Kali ini dari sekian Jam dan beribu menit berlalu sebagai Kaskuser Pemula dan jarang NgePost ini mungkin keberuntungan bisa bikin thread dan semoga jadi HT ..
saya sendiri beragama Kristen dan kita tahu mayoritas penduduk Indo adalah Muslim dan wajar sekali ada pertanyaan dari Teman teman main kerja atau ketemu dijalan nanya "Bagaimana sih agama kalian di dalam Ber-PUASA" nah..... kita liat Spoiler dibawah tapi sebelumnya
1.Membaca ini tidak mengandung SARA
2.Membaca ini tidak memerlukan Radikal Agama di dalamnya
3.Semua AGAMA adalah Baik Adanya , dan bila agan dan sista sudah memegang satu keyakinan itulah perjalanan religius personal bukan dari Doktrinisasi ekstrim ya gan n sist
Spoiler for 1. Puasa dalam Islam secara ringkas:
Pengertian Puasa
Pengertian puasa dalam kaidah bahasa bisa diartikan sebagai menahan. Menahan di sini, yaitu menahan dari hal-hal yang masuk ke dalam mulut dalam bentuk makanan dan minuman, bahkan juga diartikan menahan dari perbuatan dan bicara.
Dalam petikan surat Maryam ayat 26 dijelaskan bahwa, ”Sesungguhnya aku telah Aku telah bernazar berpuasa demi Tuhan yang Maha Pemurah, bahwasanya Aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini."
Sementara Pengertian puasa menurut secara syariah Islam disepakati para ulama, yaitu menahan dari apa pun yang membatalkan puasa, disertai niat untuk berpuasa dari terbit fajar sampai tenggelam matahari (maghrib). Ada pula sebagian ulama yang mendefinisikan kata-kata ’membatalkan puasa’ itu sebagai perbuatan dua anggota badan, yaitu perut dan alat kelamin.
Dalam selain agama Islam, dikenal pula kegiatan puasa. Para pendeta, misalnya senantiasa melaksanakan puasa untuk menambah pahala, kaum Yahudi pun mengenal puasa bicara. Puasa bagi umat Buddha dan sebagian Yahudi merupakan bagian dari kegiatan bertapa.
Bagi umat muslim, salah satu hikmah melaksanakan puasa adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dan memperoleh derajat yang agung di hadapan Allah Swt berupa ketakwaan. Hal ini seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183, yang artinya, ”Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkannya atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”
Selain puasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan, umat muslim mengenal puasa lain yang sifatnya sunah, seperti puasa Senin-Kamis, yakni puasa setiap hari Senin dan Kamis saja. Karena sifatnya puasa sunah, maka tidak ada kewajiban dan paksaan dalam pelaksanaannya.
Di samping puasa Senin-Kamis dikenal pula puasa nazar, yaitu puasa atas sebab atau tujuan tertentu yang diniatkan akan berpuasa apabila sebab-sebab itu terjadi. Misalnya, seseorang bernazar ”Saya akan puasa seminggu penuh kalau diterima jadi pegawai negeri sipil”. Setelah ia berhasil menjadi PNS, maka terkena hukum wajib untuk puasa seminggu penuh tersebut sampai kapan pun dan akan menjadi utang manakala belum dilaksanakan.
Sebagian ulama berpendapat bahwa apabila seseorang tidak dapat melaksanakan puasa nazar, maka ia wajib memerdekakan budak sahaya atau kalau tidak ada, ia wajib memberi makan dan pakaian kepada sepuluh orang miskin.
Puasa-puasa sunah lain di antaranya adalah puasa nisfu Sya’ban yang dilaksanakan pada awal atau pertengahan bulan Sya’ban, puasa pertengahan bulan, puasa Asyura yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharam, puasa Arafah yang dilaksanakan pada tanggal 9 bulan Haji untuk orang yang tidak sedang melaksanakan haji, atau puasa 6 hari di bulan Syawal sebagai puasa sunah penyempurna ibadah puasa Ramadhan.
lanjut kita gan n sist ke Kristen
Spoiler for Puasa di Kristen secara ringkas:
Pertanyaan: Puasa Kristen – apa kata Alkitab?
Jawaban: Alkitab tidak memerintahkan orang-orang Kristen untuk berpuasa. Puasa bukanlah sesuatu yang dituntut atau diminta Allah dari orang Kristen.
Pada saat bersamaan, Alkitab memperkenalkan puasa itu sebagai sesuatu yang baik, berguna dan perlu dilakukan. Kitab Kisah Para Rasul mencatat tentang kisah orang-percaya yang berpuasa sebelum mereka mengambil keputusan-keputusan penting (Kisah Para Rasul 13:4; 14:23).
Doa dan puasa sering dikait-kaitkan (Lukas 2:37; 5:33). Terlalu sering fokus dari puasa itu terkait aktivitas tidak makan. Seharusnya, tujuan dari puasa itu melepaskan mata kita dari hal-hal duniawi dan berpusat kepada Allah.
Puasa itu upaya menyatakan kepada Allah, dan kepada diri sendiri, bahwa Saudara serius dalam menjalin hubungan dengan Allah.
Puasa menolong Saudara dalam memperoleh perspektif baru dan memperbaharui ketergantungan kepada Allah.
Sekalipun di dalam Alkitab puasa selalu berhubungan dengan aktivitas tidak makan, ada cara-cara lain untuk berpuasa. Apa pun yang dapat Saudara tinggalkan untuk sementara demi memusatkan perhatian pada Allah dengan cara yang lebih baik sudah dapat dianggap sebagai puasa (1 Korintus 7:1-5).
Puasa perlu dibatasi waktunya, khususnya puasa yang terkait makanan. Tidak makan dalam jangka waktu panjang dapat merusak tubuh. Puasa bukan untuk menghukum tubuh Saudara, tapi supaya bisa memusatkan perhatian pada Allah.
Puasa tidak boleh dianggap sebagai salah satu “metode diet.” Jangan berpuasa untuk menghilangkan berat badan, tapi untuk memperoleh persekutuan yang lebih dalam dengan Allah.
Benar, siapa saja bisa berpuasa. Ada orang-orang yang tidak bisa puasa makan (penderita diabetes misalnya), tapi setiap orang dapat, untuk sementara, meninggalkan sesuatu demi memfokuskan diri kepada Allah.
Dengan mengalihkan mata dari hal-hal dunia ini, kita dapat memusatkan diri pada Kristus dengan lebih baik. Puasa bukanlah cara membuat Allah melakukan apa yang kita inginkan. Puasa mengubah kita, bukan Allah.
Puasa itu bukanlah cara untuk terlihat lebih rohani dibanding orang lain. Puasa harus dilakukan dalam kerendahan hati dan penuh sukacita.
Matius 6:16-18 mengatakan, “"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
dan TERAKHIR ini baru Puasa Ekstrim bukan karena Perbedaan Waktu tapi ini ada dan terjadi
mungkin ini dari Hindu atau Budha tapi sudah DILARANG ya gan dan untuk Agan dan sista pengen coba bisa dilakukan tapi dengan Pengawasan dari Ortu,temand dekatdan bukan Temand Lagi Bete ya
Spoiler for EKSTRIM:
Spoiler for yakin ya...jangan sampai Zonk:
Spoiler for Sempurna:
Puasa paling Ekstrim
Ribuan tahun yang lalu, biksu Shugendo atau disebut juga Sokushinbutsu (即身仏) menjalankan praktek mem-mumifikasi diri sendiri dimana para bhikshu ini menyiksa diri sendiri bertahun-tahun lamanya sampai dirinya mati dalam keadaan yang bahkan ulat dan serangga pun tidak sanggup untuk memakannya. Proses ini terdiri dari 3 tahap yang masing-masing tahap lamanya 1000 hari.
Tahap pertama
1000 hari di tahap pertama adalah dimana sang bhiksu hanya memakan kacang-kacangan dan buah berry yang didapati di sekitar hutan dan ditambah dengan olahraga keras yang fungsinya akan menguras lemak-lemak pada badan mereka.[img]Tahap 1[/img]
Tahap kedua
1000 hari di tahap kedua sang bhiksu hanya memakan akar-akaran dari pohon pinang dimana di tahap kedua ini sang bhiksu akan berubah seperti tengkorak karena sangat kurusnya.
Tahap ketiga
1000 hari tahap terkahir adalah dimana sang bhiksu sudah mulai meminum teh yang terbuat dari zat-zat pohon yang beracun. Meminum teh ini akan mengakibatkan mereka muntah, berkeringat, dan lainnya yang bertujuan mengeluarkan semua cairan tubuh sang bhiksu.
Tetapi yang lebih penting lagi adalah agar setelah mati cairan di badannya akan mengeluarkan racun yang akan mematikan semua ulat maupun serangga yang mencoba memakan badannya. Dengan demikian mayat sang bhikshu akan menjadi mumi yang bersih dan tidak hancur oleh ulat-ulat pemakan bangkai.
Di tahap ketiga inilah para bhikshu tersebut akan masuk ke dalam gua yang sangat sempit yang hanya cukup untuk duduk bersila. Mereka masuk dengan membawa bel dan setiap hari mereka akan membunyikan bel yang menandakan bahwa mereka masih hidup. Setelah bel tersebut tidak berbunyi lagi, maka gua tersebut akan disegel dan sang bhiksu dianggap telah mencapai kesempurnaan.
Praktek para bhiksu ini sudah dilarang di Jepang semenjak akhir abad ke 18. Diperkirakan ratusan bhiksu yang melakukan hal memumifikasi diri sendiri, tetapi hanya sekitar 16-24 Mumi Sokushinbutsu yang ditemukan. Walaupun praktek ini telah dilarang secara hukum, pada bulan Juli 2010 masih ditemukn Sokushinbutsu yang terbaru di Tokyo.
Segitu aja gan kepanjangan nanti ...
CENDOL atau BATA adalah merupakan Kebijaksanaan Pemirsa