Jeffrey Peters, bocah 6 tahun yang telah mahir dalam dunia data entry. Pekerjaan Information Technologi alias IT adalah pekerjaan yang kerap membutuhkan otak yang cerdas agar dapat menyelesaikan pekerjaan yang rumit. Oleh karena itulah sering kali staf IT adalah orang-orang dewasa yang memiliki pendidikan mumpuni.

Namun bertentangan dengan pernyataan tersebut, Jeffrey Peters berbeda, walau masih anak-anak ia sudah digaji profesional sebagai staf IT oleh suatu perusahaan data entry. Jeffrey memang lebih suka bermain-main dengan komputernya sambil mengamati pekerjaan ibunya, sang ibulah yang kemudian berinisiatif untuk memberikan Jeffrey tugas kecil, tak disangka Jeffrey justru kegirangan dan bisa mengejarkan tugasnya dengan baik layaknya staf profesional.

Alhasil Jeffrey pun mendapatkan pekerjaan part time pertamanya, bahkan kini ia kebanjiran tawaran pekerjaan yang serius.

Beberapa waktu lalu seorang pelajar di Texas bernama Ahmed Mohamed ditangkap polisi karena membawa perangkat diduga bom ke sekolah, padahal benda itu adalah jam digital kreatif buatannya sendiri. Awalnya ia membawa perangkat jamnya ke sekolah dengan tujuan ditunjukkan kepada gurunya agar bisa masuk klub robotik.

Namun karena bentuknya mirip bom sang guru curiga, kemudian lapor pada polisi setempat. Saat ditangkap dengan borgol Ahmed kebingungan, berkali-kali ia menjelaskan kepada pihak kepolisian bahwa benda tersebut bukanlah bom seperti yang dituduhkan.

Kasus ini menghebohkan Amerika Serikat karena polisi dan guru dianggap diskriminatif, namun kemudian pelajar 14 tahun ini mendapat banyak dukungan termasuk presiden Barack Obama yang mengundangnya ke gedung putih.

Dukungan deras juga mengalir dari raksasa teknologi, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengundang Ahmed ke kantor Facebook, sedangkan Google mengundang Ahmed agar ambil bagian dalam pameran sains yang mereka adakan. Tak ketinggalan juga Aaron Levie, pendiri perusahaan Cloud Box juga mengundang Ahmed ke kantornya. Di tambah twitter yang mengundangnya untuk magang.

Anda tau game Impossible Rush ? ternyata permainan berbasis iOS yang dirilis Oktober 2014 tersebut dibuat remaja asal Sydney yaitu Ben Pasternak. Usianya memang baru 15 tahun tapi ia sudah menjadi incaran Google, Facebook dan Yahoo. Bagaimana tidak, game buatan Ben sudah diunduh lebih dari 800 ribu kali di App Store hanya dalam waktu lebih kurang enam pekan.

Mengenai tawaran dari tiga perusahaan besar tersebut, Ben justru ingin memulai sendiri. Januari silam Pasternak berada di Amerika Serikat untuk bertemu dengan para raksasa teknologi di Silicon Valley, ia bersama keluarganya diundang kesana untuk menghadiri acara High Generation Y, yang diadakan Google and Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Dalam menelurkan Impossible Rush Pasternak tidak sendiri, ia dibantu oleh remaja lain asal Chicago yaitu Austin Vall

Berikutnya adalah Marco Calasan asal Makedonia karyawan termuda Microsoft Insinyur Sistem di dunia. Saat usia 9 tahun ia memiliki empat sertifikat Microsoft dan menulis sebuah buku Informatik 312 halaman di Microsoft Windows 7. Tidak hanya itu Marco juga seorang jenius komputer, bocah ini mengajar di Lab komputer miliknya sendiri dimana para siswanya adalah anak-anak 8 sampai 11 tahun.

Laboratorium itu memiliki 15 komputer yang disiapkan oleh kementerian pendidikan, hebat bukan??? Sepertinya Bill Gates sang penguasa Microsoft mengetahui tentang bocah itu, ia kemudian mengajaknya bekerja di perusahaan Microsoft sebagai aset untuk masa kini dalam dunia komputerisasi. Marco mengaku ia biasanya menghabiskan waktu 10 jam dalam sehari untuk duduk didepan komputer.

Mungkin kamu sudah tidak asing dengan nama Nick D'Aloisio. Ia adalah salah satu programer muda terkenal di dunia, kini ia menjadi milioner sekaligus menjadi pekerja termuda di Yahoo. Ketika berusia 15 tahun Nick berhasil menciptakan aplikasi untuk perangkat berbasis iOS bernama "Trimit," aplikasi ini berguna untuk menyimpulkan isi dari suatu website agar dapat ditampilkan di Platform lain seperti Twitter, facebook, dan lainnya.

Kini genap diusia 19 tahun ia kembali berhasil ciptakan aplikasi News Reading untuk perangkat mobile, di karenakan aplikasi algoritmix yang sangat unik tersebut Yahoo secara langsung melakukan penawaran untuk membeli software itu dengan harga yang sangat tinggi. Namun ternyata Yahoo tidak hanya membeli aplikasi itu saja, perusahaan raksasa satu ini juga mengajak D'Aloisio untuk dapat bekerja dengan mereka.

Kabarnya Yahoo berani mengeluarkan dana sebesar US$30 juta atau sekitar Rp290 miliar lebih hanya untuk satu aplikasi iPhone dinamakan Summly tersebut. Jelas saja D'Aloisio bertambah kaya setelah kesuksesan yang ia dapatkan ketika berusia 15 tahun.

Seorang bocah bernama Ayan Qureshi di Inggris, menjadi spesialis komputer termuda di dunia. Setelah lulus tes untuk menjadi tekhnisi microsoft berlisensi pada usia 5 tahun, ia menjadi pakar Microsoft termuda di dunia. Hebatnya tugas ini biasanya diambil oleh orang-orang dewasa yang mau menjadi teknisi IT, tak heran ketika bocah ini datang untuk mengikuti tes Microsoft, para penyelenggara sempat khawatir bahwa ia terlalu muda untuk dijadikan kandidat.

Kini Ayan bahkan memiliki sebuah laboratorium komputer di rumahnya di Conventry, yang berisi jaringan komputer yang ia buat sendiri. Sang ayah bernama Asim adalah konsultan IT, ia memperkenalkan komputer pada Ayan ketika berusia 3 tahun. Di rumahnya Ayan bisa menghabiskan dua jam sehari untuk mempelajari sistem informasi dan menginstal sejumlah program.

Umurnya memang baru 8 tahun,tapi hebatnya bocah laki-laki bernama Evan ini sudah dapat menghasilkan uang berjumlah besar yakni US$1,3 Juta atau sekitar Rp15,5 miliar. Uang itu didapat Evan tanpa bekerja keras banting tulang melainkan memainkan mainannya dan diunggahnya ke Youtube. Video yang diunggahnya kemudian menjadi viral dan ditonton 10 juta orang, menurut ayah Evan semua itu berawal dari proyek sederhana yang dibuatnya bersama Evan.

Keduanya membuat video "Stop Motion Angry Bird" yang diunggahnya ke Youtube dengan nama channel EvanTubeHD. Diketahui situs berbagai video Youtube, memiliki kebijakan menjalin kerja sama dengan seseorang jika video yang diunggahnya terkenal dan disaksikan jutaan orang. Bentuk kerja sama tersebut merupakan pembagian keuntungan dari iklan yang dimasukkan ke video pengguna Youtube, jadi tak heran Evan dibayar oleh anak perusahaan Google itu sebesar Rp15,5 miliar selama setahun. Evan mendapat bayaran karena semua video yang diunggahnya disaksikan oleh lebih dari 443 juta orang di dunia.