- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Benarkah Tempo Mau Bangkrut? Menanggapi Sesat Pikir Kurawa


TS
iulzsec
Benarkah Tempo Mau Bangkrut? Menanggapi Sesat Pikir Kurawa
Quote:

Quote:
Lucunya Cocoklogi Kurawa, Lebay dan Gagal Paham #jatuhTEMPO
Bagi yang sering mengikuti berita politik dan aktif di twitter, pasti sudah familiar dengan akun @kurawa. Sayapun meski kurang aktif di twitter, akhirnya tau juga perseteruan Tempo vs Kurawa.
Kurawa dengan gamblang menuduh Tempo adalah media sekarat yang sedang mencari jalan keluar keuangan. Saat ini Tempo terjerat hutang dan nyaris bangkrut, fasilitas Kredit Modal Kerja plafond sebesar 26 miliar (mentok) jatuh tempo 29 november 2015. Ditambah total hutang jangka pendek yang sudah due date sebesar 40 miliar. Hutang investasi mesin due date 2021 sebesar 70 miliar. Kemudian dua paket kredit pembangunan gedung baru senilai 94 miliar.
Tak main-main, Kurawa melampirkan data laporan keuangan Tempo begitu lengkap dan mengaku memiliki orang dalam. Luar biasa.
Awal cerita membengkaknya hutang #jatuhTEMPO dimulai dari ekspansi besar-besaran pada 2012 lalu, dimana Tempo berambisi menjadi media nomer satu di Indonesia. Menjual ruko dan membangun gedung, menyiapkan Tempotv. Inilah alasan kenapa Tempo begitu gencar ajukan hutang dan kredit.
Sebenarnya tidak ada masalah dengan hutang, meskipun mencapai 230 miliar. Namun kalau sudah jatuh tempo, itu artinya ada yang tidak beres.
2015 lalu Tempo harus pindah tempat dari ruko ke gedung yang belum selesai dibangun. Alasannya karena ruko yang sudah dijual itu ingin segera dipakai oleh pemiliknya, jadi harus pindah. Tapi kenapa gedungnya belum selesai digarap? Ya mungkin ada hubungannya dengan laporan keuangan Tempo.
Semula saya tercengang dengan laporan keuangan yang dilampirkan Kurawa, namun setelah memperhatikan lebih detail, kesimpulan saya tentang keuangan Tempo tidak setragis yang diopinikan oleh Kurawa.
Contoh, Kurawa menyebut bahwa laba bersih pendapatan Tempo pada 2015 merosot 79% dari tahun sebelumnya. Sekilas ini nampak mengkhawatirkan, tapi jika melihat 2014 adalah pesta demokrasi dengan ratusan miliar dana kampanye dan sponsor, kalau pada 2015 kemudian ada penurunan tentu bukan sesuatu yang aneh. Ya ibarat pendapatan pedagang baju muslim pada bulan Ramadhan tidak bisa dibandingkan dengan pendapatan di bulan Syawal. Tentu profit pedagang baju muslim pasca lebaran akan menurun drastis.
catatan TS pada annual report tiap tahun:
sales tahun 2011 = 238 m
sales tahun 2012 = 263 m
sales tahun 2013 = 262 m
sales tahun 2014 = 316 m , ini karena musim pilpres
sales tahun 2015 = 252 m , jadi wajar kalo tahun 2015 anjlok, tapi kalo dicompare dengan tahun 2013 tidak terlalu signifikan

Selanjutnya Kurawa cukup lebay dengan arus kas Tempo yang tergerus dari 14.5 miliar menjadi 5.4 miliar. Mengapa ini saya sebut lebay? Karena yang namanya kas awal tahun memang pasti terpakai dan tergerus di akhir tahunnya. Semua perusahaan seperti itu, ya sama seperti anda gajian, pada akhir bulan pasti tergerus di akhir bulan karena sudah bayar cicilan, beli beras dan berlian. Hal ini normal, pada tahun 2015, kas Tempo juga tergerus dari 19 miliar ke 5 miliar.Not a big deal. Tak ada yang perlu dibuat termehek-mehek.
Kurawa juga sepertinya kebanyakan minum beer, sampai menyebut nafas Tempo tinggal 4 bulan, dari data yang disajikan karena kasnya tinggal 5.4 miliar. Padahal 5.4 ini kas akhir tahun, Tempo sudah menghitung pengeluaran (termasuk gaji dan THR karyawan) sampai akhir 2016. Tidak ada urusan dengan nafas dan hanya cukup bayar 4 bulan gaji karyawan dengan kas seperti itu. Lagipula pasa awal 2017 nanti pasti ada laba bersih dan kas baru. Intinya, selama kas akhir tidak minus, artinya keuangan perusahaan masih sehat.
soal nafas yang tinggal 4 bulan ini yang bener-bener ngaco, dikata abis LK quartal 1 keluar akhir maret, trus bulan april sampai seterusnya perusahaan tidak bakal membukukan sales/revenues atau kas masuk apa?, nih bener paham akuntansi apa nggak sih nih orang
ternyata cuma kayak gini kualitas komandan ahokers


Dari pemahaman istilah akutansi Kurawa yang sangat memprihatinkan ini kemudian saya kembali melihat data dan klaim Kurawa tentang hutang Tempo. Dan ketemulah kejanggalan lucu dan menyesatkan.

Pertama, Kurawa tidak paham dengan hutang jangka panjang dan jangka pendek. Pemahaman Kurawa yang menyebutkan hutang 40 miliar sudah jatuh Tempo dan harus segera dibayar nominal pokonya adalah kesimpulan sesat lagi menyesatkan. Sebab jika diperhatikan lebih detail, setiap hutang pada bank itu diperpanjang setiap tahun, ini dilakukan untuk menentukan suku bunga karena dengan jumlah seperti itu tidak mungkin dikenakan bunga flat, kalaupun ada bunga flat ya cukup 3-5 tahun, sama lah seperti kredit KPR. Setiap bank mengenakan bunga yang berbeda setiap tahunnya, Mayapda menenakan 13% pertahun untuk periode Oktober 2015 sampai Oktober 2016, sementara Mandiri mengenakan 11% pertahun untuk periode November 2014 sampai November 2015.
Jelas juga tertulis hutang jangka panjang sebesar 40 miliar. Entah bagaimana ceritanya Kurawa menyimpulkan dengan hutang jangka pendek, lalu menyesatkan publik dengan pemahaman bodoh bahwa hutang Tempo sudah #jatuhTEMPO.
Sampai di sini jelas Kurawa tidak paham tentang laporan keuangan Tempo, lalu menyimpulkannya dengan kesimpulan yang serampangan. Tuduhan selanjutnya yang pada kesimpulannya menyebut Tempo sedang kesulitan keuangan dan menjadikan Ahok sebagai komuditas jalan keluar kebangkrutan, sebenarnya menjadi tidak menarik lagi. Sebab keuangan Tempo tidak seburuk yang diopinikan.
Tapi ini menjadi sangat menarik karena Kurawa begitu leluasa menyerang Tempo tanpa takut. Sudah begitu, dengan pemahaman asal-asalan pula. Bohong kalau Tempo tidak bisa mengklarifikasi atau melawan, tak perlu auditor handal, mahasiswa tata boga pun pasti sedikit banyak diajari akutansi dan paham dengan laporan keuangan yang sangat sederhana itu. Tapi kenapa Tempo tidak mempermasalahkan? Tidak melaporkan ke Polisi? Padahal nama baiknya dijatuhkan sedalam itu. Ini poin menariknya dalam dunia media dengan segala konspirasinya, haha.
Jika Kurawa begitu berani menuduh Tempo dengan pemahaman dangkal, saya jadi berpikir mungkin saja ini sangat disengaja, atau katakanlah bagian dari marketing Tempo, bebas menuduh macam-macam dengan jaminan Tempo tak akan memperkarakan. Lalu Kurawa dibayar berapa? Hoho mungkin pertanyaannya tak perlu sejauh itu.
Tapi biarlah itu jadi rahasia antara Tuhan, Tempo dan Kurawa. Soal bahasan tentang tuduhan Kurawa pada Tempo yang menjelek-jelekkan Ahok, mungkin nanti dibahas terpisah. Cukup sampai di sini dulu, buat haters maupun lovers Kurawa, saya sampaikan salam titik-titik dari @Pakar_Mantan.
Bagaimanapun ini bukan soal pendukung atau pembenci Ahok, ini tentang opini sesat yang menyesatkan. Begitulah kura-kura.
Quote:
kesimpulan TS :
- kurawa adalah ahokers garis keras jadi wajar dia punya motif menyerang tempo, sementara motif tempo mencoba menyudutkan ahog karena mau bangkrut itu cuma karangan kurawa saja,
- ahokers adalah manusia2 dengan kapasitas otak kecil, jadi wajar aja menerima mentah2 cuitan ngaco kurawa ini

0
12.7K
Kutip
107
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan