SANG PENGADIL | Ah, nyatanya yang mulia hakim juga terima bayaran di luar gaji untuk menangani perkara. Sumpah jabatan ditinggal di rumah.
Maaf judul itu salah. Mestinya sudah sepuluh hakim -- artinya ada harapan tak ada lagi yang ditangkap. Bukan karena tak terungkap tapi tersebab tak ada hakim yang melanggar sumpah jabatan.

Yang terbaru adalah operasi tangkap tangan terhadap Ketua Pengadilan Negeri Kepahiang, Bengkulu, Janner Purba, Senin kemarin (23/5/2016).

Belum jelas apa sangkaan terhadap Purba dan kelima tercokok lainnya. Terkabarkan satu dari lima tangkapan itu menyerang jurnalis foto di KPK, Jakarta (Tribun News, 24/5/2016).

"Ketua MA harusnya malu melihat lembaganya beberapa bulan terakhir tercoreng akibat kasus korupsi," kata Peneliti Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan ICW Aradila Caesar (Sindo News, 24/5/2016).

Tahun lalu Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali mengeluh, "Kita sudah capek melakukan pembinaan, kita selalu mengingatkan jangan melakukan pelanggaran terhadap sumpah jabatannya." (Liputan 6, 14/7/2016)

Sumpah hakim berbunyi,

"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan memenuhi kewajiban Hakim dengan sebaik-baiknya dan seadil- adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta berbakti kepada nusa dan bangsa."

Ketika para hakim tercocok itu disidang di depan bertaplak hijau, hakim yang mengadili juga pernah bersumpah yang sama.

Adapun sumpah hakim PTUN antara lain berisi,

"Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatan ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapa pun juga suatu janji atau pemberian."


Sumber : https://beritagar.id/artikel/infogra...ng-dicokok-kpk

---