BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Tangkal komunisme dan homoseksualitas, gangsters Bali bakal dilatih semi militer

Sejumlah prajurit TNI AD melakukan atraksi senjata di Lapangan Hitam Rindam VII/Wirabuana, Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa, 5 April 2016.
Kementerian Pertahanan secara resmi telah meluncurkan program bela negara pada Oktober 2015. Program ini menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Yang kontra menyebut program bela negara ini tak memiliki urgensi sama sekali. Karena ancaman negara yang ada saat ini berbeda dengan konteks ancaman negara pada zaman dahulu. Jika dulu ancaman negara dalam bentuk nyata berupa musuh, kini intervensi yang dilakukan negara lain menggunakan cara yang lebih modern.

Sedangkan bagi pemerintah, seperti dilontarkan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, bela negara ini lebih kepada latihan menanamkan rasa rela berkorban bagi bangsa dan negara. Tujuannya, kata dia, untuk mengubah perilaku masyarakat agar bangga kepada bangsanya. "Dan akhirnya siap bekerja untuk bangsa dan negaranya, bila perlu mati untuk negaranya," kata Ryamizard seperti ditulis Kompas.com.

Jadi, kata dia, bela negara ini bukan wajib militer karena dalam pembinaannya tidak memasukkan unsur militer.

Benarkah? Yang jelas, di Bali, TNI berencana melatih sejumlah orang -termasuk di dalamnya pengangguran dan 'gangster'--dengan latihan semi militer menggunakan senjata. Ini merupakan bagian dari program bela negara yang dicanangkan pemerintah itu. Program ini, demikian kantor berita Reuters menulis, bertujuan menjaga negara dari "pengaruh asing" seperti komunisme, ekstremisme agama dan homoseksualitas.

Situs Rocketnews24 pernah memetakan gangsters yang ada di Bali pada Februari 2015. Menurut situs ini seperti dikutip Merdeka.com, dari lima gangsters itu ada satu yang dianggap paling berbahaya. Level bahayanya bukan level Indonesia melainkan Asia. Satu gang itu adalah Organisasi Masyarakat Laskar Bali.

Laskar Bali dinilai meneror bisnis pariwisata lewat aksi memalak yang ekstrem. Rata-rata mereka punya izin resmi dari pemerintah berbekal status paguyuban keluarga besar.

"Laskar Bali menjalin banyak kontrak pengamanan dengan restoran dan kelab malam kawasan wisata di Bali. Mulai dari Kuta, Legian, hingga Seminyak, dijaga oleh anggota Laskar Bali," ungkap Amy Chavez, penulis artikel tersebut.

Ormas ini sempat pecah kongsi, menghasilkan geng Baladika yang juga fokus menjalankan bisnis pengamanan. Anggotanya mencapai 25 ribu orang.

Boleh jadi keganasan gangsters ini membuat TNI menyentuh mereka.

Ini merupakan latihan pertama kali yang menyertakan preman jalanan. "Tujuannya untuk membuat mereka menjadi warga negara yang baik," kata seorang juru bicara militer.

Pengenalan senjata, kata juru bicara Komando Militer Bali Hotman Hutahaean, merupakan bagian dari latihan itu. Katanya, "agar peserta tidak bosan" dan "biar mereka bisa merasakan bagaimana menjadi militer."

Pelatihan ini, kata Hotman, akan dimulai pada Agustus mendatang. Ia memperkirakan ada 100 orang yang mendaftar untuk latihan ini.

Pasukan PAM Swakarsa di Monumen Proklamator/Tugu Proklamasi, Jakarta, 1998.
Kisah mempersenjati warga sipil ini mengingatkan di tahun 1998. Di mana kala itu situasi politik Indonesia panas. Penguasa Orde Baru Soeharto baru saja dipaksa mundur dan digantikan wakilnya, BJ Habibie. Habibie yang dianggap masih warisan Orde Baru diminta untuk menyelenggarakan Pemilu. Desakan itu kemudian direspons Majelis Permusyawaratan Rakyat menggelar Sidang Istimewa.

Masyarakat pun terbelah. Ada yang setuju ada yang tidak dengan digelarnya SI MPR itu. Aksi demo terjadi di sejumlah daerah.

Atas nama membantu keamanan masyarakat, kala itu, TNI di bawah komando Menhankam/Panglima ABRI Jenderal Wiranto membentuk Pam Swakarsa atau Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa. Mereka dibentuk tak hanya di Jakarta tapi juga di sejumlah daerah. Pam Swakarsa ini merupakan sebutan untuk kelompok sipil bersenjata tajam untuk membendung aksi mahasiswa sekaligus mendukung Sidang Istimewa MPR (SI MPR) tahun 1998. Mereka memegang bambu runcing, pentungan, dan senjata tajam dalam menjalankan aksinya.

Dalam menjalankan tugasnya, Pam Swakarsa tak hanya mengamankan Gedung DPR/MPR Senayan, tapi juga dikirimkan ke lokasi yang potensial menjadi daerah demonstrasi dan orasi mahasiswa, seperti Tugu Proklamasi atau Taman Ismail Marzuki. Mereka juga berunjuk kekuatan dengan berpawai melintasi kampus-kampus yang aktif. Mereka bahkan melakukan patroli malam diiringi dengan sedan polisi. Di lingkungan Senayan mereka beraksi menghalau para pejalan kaki dan pengendara sepeda motor yang lewat.

Aksi mereka pada akhirnya semakin membuat kusut suasana. Bentrokan horizontal ---antar warga sipil--tak terhindarkan.

Dan akhirnya kita bertanya, wajah seperti inikah yang diinginkan aparat TNI Bali yang melatih gangsters itu?



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...h-semi-militer

---

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
25.4K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan