- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
JOKOWI MEMUTUSKAN 1 JUNI HARI LAHIR PANCASILA KENEGARAWANAN TIADA PAMRIH


TS
berdikaricenter
JOKOWI MEMUTUSKAN 1 JUNI HARI LAHIR PANCASILA KENEGARAWANAN TIADA PAMRIH
Presiden Joko Widodo mengumumkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dalam peringatan kelahiran Pancasila 1 Juni 1945 di Bandung, hari ini. Juru Bicara Presiden Johan Budi mengatakan, penentuan ini diumumkan melalui Keputusan Presiden. Ia memastikan bahwa hari Rabu ini tidak menjadi hari libur nasional. Sebelumnya desakan menjadikan tanggal 1 Juni sebagai hari kelahiran Pancasila sudah dikumandangkan berbagai kelompok. NU dan PDI Perjuangan bahkan secara resmi dan kelembagaan meminta kepada Presiden Jokowi. Desakan juga disampaikan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dalam peringatan Hari Lahir ke 93-NU di Pasuruan yang dihadiri Megawati Soekarnoputri. Dalam acara tersebut Megawati mengungkapkan keheranannya, mengapa gagasan menetapkan 1 Juni sebagai hari nasional tidak kunjung terealisasi. (tempo.co & kompas.com)
Adalah benar, bahwa pada saat tanggal 1 Juni 1945 itu Soekarno mengusulkan nama dasar negara kita dengan nama Pancasila. Kemudian, bangsa ini dengan penuh kebanggaan menerima Pancasila sebagai panduan hidup bernegara dan berbangsa serta acuan untuk membangun persatuan dan kesatuan, sekaligus sebagai dinamisator untuk menggerakkan semangat membangun bangsa besar ini. Pancasila sebagai spirit kebangsaan yang disusun sebagai dasar negara NKRI dan disahkan karena dianggap paling sesuai dengan karakter rakyat Indonesia. Lima butir besar yang mencerminkan pribadi bangsa ini, tentu seharusnya walaupun puluhan tahun berlalu, makna dan pengamalan Pancasila pun sejatinya tidak memudar. Namun dengan melihat kondisi hari ini, tentu kita merasakan seakan ada "Spirit yang hilang". Dewasa ini , pola pragmatis dan transaksional mewsrnai interaksi sosial, politik, maupun ekonomi. Kondisi negara yang kini marak dengan kegaduhan politik dan hukum, banyak masalah kedaruratan di Indonesia seperti Narkoba, miras, pembunuhan keji, serta konflik antar golongan. Seiring dengan berjalannya waktu, di era reformasi ini maksud dan tujuan Pancasila yang merupakan falsafah Negara Indonesia sudah mulai terlupakan, nilai dan norma yang terkandung di Pancasila mulai di abaikan oleh bangsa ini.
Faktanya, Pancasila hingga saat ini masih sebatas retorika yang hangat diperbincangkan menjelang peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni. Ironis, bahkan elite politik dan aparatur tidak mampu memberi teladan beretika yang akhirnya mendorong apatisme masyarakat dalam mengimplementasikan Pancasila. Hilangnya spirit nilai-nilai Pancasila ini harus secepatnya dipulihkan keluhurannya oleh negara, karena akan dapat berakibat mematikan karakter dan nasionalisme anak bangsa, yang berujung pada hilangnya jati diri bangsa. Tepat 1 tahun yang lalu, Presiden Joko Widodo ketika membuka Peringatan Hari Lahir Pancasila di alun- alun Kota Blitar, meminta semua pemimpin di Indonesia menerapkan Pancasila dalam setiap langkah kebijakan. Presiden menginginkan agar Pancasila tak hanya dikenang dan diperingati atau hanya dilestarikan, tetapi juga benar-benar menjadi realitas dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
Tanggal 1 Juni 2016 hari ini, ada yang istimewa bagi bangsa Indonesia, tepatnya di Kota Bandung, Presiden Joko Widodo bersama Ketua MPR beserta para petinggi negara dan tokoh-tokoh nasional, akan melakukan tapak tilas dari Gedung Merdeka, berjalan kaki menuju penjara Banceuy, tempat dimana Bung Karno pernah dipenjara dalam sel isolasi oleh pemerintah Hindia-Belanda dalam Sel No 5 di tahun 1929. Tanggal 1 Juni ini merupakan hari pidato Bung Karno dan Pancasila, yang secara nasional dipusatkan di Kota Bandung. Dalam agenda kegiatan Presiden Joko Widodo di Kota Bandung, presiden ke tujuh RI ini akan mengumumkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Penentuan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila akan diumumkan melalui Keputusan Presiden (Keppres).
Ya, hari ini, tepat 71 tahun yang lalu, Joko Widodo selaku Presiden ke 7 Republik Indonesia akan menorehkan sejarahnya, selaku presiden yang tanpa pamrih dan beban politik, memutuskan dan menetapkan Hari Lahirnya Pancasila. Presiden seolah tidak ingin sejarah diombang-ambing tanpa kepastian yang dapat berakibat buruk bagi masa depan generasi berikutnya. Keputusan Presiden Joko Widodo dimaksud, akan mengakhiri perdebatan panjang penuh intrik dan pamrih politik yang mewarnai kepemimpinan nasional selama beberapa dasawarsa, yang tidak mengakui dan bahkan menyelewengkan Pancasila serta hari lahirnya. Joko Widodo adalah sosok seorang Presiden RI yang tidak memiliki beban politik dan pamrih politik, yang semata berniat meringankan beban sejarah bangsanya dari berbagai manipulasi dan penyelewengan. Kita semua pantas berterima-kasih, Joko Widodo dengan keberanian dan ketegasannya akan segera mewujudkan keinginan bangsa Indonesia, yakni menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
Sumber Berita
Adalah benar, bahwa pada saat tanggal 1 Juni 1945 itu Soekarno mengusulkan nama dasar negara kita dengan nama Pancasila. Kemudian, bangsa ini dengan penuh kebanggaan menerima Pancasila sebagai panduan hidup bernegara dan berbangsa serta acuan untuk membangun persatuan dan kesatuan, sekaligus sebagai dinamisator untuk menggerakkan semangat membangun bangsa besar ini. Pancasila sebagai spirit kebangsaan yang disusun sebagai dasar negara NKRI dan disahkan karena dianggap paling sesuai dengan karakter rakyat Indonesia. Lima butir besar yang mencerminkan pribadi bangsa ini, tentu seharusnya walaupun puluhan tahun berlalu, makna dan pengamalan Pancasila pun sejatinya tidak memudar. Namun dengan melihat kondisi hari ini, tentu kita merasakan seakan ada "Spirit yang hilang". Dewasa ini , pola pragmatis dan transaksional mewsrnai interaksi sosial, politik, maupun ekonomi. Kondisi negara yang kini marak dengan kegaduhan politik dan hukum, banyak masalah kedaruratan di Indonesia seperti Narkoba, miras, pembunuhan keji, serta konflik antar golongan. Seiring dengan berjalannya waktu, di era reformasi ini maksud dan tujuan Pancasila yang merupakan falsafah Negara Indonesia sudah mulai terlupakan, nilai dan norma yang terkandung di Pancasila mulai di abaikan oleh bangsa ini.
Faktanya, Pancasila hingga saat ini masih sebatas retorika yang hangat diperbincangkan menjelang peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni. Ironis, bahkan elite politik dan aparatur tidak mampu memberi teladan beretika yang akhirnya mendorong apatisme masyarakat dalam mengimplementasikan Pancasila. Hilangnya spirit nilai-nilai Pancasila ini harus secepatnya dipulihkan keluhurannya oleh negara, karena akan dapat berakibat mematikan karakter dan nasionalisme anak bangsa, yang berujung pada hilangnya jati diri bangsa. Tepat 1 tahun yang lalu, Presiden Joko Widodo ketika membuka Peringatan Hari Lahir Pancasila di alun- alun Kota Blitar, meminta semua pemimpin di Indonesia menerapkan Pancasila dalam setiap langkah kebijakan. Presiden menginginkan agar Pancasila tak hanya dikenang dan diperingati atau hanya dilestarikan, tetapi juga benar-benar menjadi realitas dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
Tanggal 1 Juni 2016 hari ini, ada yang istimewa bagi bangsa Indonesia, tepatnya di Kota Bandung, Presiden Joko Widodo bersama Ketua MPR beserta para petinggi negara dan tokoh-tokoh nasional, akan melakukan tapak tilas dari Gedung Merdeka, berjalan kaki menuju penjara Banceuy, tempat dimana Bung Karno pernah dipenjara dalam sel isolasi oleh pemerintah Hindia-Belanda dalam Sel No 5 di tahun 1929. Tanggal 1 Juni ini merupakan hari pidato Bung Karno dan Pancasila, yang secara nasional dipusatkan di Kota Bandung. Dalam agenda kegiatan Presiden Joko Widodo di Kota Bandung, presiden ke tujuh RI ini akan mengumumkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Penentuan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila akan diumumkan melalui Keputusan Presiden (Keppres).
Ya, hari ini, tepat 71 tahun yang lalu, Joko Widodo selaku Presiden ke 7 Republik Indonesia akan menorehkan sejarahnya, selaku presiden yang tanpa pamrih dan beban politik, memutuskan dan menetapkan Hari Lahirnya Pancasila. Presiden seolah tidak ingin sejarah diombang-ambing tanpa kepastian yang dapat berakibat buruk bagi masa depan generasi berikutnya. Keputusan Presiden Joko Widodo dimaksud, akan mengakhiri perdebatan panjang penuh intrik dan pamrih politik yang mewarnai kepemimpinan nasional selama beberapa dasawarsa, yang tidak mengakui dan bahkan menyelewengkan Pancasila serta hari lahirnya. Joko Widodo adalah sosok seorang Presiden RI yang tidak memiliki beban politik dan pamrih politik, yang semata berniat meringankan beban sejarah bangsanya dari berbagai manipulasi dan penyelewengan. Kita semua pantas berterima-kasih, Joko Widodo dengan keberanian dan ketegasannya akan segera mewujudkan keinginan bangsa Indonesia, yakni menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
Sumber Berita
Quote:


0
890
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan