Perusahaan energi asal Prancis Aquo Energy Indonesia sedang melakukan kajian studi di Kabupaten Jembrana untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 100 MW.
Rencana tersebut diungkapkan oleh Dirut PT Perusda Bali Nyoman Baskara, pascapihaknya menandatangani nota kesepahaman bersama dengan Akuo Energy pada Mei 2016.
Menurutnya, hasil kajian studi itu akan dijadikan sebagai dasar keputusan apakah potensi sinar matahari di Jembrana layak untuk ditangkap sebagai sumber energi alternatif.
"Kajian studi paling lama satu tahun, tetapi diharapkan sembilan bulan sudah ada hasil agar dapat segera diketahui kelayakannya," tuturnya, Jumat (10/6/2016).
Belum diketahui angka pasti investasi yang akan ditanamkan Akuo Energy di Jembrana, jika akhirnya rencana itu layak direalisasikan. Namun, Perusda Bali menaksir kebutuhan investasi yang akan disiapkan perusahaan yang mereka gandeng tersebut mencapai Rp3,5 triliun.
Dia memaparkan pembangunan PLTS direncakan berada di Unit Sanghyang Desa Melaya, dan di Kecamatan Pekutatan, dengan total luasan lahan yang dibutuhkan mencapai120 Ha.
Untuk di Melaya, Perusda Bali sudah memberikan lokasi seluas 50 Ha, sedangkan di Pekutatan dibutuhkan 70 Ha, dan saat ini dalam proses penyerahan.
Dua lahan tersebut berstatus milik Pemprov Bali yang dikelola oleh Perusda. Khusus lokasi di Pekutatan, saat ini proses pengembalian dari investor sebelumnya yang berencana menanam karet di lokasi tersebut tetapi belum direalisasikan.
Dari masing-masing lokasi itu, direncanakan dapat menghasilkan listrik sebanyak 50 MW. sumber
Kalo beneran 100 MW bakalan jadi PLTS yang terbesar se- Indonesia nih gan Liat deh tabel dibawah ini, ini adalah list PLTS yang ada di Indonesia:
Dikutip dari situs perusahaan, Akuo Energy telah mengembangkan pembangkit dari energi angin, surya, hidro, hingga ocean thermal energy conversion (OTEC).
Pada April lalu, perusahaan berpusat di Paris ini menjalin kerjasama dengan PT Pertamina untuk membantu pengembangan pembangkit energi alternatif di Indonesia.
Pertimbangan lainnya, sejak lama Perusda hendak mengembangkan lahan di Sanghyang, Melaya sebagai ekowisata.
Rencananya, kata Baskara, PLTS di dua lokasi itu tidak hanya sekedar pembangkit. Di bawah panel-panel surya nantinya akan diberdayakan pula sebagai perkebunan dan pertanian sehingga lahan lebih produktif.
"Memang ketersediaan lahan kami jika dilihat produktivitasnya susah dikembangkan dengan cara-cara konvensional karena tidak produktif," jelasnya.
Lebih lanjut dikemukakan pengembangan PLTS ini akan berkorelasi positif dengan rencana Pemprov Bali dalam konteks green energy dan dan program menteri ESDM. Kementerian telah menjadikan Bali sebagai proyek percontohan energi baru terbarukan dan memilih Sanghyang sebagai lokasi pembangunan utama pusat center of excelent energi terbarukan di Indonesia.
Sementara itu terkait hasil listrik, rencananya akan dijual ke PLN. Namun, soal kepastian penjualan diserahkan kepada pemerintah pusat. Baskara mengharapkan pengembangan PLTS ini dapat masuk dalam target pemerintah membangun 350.000 MW di seluruh tanah air. sumber
Jadinya PLN nih ntar yang akan beli listriknya gan Menurut ane bagus banget nih PLTS nih, kenapa? Karena sinar matahari gak akan habis kalo diambil dan disimpan tiap hari, digunakan ataupun nggak, matahari akan mengeluarkan energi yang sama yang dikirimkan ke bumi *sok tau ane gan
Diluar negeri udah skala rumahan loh gan yang memanfaatkan tenaga surya buat tenaga yg menopang listrik dirumah-rumah penduduk. Mereka udah menggunakan solar roof. Di Indonesia kapan ya? tapi harga solar roof juga gak murah juga sih