- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Keren, Pemain Bisa Memprotes Keputusan Hakim Garis dengan Ini!


TS
anwar04
Keren, Pemain Bisa Memprotes Keputusan Hakim Garis dengan Ini!

Quote:
Higan, apa kabar nih? Semoga sehat dan baik selalu, ya..
Sebelumnya ane ucapin makasih buat agan yang udah berkunjung, komen, dan rate5. Dan seperti biasa, kalau agan nggak suka, langsung ajah tutup jendela Kaskus di layar komputer agan sista.
Di tret ini ane mau bahas tentang Instant Review dalam pertandingan bulutangkis yang hampir mirip dengan Eagle Eye dalam pertandingan tenis dan Goal Line Technology dalam sepakbola. Semua teknologi ini bertujuan untuk membantu penyelesaian masalah yang ditimbulkan atas keputusan yang dibuat oleh hakim garis.
Yuk ah langsung ke tekape, gans!


Sebelumnya ane ucapin makasih buat agan yang udah berkunjung, komen, dan rate5. Dan seperti biasa, kalau agan nggak suka, langsung ajah tutup jendela Kaskus di layar komputer agan sista.
Di tret ini ane mau bahas tentang Instant Review dalam pertandingan bulutangkis yang hampir mirip dengan Eagle Eye dalam pertandingan tenis dan Goal Line Technology dalam sepakbola. Semua teknologi ini bertujuan untuk membantu penyelesaian masalah yang ditimbulkan atas keputusan yang dibuat oleh hakim garis.
Yuk ah langsung ke tekape, gans!

Quote:
Sekapur Sirih

Sebelumnya ane ngucapin makasih buat Kaskus yang belakangan ini banyak membuat tret streaminguntuk pertandingan bulutangkis. Jujur ane sudah lama banged nggak nonton bulutangkis karena kesibukan maupun berkurangnya siaran pertandingannya di TV nasional.
Seperti di pembukaan tret, di sini ane mau bahas tentang teknologi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul antara pemain dan hakim garis. Ane masih sangat ingat dulu pemain terbaik Indonesia sampai ada yang walk out karena memprotes keputusan hakim garis.
Saat itu Taufik Hidayat tengah bertanding melawan Lin Dan pada babak perempat final Hong Kong Open di tahun 2006. Taufik hidayat memprotes keputusan hakim garis yang menurut Taufik merugikan dirinya. Alhasil Taufik memutuskan meninggalkan lapangan sebagai aksi protesnya.
Ane saat itu kecewa berat karena pertandingan baru dimulai beberapa menit. Meski saat itu posisi Taufik tertinggal, ane yakin kalau diterusin bisa saja keadaan berbalik dan bahkan Taufik bisa memenangkan pertandingan karena sebelumnya juga Lin Dan pernah kalah.

Sebelumnya ane ngucapin makasih buat Kaskus yang belakangan ini banyak membuat tret streaminguntuk pertandingan bulutangkis. Jujur ane sudah lama banged nggak nonton bulutangkis karena kesibukan maupun berkurangnya siaran pertandingannya di TV nasional.

Seperti di pembukaan tret, di sini ane mau bahas tentang teknologi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul antara pemain dan hakim garis. Ane masih sangat ingat dulu pemain terbaik Indonesia sampai ada yang walk out karena memprotes keputusan hakim garis.
Saat itu Taufik Hidayat tengah bertanding melawan Lin Dan pada babak perempat final Hong Kong Open di tahun 2006. Taufik hidayat memprotes keputusan hakim garis yang menurut Taufik merugikan dirinya. Alhasil Taufik memutuskan meninggalkan lapangan sebagai aksi protesnya.
Ane saat itu kecewa berat karena pertandingan baru dimulai beberapa menit. Meski saat itu posisi Taufik tertinggal, ane yakin kalau diterusin bisa saja keadaan berbalik dan bahkan Taufik bisa memenangkan pertandingan karena sebelumnya juga Lin Dan pernah kalah.
Quote:
Instant Review

Dan setelah lama nggak nonton, ane akhirnya berkesempatan nonton pertandingan final tunggal putra antara Jan O Jorgensenmelawan Lee Chong Wei.
Saat pertandingan berlangsung, ane tiba-tiba dibuat penasaran dengan teknologi baru yang digunakan dalam pertandingan itu. Ane pun buru-buru cek internet untuk mencari tahu apa istilah yang dipakai untuk teknologi tersebut. Hasilnya ane dapet isilah CHALLENGE yang memungkinkan pemain memprotes keputusan hakim garis.
Penggunaannya sendiri pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 2013 lho, gans. Kemudian di tahun yang sama, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mulai memperkenalkan sistem ini secara massal pada perhelatan BWF Super Series Finals 2013. Wah, keren banged kan Indonesia jadi pioner penggunaan teknologi ini, gans.

Dan setelah lama nggak nonton, ane akhirnya berkesempatan nonton pertandingan final tunggal putra antara Jan O Jorgensenmelawan Lee Chong Wei.
Saat pertandingan berlangsung, ane tiba-tiba dibuat penasaran dengan teknologi baru yang digunakan dalam pertandingan itu. Ane pun buru-buru cek internet untuk mencari tahu apa istilah yang dipakai untuk teknologi tersebut. Hasilnya ane dapet isilah CHALLENGE yang memungkinkan pemain memprotes keputusan hakim garis.
Penggunaannya sendiri pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 2013 lho, gans. Kemudian di tahun yang sama, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mulai memperkenalkan sistem ini secara massal pada perhelatan BWF Super Series Finals 2013. Wah, keren banged kan Indonesia jadi pioner penggunaan teknologi ini, gans.

Quote:
Teknologi yang Digunakan

Untuk menghasilkan animasi gerakan shuttlecockpada sistem ini, lapangan tersebut akan dipasangi delapan kamera kecepatan tinggi yang diarahkan pada garis belakang dan garis sisi kedua sisi lapangan, kemudian kamera tersebut dihubungkan oleh serat optik ke komputer di tepi lapangan. Kamera Hawkeye memiliki kecepatan mengambil 660 gambar per detik, dengan pengaturan waktu dua detik delay yang memungkinkan wasit untuk segera mengkonfirmasi tempat mendaratnya shuttlecock.
Wow, kebayang detail gambar kayak apa tuh, gans. Makanya pas replaynya muncul di tipi tuh pelan banged dan tentunya jelas banged karena titik jatuhnya shuttlecock diberi tanda hitam. Dari situlah hakim garis akan menyampaikan hasilnya dengan papan berupa tulisan IN, OUT, atau NO DECISION.

Untuk menghasilkan animasi gerakan shuttlecockpada sistem ini, lapangan tersebut akan dipasangi delapan kamera kecepatan tinggi yang diarahkan pada garis belakang dan garis sisi kedua sisi lapangan, kemudian kamera tersebut dihubungkan oleh serat optik ke komputer di tepi lapangan. Kamera Hawkeye memiliki kecepatan mengambil 660 gambar per detik, dengan pengaturan waktu dua detik delay yang memungkinkan wasit untuk segera mengkonfirmasi tempat mendaratnya shuttlecock.
Wow, kebayang detail gambar kayak apa tuh, gans. Makanya pas replaynya muncul di tipi tuh pelan banged dan tentunya jelas banged karena titik jatuhnya shuttlecock diberi tanda hitam. Dari situlah hakim garis akan menyampaikan hasilnya dengan papan berupa tulisan IN, OUT, atau NO DECISION.
Quote:
Peraturan Challenge

Peraturan untuk menggunakan hak Challengeini tergolong unik, gans. Jadi, dalam setiap set pertandingan, setiap pemain memiliki dua kesempatan untuk menchallenge keputusan hakim garis. Jika hasilnya benar, dalam artian keputusan hakim garis memang salah, maka keputusan mengikuti hasil review yang ditampilkan secara digital.
Misal dalam suatu pertandingan hakim garis memutuskan shuttlecock keluar tetapi pemain yang merasa dirugikan menganggap itu berada di garis, ia berhak memprotes keputusan itu dengan mengangkat tangan sambil mengatakan CHALLENGE. Maka operator akan menampilkan review jatuhnya shuttlecock. Jika hasilnya berbeda dengan keputusan hakim garis (dalam hal ini berada di dalam garis), maka wasit akan menganulir keputusan sebelumnya. Dan si pemain yang mengajukan pun tetap memiliki dua kesempatan lainnya.
Tapi, jika hasilnya sama dengan apa yang dinyatakan oleh hakim garis, maka si pemain kehilangan satu haknya untuk memprotes keputusan hakim garis.
Dengan adanya teknologi ini, maka kejadian seperti Taufik Hidayat nggak perlu lagi terjadi dalam pertandingan manapun, gans.

Peraturan untuk menggunakan hak Challengeini tergolong unik, gans. Jadi, dalam setiap set pertandingan, setiap pemain memiliki dua kesempatan untuk menchallenge keputusan hakim garis. Jika hasilnya benar, dalam artian keputusan hakim garis memang salah, maka keputusan mengikuti hasil review yang ditampilkan secara digital.
Misal dalam suatu pertandingan hakim garis memutuskan shuttlecock keluar tetapi pemain yang merasa dirugikan menganggap itu berada di garis, ia berhak memprotes keputusan itu dengan mengangkat tangan sambil mengatakan CHALLENGE. Maka operator akan menampilkan review jatuhnya shuttlecock. Jika hasilnya berbeda dengan keputusan hakim garis (dalam hal ini berada di dalam garis), maka wasit akan menganulir keputusan sebelumnya. Dan si pemain yang mengajukan pun tetap memiliki dua kesempatan lainnya.
Tapi, jika hasilnya sama dengan apa yang dinyatakan oleh hakim garis, maka si pemain kehilangan satu haknya untuk memprotes keputusan hakim garis.
Dengan adanya teknologi ini, maka kejadian seperti Taufik Hidayat nggak perlu lagi terjadi dalam pertandingan manapun, gans.

Quote:
Sekian dulu tret dari ane. Kalo menurut nte gimana, gans?
Untuk sumur referensinya ane ambil dari Challengedan Teknologi.



Ane minta maaf kalau ada kata yang kurang berkenan di hati agan. Ane nggak bosen-bosennya bilang kalo ane cuma manusia biasa, bukan Tuhan yang Maha Sempurna.
Sekali lagi ane ngucapin makasih buat yang sudah mampir. Ane juga nggak bosen-bosennya bilang kalo tret ini dibuat bukan untuk memuaskan segala kalangan. Jadi, kalau ada kekurangan karena tidak sesuai dengan minat agan, berilah maaf si TS karena hakikatnya, sebuah tret tidak akan mampu memuaskan seluruh Kaskuser.
Untuk sumur referensinya ane ambil dari Challengedan Teknologi.



Ane minta maaf kalau ada kata yang kurang berkenan di hati agan. Ane nggak bosen-bosennya bilang kalo ane cuma manusia biasa, bukan Tuhan yang Maha Sempurna.
Sekali lagi ane ngucapin makasih buat yang sudah mampir. Ane juga nggak bosen-bosennya bilang kalo tret ini dibuat bukan untuk memuaskan segala kalangan. Jadi, kalau ada kekurangan karena tidak sesuai dengan minat agan, berilah maaf si TS karena hakikatnya, sebuah tret tidak akan mampu memuaskan seluruh Kaskuser.
Diubah oleh anwar04 06-06-2016 11:36
0
83.1K
Kutip
353
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan