Yamato Tanooka menjadi sampul pada sebuah koran di kios stasiun kereta bawah tanah di Tokyo, Jepang, Jumat, 3 Juni 2016. Bocah berusia 7 itu akhirnya ditemukan setelah hilang sejak 28 Mei 2016 silam di hutan.

Yamato Tanooka, bocah tujuh tahun yang ditemukan pihak berwenang di hutan, untuk pertama kalinya tampil depan media di Hakodate City Hospital, utara pulau Hokkaido, Jepang, Selasa (7/6/2016).

Ia melambaikan tangan di depan kamera dan mendapat sorak-sorai puluhan orang--dengan mengenakan baju bisbol dan jaket abu-abu, sambil memegang bola besar dari kertas yang bertuliskan pesan orang-orang yang mendoakannya.

Yamato diperbolehkan pulang dari rumah sakit--setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan. Dokter mendiagnosanya dehidrasi ringan dan memar kecil pada lengan, serta kedua kakinya.

Tim pencari menemukan dia pada Jumat (3/6/2016) di sebuah gedung militer kosong di pegunungan Komagatake, Hokkaido, tempatnya menghilang sejak 28 Mei 2016 silam.

Kepada media, ia mengaku tak sabar kembali ke sekolah dan ikut serta dalam aktivitas hari olahraga setempat. "Saya ingin bermain bisbol," kata Yamato seperti dikutip CBSNEWS.

Pada 29 Mei 2016 orangtua Yamato melapor ke polisi dan mengaku kehilangan anaknya di hutan ketika sedang mengumpulkan tanaman. Tapi sang ayah, Takayuki Tanooka, kemudian mengubah keterangannya.

Takayuki mengatakan telah merencanakan untuk meninggalkan Yamato sebentar di hutan sebagai hukuman karena dia melempari mobil-mobil dan orang-orang di taman dengan batu.

Saat dalam perjalanan pulang ke rumah Takayuki menurunkan anaknya itu dari mobil dan meninggalkannya sendirian di hutan. Mereka sempat mengemudikan mobil sejauh 500 meter, sebelum kemudian kembali untuk menjemput Yamato, namun bocah itu sudah tak ada.

Surat kabar Jepang, Mainichi Shimbun, seperti dilansir Reuters, menyebut Yamato menangis kencang sambil berusaha mengejar mobil orang tuanya itu.

Namun Yamato dilanda kebingungan dan malah berlari ke lain arah, kemudian tersesat. Bocah ini mengaku takut karena sendirian di hutan dan terus berjalan kaki selama 5 jam. "Saya kedinginan jadi saya pergi ke dalam (bangunan) untuk tidur," kata Yamato saat menemukan gedung militer kosong untuk berteduh.

Menurut Ross Findlay di pangkalan militer itu memang terdapat beberapa bangunan dengan pohon-pohon besar di sekitarnya. Pada malam hari, suhu bisa turun hingga 9 derajat Celsius. "Lebih dingin dari tahun lalu," kata pendiri Niseko Adventure Centre di kawasan itu kepada BBC.

Findlay menambahkan suhu sedingin itu bagi orang dewasa memang cukup bersahabat. Tapi untuk anak kecil yang tidak memiliki banyak lemak di tubuh akan jadi masalah. Apalagi Yamato diketahui hanya memakai T-shirt dan celana jins.

Medan di hutan Hokkaido menurutnya juga amat berat. Banyak semak-semak dan pohon bambu yang cukup tebal untuk dilewati. "Yamato tampaknya beruntung, itu keajaiban," ujarnya.

Yang lebih menghantui Findlay, di hutan Hokkaido hidup beberapa beruang cokelat yang besarnya bisa mencapai 2 meter lebih.

Di dalam gedung militer itulah Yamato tinggal selama 6 hari tanpa makanan dan hanya minum air keran. "Saya hanya minum air. Tidak ada yang bisa dimakan di sana," kata dia.

Bocah ini mengaku mendengar suara helikopter di luar, namun memutuskan tetap tinggal di dalam bangunan dan menunggu ditemukan.

Pencarian besar-besaran untuk Yamato ketika itu dilakukan. Kejadian ini menimbulkan perbincangan ramai di media sosial, dan banyak yang mengkritik orang tuanya. Publik menilai hukuman kepada Yamato berlebihan.

Kepada wartawan, setelah tim pencari menemukan Yamato, Takayuki menyesali tindakannya.

Namun polisi menyatakan tidak akan menggugat Takayuki. Yamato juga telah telah memaafkan ayahnya yang meninggalkannya di hutan itu.

Akan tetapi juru bicara kepolisian Hokkaido, Toshifumi Goto mengaku tetap mengajukan laporan terhadap orangtua Yamato kepada Kantor Konstitusi Anak di Hakodate City atas kecurigaan penganiayaan psikologis.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...karena-hukuman

---