Kaskus

News

metrotvnews.comAvatar border
TS
metrotvnews.com
Toleransi Masyarakat Memprihatinkan
Toleransi Masyarakat Memprihatinkan

Metrotvnews.com, Jakarta: Sikap toleransi siswa SMA dalam kehidupan keagamaan dan keberagaman, seperti yang ditemukan dalam penelitian, tidak berbanding lurus dengan sikap toleransi dalam masyarakat.


Tingkat toleransi di kalangan masyarakat bahkan dinilai masih memprihatinkan. Salah satu contoh ialah aksi perusakan masjid milik Jemaat Ahmadiyah di Kendal, Jawa Tengah, pada 22 Mei.


Setara Institute merilis hasil survei di kalangan siswa SMA di Jakarta dan Bandung, Selasa 24 Mei. Menurut hasil survei itu, dari 760 siswa responden, sebanyak 61,6 persen mempunyai sikap toleransi yang baik.


Dalam menanggapi sikap toleransi di kalangan masyarakat yang tidak selaras dengan hasil penelitian Setara Institute itu, Ketua Komnas HAM Imdadun Rahmat menganggap hal itu terjadi karena penegakan hukum belum maksimal.


"Iya, masih ada impunitas," kata Imdadun saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (25/5/2016).


Meski aksi intoleran masih marak, Imdadun mengungkapkan hasil survei itu menunjukkan mayoritas publik sesungguhnya bersikap toleran, tetapi enggan mempromosikan serta mengajak massa yang intoleran agar menjadi toleran.


Publik, kata Imdadun, sejatinya menginginkan kehidupan yang damai dan harmonis, jauh dari diskriminasi dan kekerasan. Untuk mengubah paradigma itu, Imdadun menekankan pentingnya pendidikan publik dan gerakan civil society untuk mendorong optimisme publik agar bersikap toleran.


Ormas keagamaan yang moderat seperti NU dan Muhammadiyah dapat dimanfaatkan untuk mendorong aksi-aksi toleran dalam masyarakat.


Apresiasi


Di lain sisi, Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Machasin mengapresiasi hasil riset Setara Institute yang menunjukkan hasil positif mengenai kondisi toleransi siswa.


"Kita patut bersyukur pemahaman toleransi siswa kita membaik dalam kehidupan keberagamaan. Ini penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita dalam bingkai NKRI," kata Machasin menjawab Media Indonesia.


Kendati begitu, ia mengaku prihatin terhadap kasus kekerasan seksual dan narkoba yang masih menimpa para pelajar di Tanah Air.


Mengenai masih tingginya intoleransi dalam masyarakat, Machasin tidak menampik.


Dia mencontohkan fakta di masyarakat seperti di Bali ada pelajar Muslim tidak boleh berjilbab. Lalu, di Singkil, Aceh, ada pelajar nonmuslim diwajibkan belajar tentang Islam.


Machasin meminta hal itu dapat ditangani dengan penuh kesadaran oleh pihak dinas pendidikan atau kanwil Kemenag di daerah serta kepala sekolah.


Direktur Pendidikan Yayasan Sukma Ahmad Baedowi menilai hasil penelitian Setara Institute menunjukkan peningkatan sikap toleransi lebih baik daripada hasil riset Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (Lakip) 2011.


Menurut hasil riset Lakip, ditemukan fakta bahwa ada di antara guru agama (21,1 persen) ataupun siswa SMP dan SMA (25,8 persen) yang menganggap Pancasila sudah tidak relevan lagi sebagai ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sumber : http://news.metrotvnews.com/read/201...memprihatinkan

---

Kumpulan Berita Terkait TOLERANSI BERAGAMA :

- Toleransi Masyarakat Memprihatinkan Toleransi Masyarakat Memprihatinkan

- Toleransi Masyarakat Memprihatinkan Yang Muda yang Toleran

- Toleransi Masyarakat Memprihatinkan Yang Muda yang Toleran

0
834
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan