Yuk Jalan-Jalan di Kerajaan Siak Sri Indrapura Riau Tempo Dulu
TS
bojret
Yuk Jalan-Jalan di Kerajaan Siak Sri Indrapura Riau Tempo Dulu
Sejarah Kabupaten Siak Propinsi Riau dan Sejarah Kerajaan Siak
Quote:
Membincangkan mengenai sejarah Siak, tidak bisa terlepas dari sejarah Kerajaan Siak Sri Indrapura. Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan oleh Raja Kecik yang memiliki gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, putera dari Raja Johor yang bernama Mahmud Syah yang memiliki istri bernama Encik Pong. Kerajaan ini didirikan pada tahun 1723 M. Pusat kerajaan berada di kawasan Buantan (anak Sungai Siak). Sebelum Kerajaan Siak berdiri, kawasan ini merupakan daerah kekuasaan dari Kerajaan Johor. Raja yang menjabat dan memerintah diatur oleh Kerajaan Johor tersebut.
Quote:
Pada masa perkembangannya, pusat kerajaan beberapa kali dipindahkan. Dari Kota Buantan dipindah ke Mempura. Selanjutnya dipindah lagi ke Senapelan Pekanbaru, lalu akhirnya kembali lagi ke Mempura. Pada masa pemerintahan Sultan Ismail dan Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil Jalaluddin (1827-1864), pusat pemerintahan Kerajaan Siak dipindah ke Kota Siak Sri Indrapura. Dan selanjutnya menetap di tempat tersebut hingga akhir pemerintahan dari Sultan Kerajaan Siak yang terakhir.
Quote:
Pada masa pemerintahan Sultan Siak ke-11 yakni Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin (1889-1908H) dibangunlah sebuah istana yang cukup megah dan terletak di Kota Siak Sri Indrapura. Istana tersebut diberi nama Istana Asseraiyah Hasyimiah. Istana tersebut dibangun pada tahun 1889. Kemajuan Kerajaan Siak yang cukup signifikan di bidang ekonomi terjadi pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim. Pada masa ini pula, Sultan Kerajaan Siak tersebut dapat melakukan lawatan ke dua negara di Eropa, yakni Jerman dan Belanda.
Spoiler for Denah Istana Siak:
Spoiler for Siak:
Istana Siak pada Tahun 1905, di jaman ini ane belum lahir gan
Spoiler for Siak:
Istana Siak pada Tahun 1905, ini pasukan lagi baris-berbaris
Spoiler for Pasukan lagi:
Quote:
Setelah Sultan Syarif Hasyim meninggal dunia, ia digantikan oleh putranya yang masih kecil dan bersekolah di Batavia. Beliau bernama Tengku Sulung Syarif Kasim. Karena usianya yang masih muda, beliau baru dinobatkan sebagai sultan pada tahun 1915. Putra Sultan Syarif Hasyim tersebut diangkat sebagai Sultan Siak ke-12 dan diberi gelar gelar Assayaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin. Gelar yang cukup dikenal masyarakat hingga saat ini adalah Sultan Syarif Kasim Tsani (Sultan Syarif Kasim II). Nama ini diabadikan menjadi nama Bandar Udara Kota Pekanbaru.
Quote:
Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada bulan Agustus 1945, Sultan Syarif Kasim II mengibarkan bendera merah putih di Istana Siak yang memberi isyarat penggabungan Siak kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konon alasan kuat yang menyebabkan hal tersebut dilakukan oleh Sultan Syarif Kasim II adalah karena beliau tidak memiliki keturunan sebagai penerus pemangku jabatan kerajaan. Setelah menyatakan Siak bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sultan Syarif Kasim II berangkat ke tanah Jawa untuk menemui Presiden Soekarno, dan secara resmi menyatakan diri bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sultan Syarif Kasim II menemui Bung Karno sambil membawa dan menyerahkan Mahkota Kerajaan beserta uang sebesar Sepuluh Ribu Gulden. Semenjak itu, Sultan Syarif Kasim II pindah dan bermukim di Jakarta. Baru selanjutnya yakni pada tahun 1960 Beliau kembali ke Siak dan akhirnya wafat di daerah Rumbai pada tahun 1968.
Quote:
Pada awal Pemerintahan Negara Republik Indonesia, Kabupaten Siak yang sekarang merupakan bagian dari Wilayah Kewedanan Siak di bawah Pemerintahan Kabupaten Bengkalis. Daerah Kewedana tersebut kemudian berubah status menjadi daerah Kecamatan Siak. Baru pada tahun 1999 melalui otonomi daerah Siak berubah menjadi Kabupaten Siak yang berdiri sendiri dengan ibukotanya Siak Sri Indrapura. Hal ini didasarkan pada UU No. 53 Tahun 1999.
Quote:
Saat ini Siak merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Riau yang memiliki kekayaan budaya Melayu sangat tinggi. Siak juga dikenal sebagai kabupaten yang memiliki kekayaan alam yang besar. Dana APBD yang dimiliki Siak termasuk yang paling banyak dibanding kabupaten-kabupaten yang lainnya. Hingga saat ini Kabupaten Siak memiliki 14 daerah Kecamatan dan 57 daerah Desa/ Kelurahan. Secara histori, Kabupaten Siak merupakan daerah yang tidak pernah dijajah oleh Belanda. Sehingga sebenarnya apabila Siak mengklaim dirinya tidak menjadi bagian dari NKRI, hal tersebut bisa dibenarkan. Namun karena jiwa kesatria Sultan Syarif Kasim II, Siak pun akhirnya bersatu dengan Republik Indonesia.
Quote:
Pada saat bergabung dengan NKRI, Kerajaan Siak dijanjikan pemberian status sebagai "Daerah Istimewa" , namun tidak pernah terealisasi, hingga saat Sultan Syarif Kasim II mendatangi langsung Bung Karno pun tak diacuhkan , malahan dibentuk provinsi Sumatera Tengah dan Siak dipersempit menjadi kecamatan.
Riau di bawah Kesultanan Siak pada masa kepemimpinan Sultan Syarif Kasim Sani (Sani=dua). Ketika Jepang kalah, ikatan Hindia Belanda lepas, Sultan Syarif Kashim menghadapi 3 pilihan: berdiri sendiri sperti dulu?, bergabung dg Belanda? atau bergabung dg Republik? Sultan sebagai sosok yg wara' dan keramat melakukan istikharah, atas petunjuk Allah SWT, SSK II bergabung dg Republik karena kekayaan Riau yg sangat berlimpah dan berlebihan kalau sekedar dikuasai sendiri. Maka Sultan menentukan pilihan bergabung dg Rep. Mendukung NKRI. BERGABUNG, bukan menyerahkan diri.
Sultan menurunkan modal 13 juta Golden (2.5x nilai kompleks gedung Sate, Bandung) yang berasal dari dana pribadi sultan , bersama2 dg para komisaris lainnya di PT. NKRI (Deli, Asahan Siak, Yogya, Solo, Kutai kartanegara, Pontianak, Ternate, Tidore, Bali, Sumbawa-daerah-daerah yg termasuk Zelfbestuuren-berpemerintahan sediri pd jaman pendudukan Belanda di nusantara).
Bersamaan dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia, beliau pun mengibarkan bendera merah putih di Istana Siak dan tak lama kemudian beliau berangkat ke Jawa menemui Bung Karno dan menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia sambil menyerahkan Mahkota Kerajaan serta uang sebesar Sepuluh Ribu Gulden.
Dan sejak itu beliau meninggalkan Siak dan bermukim di Jakarta. Baru pada tahun 1960 kembali ke Siak dan mangkat di Rumbai pada tahun 1968.
Beliau tidak meninggalkan keturunan baik dari Permaisuri Pertama Tengku Agung maupun dari Permaisuri Kedua Tengku Maharatu.
Pada tahun 1997 Sultan Syarif Kasim II mendapat gelar Kehormatan Kepahlawanan sebagai seorang Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Makam Sultan Syarif Kasim II terletak ditengah Kota Siak Sri Indrapura tepatnya disamping Mesjid Sultan yaitu Mesjid Syahabuddin.
Diawal Pemerintahan Republik Indonesia, Kabupaten Siak ini merupakan Wilayah Kewedanan Siak di bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Siak. Barulah pada tahun 1999 berubah menjadi Kabupaten Siak dengan ibukotanya Siak Sri Indrapura berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999
Spoiler for Inpo tambahan buat agan agan sekalian:
Nama Siak sendiri, konon berasal dari nama tumbuhan yang ada di sekitar daerah tersebut, yakni tanaman siak-siak atau rumpput siak-siak (Dianella ensifolia) tumbuhan yang akarnya dibuat obat cacing dsb. Herba ini tumbuh berumpun dan ketinggiannya dapat mencapai 1 – 1,5 m. Daunnya panjang (eliptik atau lanseolat), agak keras, berpelepah dan ujungnya tajam (akut). Rumput Siak memiliki bunga biseksual diujung tangkai yang panjang melebihi helaian daun (30 -60 cm), berwarna ungu kebiruan dan kadangkala putih atau kekuningan. Buahnya berbentuk beri, berdiameter 8-16 mm, berwarna biru keungguan dan lebih berkilau setelah matang. Setiap buah mempunyai 3-4 biji. Biji berbentuk ovoid, berukuran 5 mm panjang, lembut, hitam tetapi berkilau. Khasiat dan Kegunaan akar rumput siak terutama yang telah dikeringkan dikunyah atau akarnya yang segar disapu pada perut untuk mengobati penderita cacingan. Herba ini dapat mengobati penyakit batu karang (ginjal) dengan meminum air rebusan akarnya. Air rebusan tumbuhan Siak ini juga digunakan untuk perawatan setelah bersalin. Akar dan daun rumput siak yang dijadikan abu dapat digunakan sebagai obat bisul, gatal, kudis herpes dan sakit urat. Umbi rumput siak ditumbuk dan dicampur bersama nasi, jagung atau bahan makanan lain dapat digunakan sebagai pembunuh tikus.
Spoiler for Sultan:
Spoiler for Sultan Siak:
Spoiler for Sultan:
Spoiler for Sultan bersama istri:
Spoiler for Sultan:
Spoiler for Sultan:
Spoiler for Sultan:
Spoiler for Istana Tampak Atas:
Spoiler for Poto :
Spoiler for Poto:
Spoiler for Ini Ruangan Makannya gan:
Spoiler for ruangan makan lagi gan:
Spoiler for ruangan makan:
Spoiler for mahkota sultan:
Spoiler for mahkota (replika):
Spoiler for tempat sultan:
Spoiler for KOMET !:
Cuma ada 2 di dunia gan, 1 di negara asalnya jerman dan 1 lagi di siak, alat musik ini hadiah dari jerman buat kesultanan siak
Spoiler for Tangga di dalam istana gan:
Spoiler for tangga lagi gan:
Spoiler for Kapal Sultan (KATO) paling oke di jamannya gan:
Spoiler for Makam Sultan:
Spoiler for Makam Sultan 2:
Spoiler for Makam Sultan 3:
Spoiler for BONUS:
Istana Siak adalah sebuah situs bersejarah yang terletak di Kabupaten Siak, Riau. Istana tersebut merupakan peninggalan Kesultanan Siak, yang tidak hanya berjaya di Riau, namun juga hingga ke semenanjung Malaysia kala itu. Banyak benda pusaka, peninggalan Sultan Siak yang masih bisa kita saksikan hingga sekarang.
Benda-benda pusaka tersebut diyakini oleh masyarakat Siak bahkan masyarakat melayu Riau sebagai benda keramat yang memiliki kesaktian tinggi. Pun begitu kita diizinkan untuk melihatnya sebagaimana adanya di Istana Kerajaan Melayu yang terbuka untuk umum itu.
Salah satunya adalah brankas istana Siak. Brankas tersebut merupakan peninggalan Sultan Siak dan tempat sultan menyimpan benda-benda rahasia kerajaan. Brankas Kerajaan Siak ini berukuran 1×1,5 meter berwarna hitam. Namun, anehnya lemari penyimpan harta berharga tersebut masih terkunci hingga sekarang. “Masyarakat Siak meyakini itu sebagai brankas sakti,”