Merdeka.com - Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus membantah kabar yang menyebutkan bahwa Bripda MS, polwan cantik yang menjadi korban penganiayaan AKBP BH adalah seorang anak jenderal yang bertugas di Badan Narkotika Nasional (BNN).

"Tolong diluruskan Bripda berinisial MS bukanlah anak salah satu jenderal di BNN," ungkap Kombes Yusri saat dikonfirmasi terkait perkembangan kasus penganiayaan yang menimpa anggotanya.

Namun dia tidak menampik bahwa Bripda MS dan AKBP BH sama-sama pernah bertugas di wilayah hukum Polda Jabar. Keduanya (baik pelaku maupun korban) saat ini sudah dimutasi. Dia mengaku tidak dapat menjelaskan kronologis dan perkembangan kasus penganiayaan tersebut.

"Sampai saat ini belum ada laporan tentang penganiayaan tersebut ke Polda baik di Reskrimum maupun di Ditropam Polda Jabar karena lokusnya (tempat kejadian perkaranya) bukan di wilayah Polda Jabar," jelasnya.

Beredar dokumen pemeriksaan yang menyebutkan bahwa AKBP BH pernah berhubungan badan dengan Bripda MS dan polwan lainnya berinisial Bripka DS. Yusri enggan berkomentar soal ini, termasuk dugaan asmara di balik motif penganiayaan terhadap Bripda MS.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Polri akan mendalami hubungan badan polwan cantik Bripda M dengan AKBP BH. Sebab, Bripda M dan AKBP BH dikabarkan melakukan hubungan badan sebanyak 10 kali hingga berujung penganiayaan.

Bripda M diduga dianiaya AKBP BH ketika keduanya berada dalam satu hotel di kawasan Jakarta Pusat.

Kadiv Humas Polri Irjen Boy Amar mengatakan, hubungan badan Bripda M dan AKBP BH mesti dilakukan pengecekan lebih dalam.

“Masih harus dibuktikan dari hasil pemeriksaan, karna kita belum mempelajari hasil pemeriksaannya. Yang jelas apa yang tersiar di medsos ini nanti ingin didalami lebih lanjut oleh propam dalam rangka apa bisa terjadi seperti ini,” ujarnya di Divisi Humas Polri, Jakarta, Rabu (25/5).

Menurutnya, hal tersebut mesti dikaji terlebih dahulu. Namun, bila ditemukan tindakan pidana akan ditindak tegas. Bahkan, tidak menutup kemungkinan Bripda M juga bakal dihukum jika terbukti melanggar kode etik.

“Jadi (nantinya) bagian kaitan langgaran disiplin, langgaran kode etik bisa-bisa jika itu bisa menjadi pidana. Seperti apa pidana itu, misalnya perzinaan,” ujarnya.

“Tapi saya nggak bisa pastikan (hubungan asmara), tapi yang jelas sudah diperiksa,” tambahnya.

Informasi yang dihimpun, Polwan itu disebut-sebut merupakan anak dari Jenderal petinggi BNN yakni Brigjen Iswanid. AKBP BH menganiaya Bripda M saat berada di Hotel Sultan, Jakarta Pusat.

Disinyalir keduanya memiliki sebuah hubungan spesial. Di lokasi sendiri penyidik menemukan beberapa alat bukti yang menyebut AKBP BH melanggar Pasal 7 Ayat 1 KUHP.

“Saya belum dengar bekerjanya di satuan apa,” pungkasnya. (elf/jpg/pjk1/fajar)