Hadirnya membuat gairah hidupku kembali bangkit setelah sekian lama tertidur lelap menuju kehancuran yang menipuku dengan jubah putih bernama kesenangan. Lama sekali aku berjalan tanpa arah. Kepergian bunda pun tak mampu menyadarkanku betapa sulitnya hidup ini. Kutinggalkan segala kepastian dalam hidup hanya karena egoku yang sekeras karang, kusalahkan mereka yang terdekat atas hancurnya jalan hidupku. Tanpa sadar aku terus berjalan menuju lubang hitam dunia yang akan melenyapkanku dari kompetisi dunia ini. Rasaku ingin menyerah atas hidup ini, tapi sepertinya Tuhan memberikanku kesempatan kedua untuk menata kembali hidupku yang berantakan ini.

Dalam perjalananku menuju kehancuran aku beristirahat sejenak karena lelah dan haus. Perlahan kudengar suara langkah kaki menghampiriku semakin dekat suara langkahnya sampai akhirnya aku lihat dengan jelas siapa pemilik langkah kaki itu yang ternyata sahabatku. Ia membawakanku setetes madu Pertama kucicip madu ini manisnya tidak terasa, namun kurasakan lebih dalam dan akhirnya kurasakan bahwa ini bukan madu biasa, madu ini manis sekali bahkan bisa menghilangkan dahagaku dalam sekejap. Kutanyakan darimana dia mendapatkan madu itu lalu ia menjawab, madu ini kudapatkan dari kekasihku yang bertugas sebagai penjaga gerbang sumber madu ini. Jika ingin madu ini ikutilah jalan yang telah kau tinggalkan beberapa tahun lalu, ujarnya. Padahal jalan itu tidak jauh dari tempatku berada saat ini dan itu masih terlihat oleh mataku dengan jelas letak jalan itu.

Mulai dari itu aku menyadari bahwa jalan menuju kehancuran itu tidak ada, yang ada hanya jalan memutar yang membodohi orang yang masuk ke dalamnya dan kehancuran itu ialah kebodohan itu sendiri, bodoh karena terus berputar dalam lingkaran yang sama.

Kini aku mulai mencoba kembali ke jalan yang dulu kutinggalkan dan kulihat ada seberkas cahaya jauh diujung sana dan disepanjang jalan yang kulalui tertulis tanda bertuliskan “madu spesial ada diujung sana” aku melangkah maju di jalan ini hingga saat tulisan ini hadir disini aku belum menemukannya. Entah kapan aku dapat memiliki madu itu namun tentu tanpa lelah akan terus kutelusuri jalan ini dan madu itu kini kuberi nama “Madu manis persembahan dari surga” karena kuyakin madu ini persembahan dari surga yang Tuhan ciptakan hanya untukku, semoga.