untuk apa hal ini dilakukan pada saat pertama kali membeli gadget/smartphone.
Quote:
Menurut batteryuniversity.com, konsep ini pertama kali diperkenalkan pada baterai jenis nickel-cadmium (Ni-Cd). Banyak produsen dari baterai jenis ini merekomendasikan kepada konsumen untuk melakukan pengisian 16-24 jam sebelum baterai betul betul digunakan. Hal ini penting dilakukan karena tiap sel di dalam baterai jenis nickel-cadmium mempunyai "memori" tersendiri. Pasalnya, selama proses penyimpanan maupun distribusi, senyawa elektrolit yg merupakan memori dalam sel baterai akan turun ke bagian bawah sel baterai -sesuai hukum fisika- karena gravitasi. Proses pengecasan pertama membantu dalam pemerataan/pendistribusian ulang memori tsb, yaitu meng-eliminasi "dry spot" pada separator sel baterai. Sama halnya dengan memori pada hardisk, proses ini pada dasarnya adalah melakukan format-ulang pada baterai supaya dihasilkan performa baterai yg optimal. Proses ini biasa disebut dengan initial-charge atau priming.
Spoiler for NiCd:
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/15/1761844_20160615022556.jpg)
Lalu apakah sama perlakuan antara baterai jenis NiCd dengan baterai jenis Lithium atau yg sering dipakai oleh smartphone?
Menurut batteryuniversity.com, proses charging (kondisi saat pengisian) maupun discharging (tidak dalam keadaan pengisian) pada baterai adalah sebuah reaksi kimia, namun pengecualian pada baterai jenis Li-ion. Pakar Sains mengatakan bahwa energi yang mengalir masuk dan keluar dari baterai lithium merupakan bagian dari pergerakan antara kutub anoda dan katoda. Agan agan bisa membayangkan sebuah siklus air. Namun jika benar begitu, maka seharusnya sebuah baterai akan abadi atau tidak akan pernah rusak, betul? Para saintis menjelaskan bahwa proses tersebut memiliki penghambat, antara lain karena faktor sistemik seperti proses korosi dan faktor degeneratif lainnya (seperti usia, kondisi cuaca, temperatur, dsb).
Seperti yang telah dibahas pada mitos pertama, Charger pada baterai berjenis Li-ion merupakan sebuah alat otomatis yang dapat memebatasi arus. Perbedaannya dengan baterai yang berbasis cairan maupun nikel seperti Ni-Cd yaitu jika produsen baterai seperti Ni-Cd lebih fleksibel dalam fungsinya utk memutus arus, pada produsen Li-ion ini sangat ketat dalam pembatasan arus yg masuk karena pada dasarnya Li-ion tidak dapat menerima overcharge. Jadi jika ada produsen di pasaran yang menawarkan ke agan Charger Ajaib dengan embel embel bisa memperpanjang umur baterai atau menambah kapasitas ekstra pada baterai, itu semua adalah BULLSH*T, atau bahkan yg terjadi bisa sebaliknya! Li-ion adalah sebuah "clean" system yang hanya menyerap apa yang mampu diserap, tidak lebih.
Jadi...apakah masih perlu melakukan initial charge/priming pada baterai jenis Lithium ?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, tidak akan ada gunanya agan melakukan charging hingga berjam jam lamanya, karena pada dasarnya baterai jenis lithium hanya mampu menyerap apa yang mampu ia serap. Namun kadang pada saat pertama kali membeli smartphone, sangat jarang menemukan baterai yang sudah terisi full, jadi sebaiknya lakukan pengisian hingga penuh saja.
4. "Makin Besar Resolusi "MegaPixel" Kamera maka Akan Semakin Bagus Kualitas Fotonya!"
Quote:
Spoiler for mulustrasi:
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/16/1761844_20160616121532.jpg)
Nah, yang satu ini mungkin masih jadi mitos terbesar sepanjang peradaban umat manusia, dimana ini akan sangat membingungkan terutama untuk orang yang masih awam di dunia per-kamera-an. Banyak orang membeli gadget atau kamera dengan pertimbangan besar MegaPixel nya sebagai acuan utama untuk menentukan kualitas suatu kamera. Banyak vendor smartphone pun berlomba lomba menarik minat konsumennya dengan embel embel kamera bermegapixel besar. Kalau temen agan punya kamera dengan megapixel lebih gede dari punya agan, harusnya kamera doi lebih bagus kan? Hayooo benar atau salah anggapan ini ?

Pertama-tama mari kita ulas habis apa yang dimaksud dengan Pixel atau Megapixel ini....
Layaknya kalori pada makanan, megapixel merupakan sebuah penentu kuantitas, bukan kualitas. Jumlah megapixel yang agan agan butuhkan tergantung untuk apa foto itu digunakan. Jumlah kalori dalam makanan tidak serta merta menentukan nutrisi yg agan butuhkan, jumlah pixel dari kamera pun tidak mewakili seberapa baik kualitas dari gambar yang dihasilkan.
Kualitas foto yang dihasilkan oleh suatu kamera merupakan persoalan yang lebih kompleks, seperti optik pada kamera tsb, sensor yg ditanamkan, firmware/software yg digunakan, proses perakitan, dan yups, pixel — Namun bukan jumlah Megapixelnya, nanti akan dibahas setelah ini. Jantung dari sebuah kamera adalah sensor/ image sensor, yang mana di dalamnya mengandung data berwujud pixel pixel. Pixel pixel ini bisa diibaratkan "ember" yang menampung sebuah photon(contoh dari photon adalah cahaya, yang mana sangat mempengaruhi hasil foto). Jika agan bingung, silahkan lanjut membaca trit ane sampai selesai.
Spoiler for analogi ember dan hujan:
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://dl.kaskus.id/i.imgur.com/b0EycQ7.jpg)
Analogi photon sebagai air hujan, semakin besar ukuran ember (pixel) maka semakin banyak photon yg bisa ditampung.
Image sensor memiliki ukuran yang bervariasi. Semakin besar sensornya, maka semakin besar pula ukuran pixel yang dihasilkan, yang mana lebih banyak photon yg dapat ditampung. Hasilnya sebuah foto akan lebih jernih, dengan lebih sedikit noise (bintik bintik seperti semut yg sering agan temui di kamera kamera smartphone terutama saat kondisi kurang cahaya), dan biasanya akan menghasilkan detil pencahayaan (highlight) dan bayangan (shadow) yang lebih baik.
Kalo pengen tahu seberapa besar kurang lebih sensor yang dipakai pada kamera smartphone agan agan, coba perhatikan diameter dari lensanya. Kamera smartphone dengan resolusi 8 megapixel sama seperti membungkus 8 juta pixel (1 megapixel = 1. 000.000 pixel) ke dalam sebuah sensor mini yang mungkin sensornya cuma sebesar tablet obat flu (bisa dibayangkan ukuran tiap pixel nya sekecil apa). Sementara itu, kamera poket/digital ber-resolusi 8 megapixel memiliki sensor yang jauh lebih besar, kira kira sebesar ujung jari kelingking orang dewasa, sehingga tiap tiap ember (pixel) memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih luas, yang mana memungkinkan untuk menangkap lebih banyak cahaya.
Namun dengan munculnya smartphone smartphone high-end, seperti iPhone 6s dan Samsung galaxy S7 Edge, ukuran dari tiap tiap pixel semakin besar (1.22 mikron pada iPhone dan 1.4 mikron pada Samsung), membuat kamera mereka sebanding dengan banyak kamera kamera konvensional.
Kamera tingkat lanjut, seperti kamera mirrorless, semipro, maupun DSLR dilengkapi dengan sensor yang bahkan lebih besar lagi, hingga 1 - 1.5 inci pada beberapa DSLR papan atas. Jadi jika kita sejajarkan, 8 megapixel pada kamera DSLR sangat jelas akan menghasilkan foto yang jauh lebih baik ketimbang 8 megapixel pada kamera digital, sama halnya 8 megapixel pada kamera digital akan menghasilkan foto yang lebih tajam ketimbang 8 megapixel yang terdapat pada smartphone agan agan.

Lalu apa keuntungan dari besar megapixel kalo begitu ?
Kalo agan agan sangat bergantung pada UKURANdari foto yang akan dihasilkan, di sinilah peran megapixel yang sebenaranya. Terutama jika agan suka mencetak hasil foto agan, dikarenakan kualitas foto yang dicetak sangat bergantung pada berapa banyak data (pixel) yang terdapat dalam foto tsb.
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/17/1761844_20160617055506.png)
Apa dampak jumlah megapixel yang sangat besar?
Punya banyak pixel yang melebihi kebutuhan agan justru bisa saja mengurangi kualitas sebuah foto. Hal itu dikarenakan semisal ketika agan mengunggah foto yang berukuran terlalu besar pada media sosial, maka biasanya foto agan akan otomatis di-downsize atau dikompres untuk menghemat penggunaan bandwidth (facebook, instagram, twitter, bbm, whatsapp, kaskus, dll.). Dengan kata lain, software yang menangani itu semua akan secara acak menghapus pixel pixel pada foto agan tanpa benar benar memahami apa yang mungkin merupakan sentuhan penting pada foto tsb, seperti pantulan cahaya pada mata pacar agan atau aksen tajam pada sudut sudut dedaunan.
Spoiler for sampel foto sebelum & setelah diupload ke facebook:
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/16/1761844_20160616113047.jpg)
Selain itu foto dengan megapixel terlalu besar biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama saat diunggah dan gak jarang suka gagal waktu di tengah jalan. Dan hal ini sama aja membuang buang data yg seharusnya tidak perlu, terutama buat agan agan yg miskin kuota

Spoiler for 41 Megapixel?:
![Menjawab Mitos Populer Seputar Smartphone [Yang GAPTEK Wajib Masuk!]](https://s.kaskus.id/images/2016/06/16/1761844_20160616112025.jpg)
Lanjut Kebawah
Diubah oleh Kombre 18-06-2016 23:25
0
9K
Kutip
69
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan