- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Amerika alami kasus penembakan paling mematikan


TS
BeritagarID
Amerika alami kasus penembakan paling mematikan

Lilin tanda perkabungan atas penembakan di Orlando, Florida, AS, yang dinyalakan di Chili.
Amerika Serikat baru saja menyaksikan satu lagi kasus penembakan di ruang publik pada Ahad dini hari (12/6). Insiden yang bertempat di sebuah klub malam khusus kaum gay di Orlando, Florida, itu menewaskan setidaknya 50 orang dan melukai 53 pengunjung. Tersangka dikenali sebagai seorang pria berdarah Afghanistan bernama Omar S. Mateen, 29 tahun.
Presiden Barack Obama menyebut bahwa insiden itu "aksi teror dan aksi kebencian" serta menjadi "penembakan paling mematikan dalam sejarah Amerika," meski motif sesungguhnya belum diketahui. Pihak berwenang, menurutnya, masih mendalami pelbagai fakta, dan pihak kepolisian federal (FBI) "menyelidiki (insiden) sebagai aksi terorisme."
Terwartakan oleh The Washington Post, tersangka menelepon layanan gawat darurat 911 sesaat sebelum melangsungkan serangan pada pukul dua pagi. Dalam percakapan dengan sang operator, Mateen menjelaskan niatnya untuk membunuh banyak orang. Ia pun mengeja nama lengkapnya dan menguak Pulse Orlando Club sebagai tempat kejadian perkara. Menutup keterangannya, Mateen mengatakan bahwa ia pengikut ISIS.
Namun demikian, media yang sama menulis bahwa tidak ada bukti kuat mengenai klaim keterkaitannya dengan kelompok teroris atau ikatan penting dengan para mujahid. Keluarganya memang mengakui bahwa Mateen memiliki kegusaran tertentu terhadap homoseksualitas. Tapi, ia tidak memiliki catatan kasus kejahatan yang berkenaan dengan laku/ujaran kebencian sebelumnya.
Ia diduga mengasah pandangan garis kerasnya secara mandiri. Namun, kelompok ISIS keburu mengaku bertanggung jawab terhadap pembantaian itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis lewat Telegram, aplikasi smartphone terenkripsi. Menurut kelompok itu, seperti diberitakan The New York Times, serangan "dilancarkan oleh seorang pejuang Negara Islam (ISIS)."
Saat beraksi, Mateen menggunakan senapan serbu AR-15 secara sah walau namanya telah ada dalam daftar FBI. Ia pernah dua kali diinterogasi oleh FBI pada 2013 dan 2014 karena dicurigai terhubung dengan jaringan teroris. Namun, hasil wawancara membuktikan bahwa Mateen tidak berbahaya.
Senjata itu dimiliki oleh sekitar 3,7 juta keluarga di AS dan pernah digunakan dalam sejumlah penembakan. Pada 2012, Adam Lanza menembak mati 26 orang di Sandy Hook, Newton, dengan AR-15. Demikian pula para penyerang di San Bernardino saat membunuh 14 orang pada Desember 2015.
Pada Juli 2012, James Eagan Holmes pula menembakkan AR-15 untuk menghabisi nyawa 12 orang dan mencederai 70 orang lain di sebuah bioskop di Aurora, Colorado.
Di Florida, siapa pun berusia di atas 18 tahun boleh membeli AR-15 karena tidak disyaratkan untuk mendapatkan izin dari negara bagian.
Meski terlahir di New York, Mateen menghabiskan masa mudanya di Florida. Ia diketahui masih mengikuti perkembangan politik negara asalnya, serta membuka kanal YouTube di Florida yang dimanfaatkan untuk mendukung Taliban.
Mateen memiliki izin kepemilikan senjata dan lisensi sebagai petugas keamanan, pekerjaan terakhir yang dilakoninya.
Mantan istri Mateen, Sitora Yusifiy, mengaku bahwa pria itu punya kecenderungan kuat menjadi penganiaya. Ketika masih berstatus suami-istri, Yusifiy acap kali menjadi sasaran pukul Mateen.
"Mentalnya tidak stabil," ujarnya dikutip The Washington Post. "Dia sering memukuli saya. Hanya karena cucian belum kering, saya bisa kena pukul," katanya.
Keduanya menikah pada Maret 2009 setelah perkenalan di situs layanan kencan daring.
Komentar sang mantan pasangan Mateen itu muncul setelah Mateen diberitakan menyela dentuman musik di Pulse Orlando dengan salak bedilnya. Demikian keterangan Kepala Kepolisian Orlando, John Mina, dikutip NPR : "Sekitar pukul 2.02 pagi ini, kami mendengar laporan bahwa seorang petugas (polisi) mendatangi klub malam Pulse. Ia merespons adanya tembakan. Lalu, ia terlibat baku tembak dengan sang tersangka, yang lantas kembali masuk ke (klub malam). Di dalam, terdengar lebih banyak suara tembakan."
Mina melanjutkan sejumlah petugas dari beberapa kesatuan tiba di lokasi. Unit elit kepolisian, SWAT, meluncur ke lokasi. "Pada sekitar pukul 5 pagi, keputusan untuk menyelamatkan sandera pun diambil," ujarnya seraya menambahkan bahwa operasi itu berhasil "menyelamatkan sekitar 30 orang."
Mateen tewas dalam serbuan gabungan tersebut.
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ling-mematikan
---


anasabila memberi reputasi
1
936
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan