Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

berdikaricenterAvatar border
TS
berdikaricenter
TITO KARNAVIAN MENUJU KORPS BHAYANGKARA SATU, MEMBASMI KEJAHATAN LUAR BIASA
Ketua DPR RI Ade Komarudin menyebut Kepala BNPT Komisaris Jenderal Tito Karnavian menjadi calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti. Hal itu berdasarkan surat Presiden Jokowi kepada parlemen, Rabu (15/6), terkait calon Kapolri. Presiden meminta pencalonan Komjen Tito Karnavian, satu-satunya, menjadi calon Kapolri. DPR juga akan segera memproses surat Presiden yang masuk untuk kemudian dibawa ke rapat pimpinan untuk menyampaikan pencalonan tersebut. Setelah itu diproses di Komisi III untuk fit and proper test. Uji kepatutan dan kelayakan itu kemungkinan digelar 22 Juni. Sementara itu Ketua Komisi III Bambang Soesatyo membenarkan surat tersebut. Saat ini surat itu masih berada di pimpinan Dewan dan rencananya hari ini dibawa ke Badan Musyawarah DPR. Diharapkan sebelum memasuki libur lebaran sudah selesai dan bisa ditetapkan dalam pengambilan keputusan di sidang paripurna 28 Juni 2016. (cnnindonesia.com & kompas.com)

Debat publik dan teka-teki mengenai nama calon Kapolri yang telah berlangsung beberapa pekan, berakhir sudah hari ini Rabu (15/6/2016). Presiden Joko Widodo telah mengirimkan surat ke DPR, yang berisi rekomendasi Presiden atas pengganti Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti. Surat tersebut perihal Presiden menyampaikan pencalonan Komjen Tito Karnavian, satu-satunya menjadi calon Kapolri. Tito adalah alumnus terbaik Akademi Kepolisian angkatan 1987, penerima bintang Adhi Makayasa. Ada empat angkatan di atasnya yang sebenarnya berpeluang menjadi Kapolri, yakni angkatan 1983, 1984, 1985 dan 1986. Saat diusulkan menjadi calon Kapolri, Tito baru saja diangkat sebagai Kepala BNPT. Atas dasar itulah Wanjakti dan Kompolnas tidak mengusulkan nama Komjen Tito sebagai calon Kapolri kepada Presiden. Meski tak diusulkan, ternyata Presiden memiliki sikap sendiri dengan mengajukan nama Komjen Tito sebagai calon Kapolri.

Rekomendasi pencalonan Tito sebagai Kapolri ke DPR, didasarkan pada UU No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian RI, dimana penunjukan calon Kapolri merupakan wewenang dan hak prerogatif Presiden. Meski usianya masih muda, usulan menjadikan Tito sebagai calon Kapolri, diharapkan bisa membawa perubahan di kepolisian, meningkatkan pelayanan masyarakat dan meningkatkan profesionaliame. Tito dikenal merupakan sosok yang pintar membawa diri dengan sangat baik di kalangan senior maupun junior Polri. Dapat dipastikan, Polri tidak akan mempermasalahkan usia Tito yang lebih muda dibanding delapan jenderal bintang tiga lainnya. Ada beberapa pertimbangan Presiden Joko Widodo dalam memilih Tito Karnavian menjadi pemimpin Korps Bhayangkara. Presiden berharap agar di bawah komando dan kepemimpinan Tito, Polri dapat meningkatkan profesionalisme sebagai Pengayom Masyarakat, memperbaiki kualitas penegakan hukum terutama terhadap kejahatan luar biasa seperti Terorisme, Narkoba maupun Korupsi.

Pertimbangan lain, Presiden sangat berharap di bawah komando Tito, Polri lebih bersinergi dengan lembaga penegak hukum lainnya. Tito dikenal memiliki prestasi gemilang dalam karirnya di korps baju coklat, para Pejabat di lingkungan Polri mengakui prestasi tersebut. Dalam perjalanan karirnya, Tito banyak ditugaskan di tempat-tempat yang super sulit seperti Papua dan Densus 88, disamping sukses menangani kasus-kasus besar terorisme dan hukum. Rekam jejak Tito penuh catatan prestasi dan catatan hal-hal positif. Pengusulan Tito Karnavian, menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo menginginkan regenerasi dan reformasi birokrasi total di tubuh Polri, disamping dapat menjadi perekat semua faksi yang ada di Polri sehingga ke depan Polri dapat lebih solid dalam menghadapi perkembangan yang semakin kompleks.

Putusan Presiden Joko Widodo menunjuk Komjen Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri dapat dinilai merupakan keputusan yang tepat.
Pengalaman yang dimiliki Tito sesuai dengan tantangan Indonesia saat ini. Dengan latar belakang yang sangat paham dengan persoalan-persoalan terorisme, hukum, korupsi, birokrasi, narkoba, cyber crime, Tito dibutuhkan Indonesia yang kekinian. Sekali lagi, Presiden telah menunjukkan watak reformisnya dengan luar biasa, Presiden melakukan terobosan baru dengan berani memotong tradisi yang selama ini terjadi dalam suksesi Tribrata 1, yakni memotong lima generasi yang lazimnya lebih dulu menduduki kursi Kapolri. Presiden Joko Widodo dalam memilih Kapolri baru bukan melihat kepada jenjang senioritas, melainkan lebih melihat kepada kemampuan dan prestasi.

Sumber Berita

Quote:
0
4.2K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan