Jakarta, CNN Indonesia -- Kepastian pebalap Formula One (F1) asal Indonesia, Rio Haryanto, untuk tampil satu musim penuh masih belum jelas. Penggalangan dana untuk Rio melalui pesan singkat (SMS) pun masih belum sesuai harapan.

Sempat direncanakan berlangsung hingga 16 Mei lalu, hingga kini program donasi SMS untuk Rio masih berlangsung. Juru bicara Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, memastikan program donasi tersebut masih terus berjalan.

"Kalau setahu saya yang dapat update-nya dari operatornya langsung, informasi yang kami peroleh adalah bantuan SMS donasi ini masih terus berlangsung sampai Juli," ujar Gatot kepada CNNIndonesia.com, Selasa (31/5).

Dari total 15 juta euro dana yang diminta Manor Racing, pihak Rio masih kekurangan dana 7 juta euro (setara Rp106,9 miliar) untuk bisa tampil penuh sepanjang 21 seri F1 2016. Gatot mengatakan program donasi untuk Rio masih di bawah Rp300 juta.

"Nasib Rio sekarang krusial. Sekarang kabarnya bantuan SMS tersebut belum sampai Rp300 juta jumlahnya. Kalau nanti bisa sampai Rp1 miliar saja sudah bagus," kata Gatot.

Gatot menegaskan Kemenpora masih optimistis Rio bisa membalap hingga akhir musim. Upaya blusukan terus dilakukan. Pekan lalu, Jumat (27/5), Gatot mendampingi ibunda Rio, Indah Pennywati, bertemu salah satu direktur utama BUMN.

Gatot enggan memberitahukan pihak BUMN mana selain Pertamina yang ingin membantu Rio. Namun, ia berharap pada awal puasa mendapat kabar positif dari BUMN tersebut.

"Yang jelas Dirut BUMN itu tidak mau sendirian membantu Rio-nya, harus berbagi dengan kalangan dunia usaha yang lain," katanya.

"Di sisi lain kami minta Bu Indah supaya bisa memperpanjang tenggat waktu dari Manor. Dan yang jelas, setelah pertemuan pada Jumat kemarin tersebut kami tersadar kembali dan belum menyerah atau putus asa," sambungnya.

http://www.cnnindonesia.com/olahraga/20160531174638-163-134830/sms-donasi-untuk-rio-belum-sampai-rp300-juta/

ini adalah indikasi kalo rasa cinta dan bangga dari masyarakat terhadap bangsanya sangat berkurang. nilai-nilai luhur bangsa ditinggalkan
belum lagi, mental anak bangsa banyak yang lembek dan kurangnya jiwa rela berkorban. liat aja, penduduk 250 juta, tapi mengorbankan pulsa 5000 aja gak mau, padahal ini sudah menyangkut harkat martabat dan kedaulatan bangsa
Kondisi seperti itu tidak bisa dibiarkan