Maka dari itu tidak begitu banyak komunitas ataupun kelompok masyarakat yang sanggup bertahan untuk hidup di daerah kutub gan. Tapi, bukan berarti gak ada manusia disana gan. masih banyak kok orang-orang yang kuat untuk bertahan hidup disana. Bahkan beberapa negara di Eropa utara memiliki wilayah yang berada di kutub utara gan, seperti Norwegia, Finlandia, dan Rusiia. Beberapa negara ini pun ternyata memiliki komunitas muslim dengan populasi yang cukup banyak loh Gan!

Nah berhubung sekarang ini lagi bulan Ramadhan, kira-kira saudara-saudara muslim kita disana gimana ya ngejalanin ibadah puasanya? Jadi penasaran Gan!

Awalnya terdengar gak mungkin untuk menjalankan puasa di daerah yang memiliki karateristik ekstrim. Apalagi kutub gan, brrrr dingin!! Hanya saja terkadang hal tersebut tidak menjadi alasan seorang muslim untuk tidak berpuasa, iya gak gan?
Sebenarnya yang jadi tantangan terberat dalam menjalnkan puasa di kutub selain suhu adalah, perbedaan waktu siang dan malam yang tidak rata. Ada kalanya malam yang terlampau lama, sering juga siang dengan durasi lebih panjang. Ada beberapa kemungkinan bagi umat muslim di kutub dalam menjalankan ibadah puasa.

Kemungkinan Pertama

Ada waktu-waktu tertentu ketika kutub mengalami 24 jam siang ataupun 24 jam malam. Dalam keadaan tersebut ,jadwal shalat serta waktu sahur dan berbuka puasa disesuaikan dengan wilayah terdekat dari daerah itu. Tentunya daerah lain yang mengalami siang dan malam gan.

Kemungkinan Kedua

Ada wilayah yg pd bulan teretntu tdk mengalami hilangnya mega merah (syafaqul ahmar) sampai datangnya waktu shubuh. Sehingga tdk bisa dibedakan antara mega merah saat maghrib dgn mega merah saat shubuh.
Dalam kondisi ini, maka yg dilakukan adl menyesuaikan waktu shalat `isya`nya saja dgn waktu di wilayah lain yg terdekat yg masih mengalami hilannya mega merah maghrib. Begitu juga waktu utk imsak puasa (mulai start puasa), disesuaikan dgn wilayah yg terdekat yg masih mengalami hilangnya mega merah maghrib & masih bisa membedakan antara 2 mega itu.

Kemungkinan ketiga

Ketika sebuah daerah tetap mengalami pagi dan siang dalam 24 jam tapi tidak rata pembangiannya, waktu puasa tetap sesuai dengan aturan baku. Dimulai sejak waktu subuh dan berakhir ketika matahari tenggelam. Meskipun waktu subuhnya sejak pukul 02.00 dan matahari tenggelam pada pukul 22.00, aturan baku tetap berlaku.
Hanya saja, ketika seseorang harus menjalankan puasa dengan waktu lebih dari 20 jam mungkin hanya akan mendatangkan mudharat. Maka solusi yang paling mungkin adalah mengikuti waktu ibadah di Hijaz (mekkah, madinah, dan sekitarnya), atau mengikuti negara muslim lain yang ada disekitar wilayah tersebut. Sayangnya, kedua solusi tersebut masih dipertanyakan karena hanya berdasarkan pada Ijtihad ulama.