- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Deddy Mizwar: Kalau Naik LRT di Jabar Lebih Mahal Dibanding Jakarta, "Ngapain"?


TS
pandabeerrr
Deddy Mizwar: Kalau Naik LRT di Jabar Lebih Mahal Dibanding Jakarta, "Ngapain"?
Quote:

Tebak yang mana deddy?
BANDUNG, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar keberatan dengan wacana masuknya swasta dalam proyek LRT Bandung Raya. Ia menilai, masuknya swasta akan menambah beban yang harus ditanggung masyarakat.
Deddy mengatakan, wacana itu tiba-tiba muncul di pertemuan dengan Presiden dan sejumlah menteri di Jakarta kemarin. Saat isu itu memgemuka, Deddy langsung meminta perhitungan ulang.
"Kalau dengan swasta coba dihitung kembali. Kalau setelah itu kami harus memberi subsidi, kami angkat tangan, " ujar dia menirukan ucapannya di depan Presiden, Jumat (10/6/2016).
Deddy menilai, jangan sampai dengan masuknya swasta, tarif LRT di Jawa Barat lebih besar dibanding Jakarta. Jika demikian, siapa yang akan naik LRT. Apalagi karakter masyarakat Jakarta dengan Jabar berbeda.
"Kalau naik LRT di Jabar lebih tinggi dibanding Jakarta, ngapain? " tuturnya.
Demiz lebih sepakat kembali pada konsep awal yakni dibiayai oleh APBN sehingga proyek tidak melulu money oriented. "Swasta harus balikin modal, mesti punya untung secepatnya sehingga harga harus tinggi. Agar terjangkau, pemerintah harus mensubsidi. Siapa yang mau subsidi? Pemprov Jabar angkat tangan untuk subsidi," ungkapnya.
Saat ini, sambung Demiz, proyek LRT Bandung Raya masih menunggu Perpres. Namun perpes belum akan keluar sebelum persoalan perhitungan ini kelar.
Rencananya, LRT Bandung Raya akan menghubungkan beberapa kota/Kabupaten di Jabar. Yakni Kota Bandung, Kabupatén Bandung, Kota Cimahi, Kabupatén Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang. Panjang proyek ini sekitar 100 kilometer.
padahal sebelumnya
Quote:
LRT Bandung Raya Dibiayai Negara, Ridwan Kamil: Ternyata Pak Jokowi Beri Bonus
Spoiler for cilukba:
Bandung -Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, bernafas lega lantaran proyek pembangunan angkutan kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Bandung Raya dibiayai penuh oleh negara. Emil, sapaan Ridwan, nampak sumringah berkaitan kabar positif tersebut.
"Dengar semua dibiayai APBN, ya alhamdulillah. Kudunya (harusnya) memang begitu," ucap Emil, usai menggelar rapat sosialisasi LRT di Balaikota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat (15/4/2016).
Emil menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah pusat, yang turut andil mendorong pelaksanaan proyek LRT di area Bandung Raya. Langkah tersebut selaras dengan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam percepatan pembangunan infrastruktur untuk moda transportasi massal di Indonesia.
"Tadinya kan Perpres-nya kita harapkan konsorsium kereta api cepat akan mengerjakan LRT, ternyata oleh Pak Jokowi diberi bonus. Jadi semua LRT Bandung Raya pakai APBN, tidak oleh swasta. Ya dananya (pembangunan LRT) bukan dari Pemkot Bandung dan Pemprov Jabar, tapi dari negara," tutur Emil, sembari tersenyum.
LRT dirancang saling interkoneksi dengan kereta cepat Bandung-Jakarta, yang dibangun oleh konsorsium BUMN Indonesia dan China. Area pengembangan LRT Bandung Raya meliputi lima daerah, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang.
Saat ini pemerintah pusat sedang membahas penyesuaian peraturan terkait pembangunan LRT Bandung Raya. "Perpres lagi disiapkan, dalam waktu dekat. Jadi Pepres itu nanti menunjuk satu BUMN yang akan mengerjakan DED (Detail Engineering Design) dan pengerjaannya," ujar Emil.
Bila tak terhambat problematik, pembangunan LRT Bandung Raya ditargetkan rampung pada 2018 mendatang. Proyek tersebut diharapkan bersamaan dengan selesainya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Targetnya sama, pas kereta api cepat selesai. Jadi LRT yang jalur Kota Bandung juga selesai," kata Emil.
"Dengar semua dibiayai APBN, ya alhamdulillah. Kudunya (harusnya) memang begitu," ucap Emil, usai menggelar rapat sosialisasi LRT di Balaikota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat (15/4/2016).
Emil menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah pusat, yang turut andil mendorong pelaksanaan proyek LRT di area Bandung Raya. Langkah tersebut selaras dengan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam percepatan pembangunan infrastruktur untuk moda transportasi massal di Indonesia.
"Tadinya kan Perpres-nya kita harapkan konsorsium kereta api cepat akan mengerjakan LRT, ternyata oleh Pak Jokowi diberi bonus. Jadi semua LRT Bandung Raya pakai APBN, tidak oleh swasta. Ya dananya (pembangunan LRT) bukan dari Pemkot Bandung dan Pemprov Jabar, tapi dari negara," tutur Emil, sembari tersenyum.
LRT dirancang saling interkoneksi dengan kereta cepat Bandung-Jakarta, yang dibangun oleh konsorsium BUMN Indonesia dan China. Area pengembangan LRT Bandung Raya meliputi lima daerah, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang.
Saat ini pemerintah pusat sedang membahas penyesuaian peraturan terkait pembangunan LRT Bandung Raya. "Perpres lagi disiapkan, dalam waktu dekat. Jadi Pepres itu nanti menunjuk satu BUMN yang akan mengerjakan DED (Detail Engineering Design) dan pengerjaannya," ujar Emil.
Bila tak terhambat problematik, pembangunan LRT Bandung Raya ditargetkan rampung pada 2018 mendatang. Proyek tersebut diharapkan bersamaan dengan selesainya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Targetnya sama, pas kereta api cepat selesai. Jadi LRT yang jalur Kota Bandung juga selesai," kata Emil.
mending subsidi masjid en museum ya ded

0
12.7K
Kutip
159
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan