- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kenapa kita tak bisa? Tuhan Kita sama Xa!


TS
ken8484
Kenapa kita tak bisa? Tuhan Kita sama Xa!
Quote:
CHAPTER 1
Alexandra Gabriella
Alexandra Gabriella
A
Bandung, Maret 2016
“Nooo, laah, Pak Ken!!”.. Lexa dengan mantap, antusias dan spontan menjawab pertanyaanku yang terkesan menodong dan terlalu cepat!
Aku tersenyum dan tertawa dalam hati. Raut mukanya terlalu serius untuk tidak ditertawakan. Pembawaaannya yang tenang, malah hilang pada saat itu, berganti pada sikap spontan yang belebihan. Benar, dia sangat berbeda dari kesehariannya yang tenang dan terkesan hati-hati dalam bersikap. Disitu letak keanehannya di hari itu ketika dia dihadapkan pada sebuah pertanyaan yang memang terlalu cepat dan terlalu to the point.
Bahasanya diluar ekspektasi. Penolakan sebenarnya sudah saya duga sebelumnya. Tapi tidak dengan bahasa itu. Kalo dipikir pikir, seharusnya Lexa bisa menjawabnya dengan anggun, seperti wanita kebanyakan mengingat dia dibesarkan dari keluarga berada dan aku yakin bahwa pengalamannya menolak cinta pria pria sebelumnya harusnya sudah teruji dan terbukti.
“ Karena perbedaan kita Xa? Atau kamu masih trauma dengan yang sebelumnya?”
“ Iya, Pak ken. Aku ga mau mengulangi kesalahan dua kali”
“ Hehehe. I see, Okey bisa diterima, xa. Tapi aku mau katakan sesuatu yang penting padamu, xa” kataku sambil memandang lurus ke jalanan agar terlihat cool seperti Afgan Syahreza dalam video klip Sadis.
“ Mungkin ini aku katakan untuk pertama dan terakhir kalinya. I do love you, Unconditionally. But like I said and I promised you before, Jawaban mu tidak akan merubah apa-apa. Tidak akan merubah persahabatan yang kamu tawarkan dan tidak akan merubah hubungan kita secara professional di kantor”
Lexa memang karyawan baru di kantorku. Itukah sebabnya dia tidak bisa merubah kebiasaannya memanggil “pak” padaku. Aku sudah memintanya berkali kali panggil “Ken” aja. Bagiku penggilan Pak akan menciptakan benteng. Benteng dimana membuat komunikasi tidak lepas dan tidak nyaman.
“ Ga akan bisa aku pak ken, pertama karena kmu lebih tua, dan yang kedua, kamu memang lebih tua”
“ Hahaha…Ga usah peduli itu lah xa,kita pakai gaya koboy aja. Lagian jarak umur kita ga terlalu jauh ko. Waktu aku nonton doraemon dan sailormoon, waktu itu juga umurmu udah 5 tahun.
Lexa, berumur 24 Tahun. Sementara aku berumur 31 tahun. Setidaknya kita masih sama sama tahu kalo Satria Baja Hitam, adalah Kotaro Minami dan Sailormoon Biru lebih cantik dari pada sailormoon merah. Diusiaku segitu, aku masih single. Masih bertahan pada satu idealisme untuk hanya menikah dengan uncondional love, tidak yang lain. Dan sejak pertama kali mengenal Lexa sebulan sebelumnya disebuah meeting di daerah Bandung, aku merasakan hal yang sudah lama tidak aku rasakan. Pertama terjadi pada tahun 2004-2010, kedua 2012 hingga ke 2014. Dan yang terakhir terjadi tahun ini, Februari 2016. Kegagalan di pertama dan yang kedua membuatku berjanji, tidak akan mengulangi kesalahan apalagi melepaskan ketika aku menemukan orang ketiga. Kalaupun gagal, Aku harus berjuang lebih hebat daripada Habibie ke Aninunnya atau dari Ristanto ke Kay-nya.
Saat itu, aku tidak benar-benar berjuang secara hebat untuk cinta yang seharusnya aku miliki. Malah mempercayakan orang lain untuk menjaganya dalam jangka waktu tak terbatas. Suatu saat aku sadar bahwa kita tidak bisa mempercayakan orang lain untuk memperlakukannya se-istimewa seperti yang akan kita lakukan. Tidak ada Jaminan, Meman harus kita yang melakukannya dan mengambil alih tanggung jawab itu. Merdeka!!!!
“Gimana kalo panggil abang aja?”
“ Jangan Xa, aku udah lama ga jualan bakso!” Candaku karena memang aku tidak suka dipanggil abang. Rasanya seperti wanita-wanita dunia malam yang menggunakan kata abang kalo sudah ada maunya.
“Hahaha, jawaban pak ken diluar ekspektasiku. Kalo “uda” gimana?”
“ Hmmm, Toko ku yang di tanah abang sudah tutup La. Aku sudah ga pantas dipanggil Uda lagi”
“ Hahaha. Sama aja,!!. Jadi sebaiknya menurut pak ken aku manggil apa?”
“ Gimana kalo kamu manggil aku pake nama tengahku aja”
“ Emang pak ken punya nama tengah?”
“ Punya dong La, Nama Lengkapku Ken Sayang Yorindra”?
“ Hahaha, Jadi aku harus panggil sayang dong ke pak ken?”
“ Boleh, kalo kamu mau, Hahahha” Gantian aku tertawa dengan joke-ku sendiri. Ini lah teknik komunikasi, untuk memanipulasi wanita yang menolak kita untuk memaksanya tetap menyayangi kita. Setidaknya di depan sahabat-sahabat anda, agar anda masih punya Pride dalam menghadapi dunia.
Mobil melaju melintasi simpangan dago dari arah dago atas. Berniat belok kekanan, kearah siliwangi-ciheumbluit. Memang ada janji untuk menjemput salah satu sahabat, klien dan mentor terkeras dalam hidupku ketika ditempa di samarinda, Kalimantan timur. Ketika Pertama kalinya aku mutasi dari Jakarta untuk pekerjaan. Bpk. Thomas Christian, Namanya. Seorang CEO, yang terkenal keras dan galak ke anak buahnya. Namun menjadikan saya sebagai klien terfavorite dan anak kesayanganya.
Suasana masih diam. Aku diam dan Lexa juga terdiam mendengar kata-kataku. Aku tak tahu persis apa yang dia pikirkan waktu itu. Namun kelak di kemudian hari, dia mengaku kaget dan kagum dengan jawabanku tadi dan jawaban ku setelahnya.
“Kamu harus percaya apa yang akan aku katakan ini ke kamu La”
“Akulah, orang yang akan mengantarkan kamu ke pelaminanmu, kelak jika memang kita hanya terpisahkan karena agama!” Lanjutku.
“Tidak secara harafiah ya, Maksudnya sampai kamu menemukan orang yang akan kamu nikahi La” aku teruskan dengan jawabanku secara antusias.
Mungkin terdengar berlebihan, tapi itu lah yang akan aku pastikan. Hatiku sudah terbuat dari baja. Bukan dari bahan empek-empek Palembang lagi. Rasanya memang dia se-spesial itu. Sejak awal aku ingin mencintainya secara sempurna. Berangkat dari kebodohan-kebodohan ku di masa lalu, aku tidak pernah perduli perasaan ini akan berbalas atau malah bertepuk sebelah tangan atau bahkan bertepuk satu jari. Tidak akan merubah sedikitpun perlakuanku padanya dan akan berhenti ketika dia memutuskan menikah dengan orang lain. Tentu, kita harus menghargai institusi yang namanya pernikahan.
Lexa masih terdiam, Saat lampu merah sudah berubah hijau, Kubelokan stir ke kiri menuju jalan Sumur Bandung. Jalan yang terkenal karena adanya Sony Sugema College disisi kiri jalan yang tidak seberapa itu. Lexa kemudian membuat pernyataan yang bias, ambigu dan membigungkan.
“ Padahal, aku tak pernah bisa merasa secocok ini sama cowok. So much in common. Malah too much in common” Katanya dengan sedikit terbata-bata.
Aku pikir, saat itu Lexa terpaksa membuat statement itu. Dari personalitynya yang terlihat, Lexa bukanlah orang yang terbuka untuk mengungkapkan perasaannya apalagi ke lawan jenis. Namun karena suasana yang aku buat terbuka. Lexa jadi lebih nyaman untuk mencoba terbuka. Kelak di kemudian hari, dia mungungkapkan bahwa memang ini yang dia rasakan. Tapi saat it, aku sengaja diam. Ingin mendengar apa yang akan dikatakan selanjutnya.
Aku memang dari awal sangat menyukainya. Tanpa sebab dan tanpa alasan. Begitu amat sangat menyukainya. Tapi, melihat kondisi yang ada, aku tahu perjuangannya akan sangat berat dan berliku melebihi kelok 44 di Maninjau atau lebih terjal dari kelok 9 Payakumbuh. Kemungkinan sampai tujuannyapun sangat kecil, sekecil orang atheis untuk mempercayai tuhan.
Lexa dibesarkan dari keluarga protestan yang taat. Terlahir dari Ras yang warna kulitnya bikin iri perempuan perempuan Indonesia yang perlu banyak mengeluarkan uang untuk tetap putih. Sementara Lexa, tidak memerlukan itu. Bahkan ketika matahari menyengat menerpa kulitnya,warna kulit nya tidak akan berubah menjadi hitam, melainkan menjadi merah. Dan yang bikin perempuan indonesa tidak terima, Lexa hanya perlu 1 hari untuk kembali ke warna kulit originalnya. Tionghoa. Ras-nya Bibi Leung dalam film The Return of The Condors Hero.
Sementara aku berkulit sawo matang masak busuk. Sawo matang terlalu masak jadi busuk. Hahaha. Terkenal sebagai ras yang memegang teguh adat dan fanatik terhadap agama islam. Minangkabau. Tempat lahirnya, si Midun dalam film Sengsara Membawa Nikmat, Syamsul Bahri dalam novel Siti Nurbaya, Zainuddin dan Hayati dalam karya satra Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Sangat berbeda dari segi budaya, agama, cara pandang namun punya satu kesamaan. Sama sama dianjurkan untuk menikah dengan orang yang satu budaya. Dogma ini menjadi doktrin yang terus menerus di bisikkan ketelingga kami sejak kecil hingga dewasa. Seingatku, doktrin dimulai coba ditanamkan waktu aku baru bisa belajar ABCD. Mudah bagi pria untuk melawannya tapi tidak dengan wanita. Satu kesamaan yang justru menjadikan jalan lurus menjadi sulit.
“Hehehe, Masa xa? Termasuk dengan mantanmu sebelumnya?”
Aku tahu, Ella baru putus. Lagi antara dilema dan galau. Putus karena menyadari bahwa hubungannya tidak akan kemana mana selain perpisahaan. Berpacaran dengan Muslim Jawa sebelumnyalah yang membuat Ella menolak seorang manusia Muslim Padang walaupun lebih bijak dan pintar.
“ Iya, termasuk itu pak ken”
“Sayang ya La, Padahal tuhan kita sama cuma beda pronounciation aja la, Alah di kamu dan Aulah di aku. Yang berbeda, kamu berhenti Yesus, aku lanjut mengikuti Muhammad. Tapi dunia yang mempersulitnya xa”
“Kalo kata mantanku, andai didunia tidak ada agama, pak ken”
“ Ga bisa begitu juga xa, Di dunia ini emang harus ada agama. Masa dandan aja ada manual booknya, hidup tidak La? Tanyaku ketawa dengan lelucon ku sendiri.
“hehe, iya sih, tapi kalo rasa sudah melibatkan agama, kayaknya sudah dead end, pak ken!”
Aku tidak mengiyakan pernyataannya. Beberapa hari sebelumnya, aku sudah mendownload aplikasi alquran dan mencari tahu pernikahan beda agama dari sudut pandang agama islam dan protestan. Sudah membaca beberapa artikel dari Hukumonline.com dan sedikit mengerti dari tanya jawab diinternet yang bernasib sama dengan kami. Eh, bukan kami, maksudnya saya aja. Hehehe
Setidaknya saya tahu dari sudut pandang islam, bahwa pria muslim boleh menikahi wanita ahlul Kitab. Ahlul kitab di sini adalah wanita wanita yang diberi kitab sebelum adanya alqurnan. Kitab taurat, zabur dan injil. Dalilnya saya temukan, dan berhasil mematahkan pendapat ayahku yang dari dulu seorang muslim yang taat. Aku sodorkan surah Almaidah Ayat 5 ke ayahku, yang persisnya terjemahannya seperti ini.
الْيَوْمَ أُحِل لَكُمُ الطيبَاتُ وَطَعَامُ الذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِل لَكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِل لَهُمْ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ إِذَا آتَيْتُمُوهُن أُجُورَهُن مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ وَلا مُتخِذِي أَخْدَانٍ وَمَنْ يَكْفُرْ بِالإيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ (٥
Terjemah Surat Al Maidah Ayat 5
5. Pada hari ini dihalalkan bagimu segala yang baik-baik. Makanan (sembelihan) Ahli Kitab[32] itu halal bagimu, dan makananmu halal bagi mereka. Dan (dihalalkan bagimu menikahi) perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan[33] di antara perempuan-perempuan yang beriman dan perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu[34], apabila kamu membayar mas kimpoi mereka untuk menikahinya[35], tidak dengan maksud berzina dan bukan untuk menjadikan perempuan piaraan[36]. Barang siapa yang kafir setelah beriman maka sungguh, sia-sia amalan mereka dan di hari kiamat dia termasuk orang-orang yang rugi[37].
Ahlul kitab disini adalah Kitab kitab yang diturunkan oleh Allah sebelum diwahyukan Alquran. Taurat yang disampaikan memalui nabi Ibrahim dan Injil yang diturunkan pada nabi Isa. Itulah 2 agama yang paling banyak disebut dalam alquran dan jelas jelas dalam beberapa ayat-ayat alquran secara nyata mengakui kedua agama itu, Hal itu karena Ahli Kitab masih menyandarkan diri kepada nabi dan kitab. Para rasul semuanya sepakat haramnya menyembelih untuk selain Allah, karena yang demikian adalah syirk, dan orang-orang Yahudi serta Nasrani beragama dengan meyakini haramnya menyembelih kepada selain Allah.
Yang tidak boleh dan diharamkan itu hanyalah menikah dengan wanita wanita agama selain yahudi dan Kristen, seperti budha dan hindu, agama agama yang tidak disebutkan dalam alquran. Sementara Wanita muslim wajib hukumnnya menikah dengan pria muslim. Haram Untuk menikah dengan pria non-muslim termasuk pria ahlul Sunnah, dikarenakan islam memandang bahwa pria adalah pemimpin keluarga.
Sulitnya ternyata lebih dari sudut pandang ella. Memang di Alkitab ada ayat yang mempertegas hal itu.
(II Korintus 6: 14-18)
6: 14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
6:15 Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
6:16 Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
6:17 Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
6:18 Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."
Line nya ada pada kata pasagan yang tidak seimbang. Secara Logis, banyak orang berpikir bahwa seimbang itu adalah secara agama, termasuk aku pada awalnya. Namun, aku masih mencari tahu arti kata seimbang itu sercara harafiah, dan kemudian menemukan penjelasan terbaik di sebuah blog tanya jawab Kristen (http://hsh-kenispri.blogspot.co.id/2...rnikahan.html)
Qoute:
syalom....apakah kita salah menikah dgn seseorang yg berbeda agama???dan apakah smua pengorbanan dan kepercayaan kita kepada Tuhan akan sia2???ap yg hrus kita lakukan jika kita sdh trlanjur menikah???
Jawab:
Syalom. Pernikahan beda agama sebenarnya tidak bersangkut paut dengan dosa atau tidak berdosa. Juga bukan soal boleh atau tidak. Secara konseptual pernikahan ini sah-sah saja, asalkan masing-masing pihak benar-benar berkomitmen untuk saling menghargai perbedaan masing-masing dan menghormati perjanjian pernikahannya.
Namun secara faktual pasangan nikah beda agama akan menempuh jalan terjal untuk menuju keluarga Kristiani yang serasi dan bahagia. Jalan terjal tersebut kadang dapat dilewati dengan baik dan sukses tetapi kadang sangat membahayakan dan gagal. Oleh karena itu sebaiknya berpikir dua kali sebelum mengambil keputusan pernikahan beda agama.
Dalam PB. boleh tidak kimpoi dengan orang berbeda agama?
Teks 2 Korintus 6:14 yang berbunyi "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?" adalah teks favorit yang paling sering dikutip untuk melegitimasi pelarangan menikah dengan orang yang berbeda agama.
Jika menilik konteksnya, sejatinya ayat itu tidak ditujukan untuk melarang atau mendukung seorang Kristen menikah dengan orang non-Kristen, melainkan lebih ditujukan bagi para petobat baru, yang pasangannya masih memeluk kepercayaan yang lama. Tujuannya jelas, yakni agar orang-orang Kristen benar-benar menerapkan kekudusan dalam hidupnya dan tidak lagi terjatuh dalam kehidupan cemar yang masih menjadi gaya hidup pasangannya.
Mereka dipanggil untuk menularkan positive influence bagi pasangannya yang belum percaya. Namun demikian toh Paulus tetap melarang orang-orang Kristen menceraikan pasangannya yang sudah berbeda iman itu, kecuali pasangannya yang menginginkan (lihat: 1 Korintus 7:12-16).
Hal senada juga dapat kita lihat dalam 1 Petrus 3:1-7. Teks ini bicara soal pernikahan beda agama yang diakibatkan oleh pertobatan istri dari pasangan "kafir". Padahal peranan suami adalah dominan dan harus ditaati oleh istri sebagai pihak yang lebih lemah (1 Petrus 3:7). Dalam konteks yang demikian
para istri tetap harus menjalankan panggilannya untuk menjadi kesaksian di tengah orang yang tidak percaya. (1 Petrus 2: 12).
Dalam Tata Gereja GKI, hal ini (pernikahan campuran) diatur dalam Tata Laksana, Bab X, ps. 30,ayat 9b ditulis:
Jika salah seorang calon mempelai bukan anggota gereja (baca: bukan Kristen), ia harus bersedia menyatakan secara tertulis dengan formulir yang ditetapkan oleh Majelis Sin mie bahwa :
A. Ia setuju pernikahannya hanya diteguhkan dan diberkati secara Kristiani.
B. Ia tidak akan menghambat atau menghalangi suami/ isterinya untuk tetap hidup dan beribadat menurut iman Kristiani.
C. Ia tidak akan menghambat atau menghalangi anak-anak mereka untuk dibaptis dan dididik secara Kristiani
Dari sini terlihat, dalam Tager ini tidak disediakan untuk memberi restu bagi pemuda pemudi Kristen untuk menikah dengan orang non-Kristen. Justru sebaliknya, pasal ini mengarahkan pasangan beda keyakinan kepada sebuah kesepakan untuk menjadikan keluarga tersebut sebagai keluarga yang Kristiani.
Jadi, pernikahan campuran sebenarnya tidak membuat orang Kristen kehilangan keselamatannya selama ia mampu melestarikan hukum Tager di atas. Namun untuk lebih baiknya, orang Kristen diharapkan untuk menghindari pernikahan campuran agar suasana rumah tangga yang kristiani dapat terwujudkan dengan amat baik
Alih Alih untuk menjelaskan ini pada Ella, aku lebih memilih diam. Aku masih dalam tahap memeluk agama islam di taraf percaya karena warisan. Bukan karena memahami apa yang ada di Alquran atau dalam level berserah diri pada Allah dan agamaku. Begitupun aku lihat Ella, masih dalam tahap Percaya pada agamannya, belum terlalu memahami apa yang ada dalam anjaran Injil.
Penjelasan mengenai ini hanya akan mengundang debat yang berujung tidak menyukai satu sama lainnya. Berdebat seperti orang teknik dan kedokteran mengenai marketing pemasaran. Mereka akan selalu bertahan dengan pendapatnya hanya karena harga diri walaupun pendapatnya itu salah dan tidak dilengkapi dengan data dan pengalaman dilapangan. Tentu, dihari bahagia ini setidaknya bagiku yang rencananya akan menghabiskan waktu 2 hari dengannya di Bandung, tidak ingin aku akhiri dengan perdebatan kusir yang tak berujung. Kuputuskan untuk menikmati hari ini hanya antara satu pria dewasa biasa dengan wanita dewasa biasa yang diciptakan tuhan berpasang-pasangan. 2 orang anak Tuhan yang sama menikmati liburan hati yang menentramkan. Lupakan agama dulu sejenak, sampai kita memahami dengan benar apa yang agama ajarkan pada kita, pikirku.
Kelak dikemudian hari, aku bersekimpulan bahwa tuhan mengirimkan Ella mungkin bukan bermaksud untuk memilikinya. Kupikir, tuhan mengutusnya disertai perasaan hati yang tulus didalam hatiku ini adalah agar aku punya motivasi memahami dengan benar agama ku yang telah aku lupakan selama 30 tahun ini. Mungkin tuhan juga inginkanku untuk memahami 2 agama lain yang di kirimkanNya sebelum adanya agama islam, diakui secara harafiah, dan paling sering disebut dalam alquran. Nabi Isa As/Yesus dalam alquran disebut sebanyak 25 kali. Itu lebih banyak 21 kali dibandingkan penyebutan nama Nabi Muhammad SAW. Dan sepanjang surat Maryam dan Ali Imran dalam Alquran, Aku pun mendapati banyak cerita mengenai kelahiran dan kehidupan Nabi Isa As yang hampir sama yang ada dalam Injil.
Ella, mungkin terdengar sedikit lebay, tapi Thank You atas kehadiranmu beberapa waktu dihidupku.
TO BE CONTINUED
Quote:
Part Lanjutan di pos dibawah!
Diubah oleh ken8484 03-06-2016 19:05


anasabila memberi reputasi
1
13.5K
Kutip
102
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan