Sebuah virus mengerikan daging makan menginfeksi pengungsi Muslim, dan sekarang sepertinya mereka akan membawanya ke Eropa, seperti yang kita baca dalam satu laporan:

Sebuah penyakit pemakan daging parasit dilaporkan melanggar keluar di seluruh Timur Tengah, dengan kelompok teror Negara Islam memberikan kontribusi terhadap masalah dengan kampanye kematian dan kehancuran yang menciptakan lingkungan di mana penyakit dapat bernanah dan menyebar.

Breitbart News melaporkan bahwa ribuan kasus telah dilaporkan di Suriah, Turki, Lebanon, dan Yordania, karena hampir empat juta pengungsi Suriah melarikan diri perang saudara di negara mereka dan mencari perlindungan di Eropa.

Penyakit tropis, disebut Cutaneous leishmaniasis, disebabkan oleh gigitan dari lalat pasir yang terinfeksi yang hidup di tengah kondisi kumuh yang diciptakan oleh IS (juga dikenal sebagai ISIL atau ISIS) kehancuran.

Penyakit ini menciptakan luka terbuka pada kulit, yang dapat meninggalkan bekas luka permanen besar dan menyebabkan cacat dan menyebabkan stigma sosial yang berat bagi korban karena tanda-tanda penyakit. Jika tidak diobati, juga dapat berakibat fatal.

Awal pekan ini, MailOnline berbagi informasi dari Kurdi Bulan Sabit Merah bahwa penyakit juga telah disebarkan oleh IS meninggalkan membusuk copses di jalanan. Namun, validitas informasi yang telah dibantah oleh para ilmuwan di School of Tropical Obat.

Dr Waleed Al-Salem dari Liverpool School of Tropical Medicine menjelaskan: "Ada ribuan kasus di wilayah ini tetapi masih dipandang sebelah mata karena tidak ada yang bisa menghitung jumlah pasti orang yang terkena dampak. Ketika orang digigit lalat pasir - yang kecil dan lebih kecil dari nyamuk - dapat mengambil apa-apa antara dua sampai enam bulan untuk memiliki infeksi ".

Dia menambahkan: "Jadi seseorang mungkin telah mengangkatnya di Suriah tapi kemudian mereka mungkin telah melarikan diri ke Lebanon atau Turki, atau bahkan ke Eropa karena mereka berlindung. Sebelum pecahnya perang ada kontrol yang baik dari penyakit, parasit dan lalat pasir tetapi ketika konflik mulai tak ada yang peduli, kondisi memburuk dan sistem kesehatan rusak, yang telah menciptakan lingkungan yang ideal untuk wabah penyakit. "

Peter Hotez, dekan AS National School of Tropical Medicine, memperingatkan bahwa situasi Ebola lain berisiko mengembangkan kecuali langkah yang tepat diambil untuk menampungnya.

"Kita perlu untuk cincin pagar mereka atau risiko situasi lain seperti Ebola keluar dari zona konflik di Afrika Barat pada tahun 2014," kata Hotez.

"Kami hanya mendapatkan sekilas situasi dari pengungsi yang melarikan diri dari zona konflik dan akan kamp di Yordania, Lebanon dan Turki."

Organisasi Kesehatan Wold telah terdaftar leishmaniasis Cutaneous sebagai salah satu dari 17 penyakit tropis yang telah diabaikan, dan mengatakan bahwa cara yang tepat untuk memerangi penyakit ini melalui deteksi dini dan pengobatan. Hal ini juga disebut kondisi di kamp-kamp pengungsi di wilayah sekitarnya ditingkatkan, sebuah kata yang ada perlu terus pengawasan untuk memantau wabah.