- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kasihan Ibu Tiga Anak Ini, Rezekinya Dihalangi Polisi, Ayo Kita Galang Dana Lagi


TS
risoles.kroket
Kasihan Ibu Tiga Anak Ini, Rezekinya Dihalangi Polisi, Ayo Kita Galang Dana Lagi
Deleted and Closed
Updated: Kagak Jadi Deleted and Closed Biarin Aja Banyak yang Gagal Paham, yang Penting Yang Paham Lebih Banyak Dari Pada yang Gagal
Penting !!
Quote:
Sebenarnya kalau dilihat dari hitungan kasar statistik ane, dari rating dan bentuk komentar. Lebih dari 80% pembaca mengerti maskud dan pesan yang ingin ane sampaikan. Jadi sebenarnya gak perlulah dijelaskan sudut pandang penulis sebenarnya kayak mana. Namun karena memang kemampuan maunsia untuk menganlisis suatu analogi dan masalah itu berbeda-beda. Ane merasa bertanggung jawab dan gak mau sekitar kurang 20% dari pembaca yang kurang mengerti atau terguncang karena tulisan ini, tersesat pemikirannya karena tulisan ane ini. Jadi kita hapus aja.
Jadi ane ingin menegaskan beberapa hal:
Dengan ini ane menyatakan bahwa ane berkeyakinan miras itu tidak baik dan dilarang dalam kryakinan ane sebagai muslim, sebagai mana tulisan ane di tulisan ane yang berjudul Hubungan gelap kriminalitas dan alkohol.
Dan ane menyatakan bahwa tak ada satupun makhluk yang mampu menghalangi rezeki yang sudah ditetepkan oleh Sang Pencipta, Yang Mahat Tinggi Di Atas Langit.
Dan terakhir, kalo ente maksa ngait-ngaitkan dengan kasus tempo hari dan logika ente gak nyambung, udah ane bilang di depan.. Risoles dan Kroket itu berbeda kawan, jangan kau sama-samakan.
Akhir kata ane memohon maaf atas kesalahan-kesalahan ane dalam tulisan ini.
Jadi ane ingin menegaskan beberapa hal:
Dengan ini ane menyatakan bahwa ane berkeyakinan miras itu tidak baik dan dilarang dalam kryakinan ane sebagai muslim, sebagai mana tulisan ane di tulisan ane yang berjudul Hubungan gelap kriminalitas dan alkohol.
Dan ane menyatakan bahwa tak ada satupun makhluk yang mampu menghalangi rezeki yang sudah ditetepkan oleh Sang Pencipta, Yang Mahat Tinggi Di Atas Langit.
Dan terakhir, kalo ente maksa ngait-ngaitkan dengan kasus tempo hari dan logika ente gak nyambung, udah ane bilang di depan.. Risoles dan Kroket itu berbeda kawan, jangan kau sama-samakan.
Akhir kata ane memohon maaf atas kesalahan-kesalahan ane dalam tulisan ini.
Updated: Kagak Jadi Deleted and Closed Biarin Aja Banyak yang Gagal Paham, yang Penting Yang Paham Lebih Banyak Dari Pada yang Gagal

Quote:
Jual Miras Rp 11.000 Per Botol, Ibu Tiga Anak Ini Dikenai Tipiring
Jumat, 1 April 2016 16:21
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pelaku penjual minuman keras (miras) jenis ciu, LS (37), dikenai tindak pidana ringan (tipiring) oleh Kepolisian Sektor (Polsek) Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah.
Sanksi tipiring diberikan karena ibu tiga anak tersebut telah menjual minuman miras secara ilegal.
"Pelaku kami sidang tipiring," kata Kapolsek Banjarsari, Kompol Danu Pamungkas Toto di Mapolsek Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Jumat (1/4/2016).
Pelaku sudah melancarkan aksinya menjual miras sejak pertengahan tahun 2015.
Dari hasil jualannya itu, pelaku mendapatkan keuntungan sebesar Rp 5 juta.
"Dari keterangan (pelaku), satu botol ciu dijual dengan harga Rp 11.000," terangnya.
Pelaku membeli ciu tersebut dari pengepul ciu di Kampung Ngombakan, Polokarto, Sukoharjo.
"Sampai di rumah, ciu tersebut dikemas dan dimasukkan ke dalam botol 600 ml untuk dikirim ke Jakarta."(*)
Penulis: labibzamani
Editor: Daryono
Jumat, 1 April 2016 16:21
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pelaku penjual minuman keras (miras) jenis ciu, LS (37), dikenai tindak pidana ringan (tipiring) oleh Kepolisian Sektor (Polsek) Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah.
Sanksi tipiring diberikan karena ibu tiga anak tersebut telah menjual minuman miras secara ilegal.
"Pelaku kami sidang tipiring," kata Kapolsek Banjarsari, Kompol Danu Pamungkas Toto di Mapolsek Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Jumat (1/4/2016).
Pelaku sudah melancarkan aksinya menjual miras sejak pertengahan tahun 2015.
Dari hasil jualannya itu, pelaku mendapatkan keuntungan sebesar Rp 5 juta.
"Dari keterangan (pelaku), satu botol ciu dijual dengan harga Rp 11.000," terangnya.
Pelaku membeli ciu tersebut dari pengepul ciu di Kampung Ngombakan, Polokarto, Sukoharjo.
"Sampai di rumah, ciu tersebut dikemas dan dimasukkan ke dalam botol 600 ml untuk dikirim ke Jakarta."(*)
Penulis: labibzamani
Editor: Daryono
Quote:
Maaf beribu maaf wahai teman-teman sebangsa dan senusa, gambar penyitaan dan penangkapannya tidak dapat kami tampilkan.
Takutnya kita bisa jadi emosi dan naik pitam melihat tindakan semena-mena polisi itu.
Heran, sungguh heran aku dengan polisi-polisi itu, dengan pembuat kebijakan ini
Apalah salah ibu itu, ia hanya mencari nafkah untu makan ketiga anaknya.
Kenapa sampai minum miras pun harus ada perdanya?
Botol miras tak boleh dijual bebas di etalase toko.
Bukan kah ini mengurangi pendapatan dan menutup salah satu pintu rezeki?
Apalah salah ibu itu, ia hanya mencari nafkah untu makan ketiga anaknya.
Kenapa sampai minum miras pun harus ada perdanya?
Dasar iman kalian saja yang lemah, melihat miras dipajang bawaannya mau minum saja
Lihatlah aku, iman ku kuat, aku tak pernah terangsang sedikitpun melihat miras dipajang di toko.
Cih, bagi yang tak suka miras. Jangan lah kau gila hormat.
Minta dihormati untuk tidak dijualnya miras sembarangan?
Lihatlah aku, iman ku kuat, aku tak pernah terangsang sedikitpun melihat miras dipajang di toko.
Selain iman ku kuat, aku juga tak gila hormat,
Selain tak gila hormat, aku juga menghormati orang lain yang suka minum
Kenapa sampai minum miras pun harus ada perdanya?
Bagaimana seandainya ada orang yang sedang kepingin minum sekali
Lalu tak ada orang jualan miras sama sekali gara-gara regulasi
Bah! bukan kah kasihan sekali dia,
Tidak semua orang itu tidak minum miras seperti kau hai orang beriman lemah dan si gila hormat
Kenapa sampai minum miras pun harus ada perdanya?
Kalau memang sudah haus, mau disembunyikan dibalik peti pun akan dicari kesana kemari
Tidak semua orang itu tidak minum miras seperti kau hai orang beriman lemah dan si gila hormat
Lihatlah ibu ini, anaknya harus susah makan gara gara perda dan polisi itu
Lihatlah aku, iman ku kuat, aku tak pernah terangsang sedikitpun melihat miras dipajang di toko.
Selain iman ku kuat, aku juga tak gila hormat,
Selain tak gila hormat, aku juga menghormati orang lain yang suka minum
Nah, adakah dari kalian yang membaca ini tergerak hati nurani kecilnya untuk menolong si ibu anak tiga,
tidak kah kalian marah jiwanya melihat kekejaman, ayo kita hujat perda dan polisi tak punya logika itu
Mari kita share dan blow up kasus ini, biar semua orang tahu..
Fb, twitter, broadcast, semua!! semua akun sosial mu, sebarkan!! sebarkan semua!!Jangan lah malas kalian sebarkan.
Kalau pun kalian malas, cukuplah kalian komentar disini, kita galang suara bersama.
Atau ada yang dermawan dan mau meluangkan waktu membuka donasi.
Silahkan kawan, tiga anak ibu itu butuh makan, baju, dan sekolah..
Mari kita bergerak dari sini.
Adakah yang mau memulainya?
Takutnya kita bisa jadi emosi dan naik pitam melihat tindakan semena-mena polisi itu.
Heran, sungguh heran aku dengan polisi-polisi itu, dengan pembuat kebijakan ini
Apalah salah ibu itu, ia hanya mencari nafkah untu makan ketiga anaknya.
Kenapa sampai minum miras pun harus ada perdanya?
Botol miras tak boleh dijual bebas di etalase toko.
Bukan kah ini mengurangi pendapatan dan menutup salah satu pintu rezeki?
Apalah salah ibu itu, ia hanya mencari nafkah untu makan ketiga anaknya.
Kenapa sampai minum miras pun harus ada perdanya?
Dasar iman kalian saja yang lemah, melihat miras dipajang bawaannya mau minum saja
Lihatlah aku, iman ku kuat, aku tak pernah terangsang sedikitpun melihat miras dipajang di toko.
Cih, bagi yang tak suka miras. Jangan lah kau gila hormat.
Minta dihormati untuk tidak dijualnya miras sembarangan?
Lihatlah aku, iman ku kuat, aku tak pernah terangsang sedikitpun melihat miras dipajang di toko.
Selain iman ku kuat, aku juga tak gila hormat,
Selain tak gila hormat, aku juga menghormati orang lain yang suka minum
Kenapa sampai minum miras pun harus ada perdanya?
Bagaimana seandainya ada orang yang sedang kepingin minum sekali
Lalu tak ada orang jualan miras sama sekali gara-gara regulasi
Bah! bukan kah kasihan sekali dia,
Tidak semua orang itu tidak minum miras seperti kau hai orang beriman lemah dan si gila hormat
Kenapa sampai minum miras pun harus ada perdanya?
Kalau memang sudah haus, mau disembunyikan dibalik peti pun akan dicari kesana kemari
Tidak semua orang itu tidak minum miras seperti kau hai orang beriman lemah dan si gila hormat
Lihatlah ibu ini, anaknya harus susah makan gara gara perda dan polisi itu
Lihatlah aku, iman ku kuat, aku tak pernah terangsang sedikitpun melihat miras dipajang di toko.
Selain iman ku kuat, aku juga tak gila hormat,
Selain tak gila hormat, aku juga menghormati orang lain yang suka minum
Nah, adakah dari kalian yang membaca ini tergerak hati nurani kecilnya untuk menolong si ibu anak tiga,
tidak kah kalian marah jiwanya melihat kekejaman, ayo kita hujat perda dan polisi tak punya logika itu
Mari kita share dan blow up kasus ini, biar semua orang tahu..
Fb, twitter, broadcast, semua!! semua akun sosial mu, sebarkan!! sebarkan semua!!Jangan lah malas kalian sebarkan.
Kalau pun kalian malas, cukuplah kalian komentar disini, kita galang suara bersama.
Atau ada yang dermawan dan mau meluangkan waktu membuka donasi.
Silahkan kawan, tiga anak ibu itu butuh makan, baju, dan sekolah..
Mari kita bergerak dari sini.
Adakah yang mau memulainya?
Quote:
Bagi kau yang belum tergerak hatinya
sini, biar ku gambarkan sedikit betapa dramatisnya kejadian ini
mudah-mudahan kau punya hati bisa tergerak
barang satu senti
dikoran, wartawan dan wartawati itu menulis
Pelaku sudah melancarkan aksinya menjual miras sejak pertengahan tahun 2015
Tanda titik
Dari hasil jualannya itu, pelaku mendapatkan keuntungan sebesar Rp 5 juta
Tanda titik
Mereka tak menjelaskan itu keuntungannya perbulan atau setahun belakangan
Berarti wartawan dan wartawati itu ingin kita menghitung sendiri dengan jari,
penghasilan perbulan ibu ini.
lima juta dibagi dua belas bulan
berdecak miris aku melihat hasilnya
sungguh untuk membeli kuota internet ia dan anak-anaknya pun tak mungkin cukup
tidak kah kau punya hati itu tergerak kawan,
barang satu senti?
Ada yang berkata pada ku
Wajar sajahalah miras itu disita
Karena ia jahat lagi merusak
Baik ku katakan, anggaplah bagi aku dan kau kawan ku,
ia memang telah rusak dan merusak
Tapi bagi yang lain?
Aku pernah berbincang dengan kawan-kawan yang meyakini miras ini memiliki sejuta kebaikan,
dan tak pernah merugikan.
Tidak kah kau menghormati keyakinan mereka ini kawan?
Dimanakah rasa hormat mu itu?
Hormatilah mereka yang ingin membeli dan meminumnya!.
Lihatlah aku, iman ku kuat
Berapa lusin pun yang kau jejalkan dihadapan ku, tak akan berguncang iman ini barang satu senti
Selain iman ku kuat, aku pun tak gila hormat.
Ada lagi yang bilang, ini sudah ada undang-undangnya
Hampir-hampir aku terkekeh mendengarnya
Ini bukanlah lagi zaman orde baru atu orde lama kawan
Ini zaman demokrasi
Ini zaman dimana media dan suara rakyat dunia maya mendominasi
Baiklah kalau itu memang ada undang-undangnya
Kenapa tak kita getarkan saja undang-undang itu
Undang-undang yang tak faham arti toleransi terhadap peminum
Kita getarkan bersama
Sampai-sampai seakan-akan ini adalah suara kedaulatan
Kita getarkan bersama
Sampai-sampai para pemimpin itu takut kehilangan suaranya
Keh, keh, keh..
Maaf, tak bisa lagi aku menahan kekehan ku ini
Ini bukan zaman orde-ordean lagi kawan
Ini zaman demokrasi kawan!
Dimana media lah yang mendominasi
Bukan lagi pemimpin-pemimpin negeri
atau pun ayat-ayat konstitusi
sini, biar ku gambarkan sedikit betapa dramatisnya kejadian ini
mudah-mudahan kau punya hati bisa tergerak
barang satu senti
dikoran, wartawan dan wartawati itu menulis
Pelaku sudah melancarkan aksinya menjual miras sejak pertengahan tahun 2015
Tanda titik
Dari hasil jualannya itu, pelaku mendapatkan keuntungan sebesar Rp 5 juta
Tanda titik
Mereka tak menjelaskan itu keuntungannya perbulan atau setahun belakangan
Berarti wartawan dan wartawati itu ingin kita menghitung sendiri dengan jari,
penghasilan perbulan ibu ini.
lima juta dibagi dua belas bulan
berdecak miris aku melihat hasilnya
sungguh untuk membeli kuota internet ia dan anak-anaknya pun tak mungkin cukup
tidak kah kau punya hati itu tergerak kawan,
barang satu senti?
Ada yang berkata pada ku
Wajar sajahalah miras itu disita
Karena ia jahat lagi merusak
Baik ku katakan, anggaplah bagi aku dan kau kawan ku,
ia memang telah rusak dan merusak
Tapi bagi yang lain?
Aku pernah berbincang dengan kawan-kawan yang meyakini miras ini memiliki sejuta kebaikan,
dan tak pernah merugikan.
Tidak kah kau menghormati keyakinan mereka ini kawan?
Dimanakah rasa hormat mu itu?
Hormatilah mereka yang ingin membeli dan meminumnya!.
Lihatlah aku, iman ku kuat
Berapa lusin pun yang kau jejalkan dihadapan ku, tak akan berguncang iman ini barang satu senti
Selain iman ku kuat, aku pun tak gila hormat.
Ada lagi yang bilang, ini sudah ada undang-undangnya
Hampir-hampir aku terkekeh mendengarnya
Ini bukanlah lagi zaman orde baru atu orde lama kawan
Ini zaman demokrasi
Ini zaman dimana media dan suara rakyat dunia maya mendominasi
Baiklah kalau itu memang ada undang-undangnya
Kenapa tak kita getarkan saja undang-undang itu
Undang-undang yang tak faham arti toleransi terhadap peminum
Kita getarkan bersama
Sampai-sampai seakan-akan ini adalah suara kedaulatan
Kita getarkan bersama
Sampai-sampai para pemimpin itu takut kehilangan suaranya
Keh, keh, keh..
Maaf, tak bisa lagi aku menahan kekehan ku ini
Ini bukan zaman orde-ordean lagi kawan
Ini zaman demokrasi kawan!
Dimana media lah yang mendominasi
Bukan lagi pemimpin-pemimpin negeri
atau pun ayat-ayat konstitusi
Ayo tiup terus kawan!
Tiup terus berita ini sampai dia terbang ke meja penggorengan para wartawan dan wartawati. Tiup terus berita ini sampai dia mendarat halus di dada-dada politikus nan baik hati.
Tapi ingat, setelah kau tiup jangan kau tinggalkan, kawal terus bak kau sedang mengawal jatuhnya pesawat kertas yang kau tiup dan mainkan.
Tiup terus berita ini sampai dia terbang ke meja penggorengan para wartawan dan wartawati. Tiup terus berita ini sampai dia mendarat halus di dada-dada politikus nan baik hati.
Tapi ingat, setelah kau tiup jangan kau tinggalkan, kawal terus bak kau sedang mengawal jatuhnya pesawat kertas yang kau tiup dan mainkan.
Diubah oleh risoles.kroket 27-05-2017 19:29
0
44.1K
Kutip
534
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan