- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Cerita FPI tak dapat kursi hingga sindir AHOK di demo anti-PKI


TS
pandabeerrr
Cerita FPI tak dapat kursi hingga sindir AHOK di demo anti-PKI
Quote:

laskar sorga
Spoiler for ga penting:
Merdeka.com - Ribuan massa dari organisasi Islam dan organisasi kebangsaan melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara. Mereka menolak Partai Komunis Indonesia (PKI) tumbuh subur di Indonesia. Mereka juga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak meminta maaf kepada PKI.
Dalam seruannya, massa juga sempat menyanjung sikap Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu. Dia dipuji karena satu-satunya menteri di Kabinet Kerja yang dari awal menolak keras PKI hidup kembali.
"Alhamdulillah dalam pemerintah kita masih ada Menhan Ryamizard yang eksis dan tidak takut mati, dia siap dipecat, dimusuhi," ujar salah satu orator di depan Istana Negara.
Dia menuturkan, Indonesia merdeka karena perjuangan para syuhada yang menolak ditindas. Realitas hari ini, PKI hadir dengan ideologi penindas dan ingin memecah bela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Sekarang kita umumkan PKI adalah musuh Allah, mereka tidak suka NKRI bersatu. Jangan coba-coba PKI menghancurkan negeri ini wahai asing dan aseng yang mau menghancurkan kami. Kami akan lawan!" ujarnya.
Di dalam orasinya, massa juga meneriakkan tentara hadir di bumi pertiwi bukan untuk menindas. Massa sempat menyindir, upaya TNI yang membersihkan kabel di gorong-gorong.
"Tentara bukan untuk masuk ke gorong-gorong, tentara bukan untuk cari kabel di gorong-gorong, yang masuk ke gorong-gorong itu kodok. Siapa majikan kodok? Pasti kalian tahu," ujar dia.
Menanggapi teriakan orator, massa menjawab dengan semangat. "Majikan kodok itu AHOK."
"Kita tidak ingin negeri ini dikuasai China. Hidup mulia atau mati syahid," jawab orator.
Setelah demo beberapa jam, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein, Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnarki dan Pimpinan FPI Habib Rizieq menemui Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan di Kemenko Polhukam. Tujuan kedatangan tersebut untuk menyampaikan hasil simposium waspada PKI yang digelar di Balai Kartini, Jakarta.
Kivlan Zein dan Kiki datang sekitar pukul 15.00 WIB. Kemudian Habib Rizieq menyusul keduanya, namun sempat tak diperbolehkan masuk karena kursi rapat sudah terlalu penuh.
"Tidak apa-apa saya berdiri juga tak masalah," kata Habib Rizieq yang akhirnya diperbolehkan masuk oleh petugas keamanan.
Setelah pertemuan, Habib Rizieq mengatakan, dalam pertemuan ada beberapa poin yang disampaikan lalu disepakati bersama. Pertama, hasil Simposium dengan tema 'Mengamankan Pancasila Dari Ancaman Kebangkitan PKI & Ideologi Lain' yang digelar di Gedung Kartini diterima pemerintah dalam hal ini Menko Polhukam untuk dipelajari dan dikaji.
"Ada 9 poin hasil Simposium Kartini yang disampaikan kepada pemerintah dalam menangani ideologi di Indonesia. Jangan hanya terima simposium dari Aryaduta yang banyak mendorong ideologi PKI. Luhut menjawab hasil simposium itu diterima dan dipelajari," ungkap Habib Rizieq.
"Kedua kita minta kepada beliau agar pemerintah khususnya Presiden untuk tidak pernah berpikir minta maaf kepada PKI. Luhut jamin dan terima sikap kita, negara tidak akan minta maaf kepada PKI," sambung dia.
Dia melanjutkan, poin ketiga, kepada Menteri Anies massa meminta agar sejarah pembantaian PKI dimasukkan dan dijelaskan secara detail dalam buku pendidikan sejarah. Hal ini untuk memberikan pengetahuan kepada peserta didik bahwa Indonesia pernah mengalami tragedi yang tidak berperikemanusiaan.
Poin keempat, massa juga dengan tegas meminta Menko Polhukam mengingatkan kepada Kapolri Jenderal Badrodin Haiti untuk mengevaluasi kembali surat edaran yang melarang sweeping kegiatan berbau komunis di Indonesia. Jika aparat keamanan tidak melakukan sweeping, Habib Rizieq menegaskan akan turun langsung menghentikan kegiatan bernuansa PKI tersebut.
Poin kelima, rekomendasi hasil simposium di Gedung Kartini harus dilibatkan dalam pengambilan kebijakan pemerintah dalam menentukan ideologi PKI di Indonesia. Tokoh-tokoh seperti Mayjen Kivlan Zen harus dilibatkan dalam perumusan kebijakan tersebut.
Terakhir, film pembantaian pada tahun 1956-1966 harus diputar kembali di televisi nasional.
"Kita semua sepakat anti-PKI. Ini harus dibuktikan ke depan, kita harus buka mata dan telinga jangan sampai kita dibohongi," tegasnya.
Sebagai penutup, Habib Rizieq meminta massa menyatakan penolakan terhadap PKI.
"PKI itu pahlawan atau bajingan?" ujar Habib Rizieq.
"Bajingan," jawab massa.
"Pejuang atau pecundang?".
Dalam seruannya, massa juga sempat menyanjung sikap Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu. Dia dipuji karena satu-satunya menteri di Kabinet Kerja yang dari awal menolak keras PKI hidup kembali.
"Alhamdulillah dalam pemerintah kita masih ada Menhan Ryamizard yang eksis dan tidak takut mati, dia siap dipecat, dimusuhi," ujar salah satu orator di depan Istana Negara.
Dia menuturkan, Indonesia merdeka karena perjuangan para syuhada yang menolak ditindas. Realitas hari ini, PKI hadir dengan ideologi penindas dan ingin memecah bela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Sekarang kita umumkan PKI adalah musuh Allah, mereka tidak suka NKRI bersatu. Jangan coba-coba PKI menghancurkan negeri ini wahai asing dan aseng yang mau menghancurkan kami. Kami akan lawan!" ujarnya.
Di dalam orasinya, massa juga meneriakkan tentara hadir di bumi pertiwi bukan untuk menindas. Massa sempat menyindir, upaya TNI yang membersihkan kabel di gorong-gorong.
"Tentara bukan untuk masuk ke gorong-gorong, tentara bukan untuk cari kabel di gorong-gorong, yang masuk ke gorong-gorong itu kodok. Siapa majikan kodok? Pasti kalian tahu," ujar dia.
Menanggapi teriakan orator, massa menjawab dengan semangat. "Majikan kodok itu AHOK."
"Kita tidak ingin negeri ini dikuasai China. Hidup mulia atau mati syahid," jawab orator.
Setelah demo beberapa jam, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein, Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnarki dan Pimpinan FPI Habib Rizieq menemui Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan di Kemenko Polhukam. Tujuan kedatangan tersebut untuk menyampaikan hasil simposium waspada PKI yang digelar di Balai Kartini, Jakarta.
Kivlan Zein dan Kiki datang sekitar pukul 15.00 WIB. Kemudian Habib Rizieq menyusul keduanya, namun sempat tak diperbolehkan masuk karena kursi rapat sudah terlalu penuh.
"Tidak apa-apa saya berdiri juga tak masalah," kata Habib Rizieq yang akhirnya diperbolehkan masuk oleh petugas keamanan.
Setelah pertemuan, Habib Rizieq mengatakan, dalam pertemuan ada beberapa poin yang disampaikan lalu disepakati bersama. Pertama, hasil Simposium dengan tema 'Mengamankan Pancasila Dari Ancaman Kebangkitan PKI & Ideologi Lain' yang digelar di Gedung Kartini diterima pemerintah dalam hal ini Menko Polhukam untuk dipelajari dan dikaji.
"Ada 9 poin hasil Simposium Kartini yang disampaikan kepada pemerintah dalam menangani ideologi di Indonesia. Jangan hanya terima simposium dari Aryaduta yang banyak mendorong ideologi PKI. Luhut menjawab hasil simposium itu diterima dan dipelajari," ungkap Habib Rizieq.
"Kedua kita minta kepada beliau agar pemerintah khususnya Presiden untuk tidak pernah berpikir minta maaf kepada PKI. Luhut jamin dan terima sikap kita, negara tidak akan minta maaf kepada PKI," sambung dia.
Dia melanjutkan, poin ketiga, kepada Menteri Anies massa meminta agar sejarah pembantaian PKI dimasukkan dan dijelaskan secara detail dalam buku pendidikan sejarah. Hal ini untuk memberikan pengetahuan kepada peserta didik bahwa Indonesia pernah mengalami tragedi yang tidak berperikemanusiaan.
Poin keempat, massa juga dengan tegas meminta Menko Polhukam mengingatkan kepada Kapolri Jenderal Badrodin Haiti untuk mengevaluasi kembali surat edaran yang melarang sweeping kegiatan berbau komunis di Indonesia. Jika aparat keamanan tidak melakukan sweeping, Habib Rizieq menegaskan akan turun langsung menghentikan kegiatan bernuansa PKI tersebut.
Poin kelima, rekomendasi hasil simposium di Gedung Kartini harus dilibatkan dalam pengambilan kebijakan pemerintah dalam menentukan ideologi PKI di Indonesia. Tokoh-tokoh seperti Mayjen Kivlan Zen harus dilibatkan dalam perumusan kebijakan tersebut.
Terakhir, film pembantaian pada tahun 1956-1966 harus diputar kembali di televisi nasional.
"Kita semua sepakat anti-PKI. Ini harus dibuktikan ke depan, kita harus buka mata dan telinga jangan sampai kita dibohongi," tegasnya.
Sebagai penutup, Habib Rizieq meminta massa menyatakan penolakan terhadap PKI.
"PKI itu pahlawan atau bajingan?" ujar Habib Rizieq.
"Bajingan," jawab massa.
"Pejuang atau pecundang?".
hm, sudah kuduga smua karna Ahok

Spoiler for pesan sponsor:

barokah


tien212700 memberi reputasi
1
5.9K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan