KIBLAT.NET, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berpendapat minuman bir bukan termasuk miras karena kadar alkoholnya masih lima persen. Hal itu disampaikannya menanggapi anggota DPD RI Fahira Idris yang mengkritik wacana perizinan kembali penjualan bir di minimarket.

“Bir itu gue kasih tahu ke lo, itu di bawah lima persen, bukan miras. Jadi kita bisa berdebat soal bir,” katanya sebagaimana dilansir Republika.co.id, Kamis (26/05).

Dari sini, Ahok ingin agar bir dijual kembali di minimarket. Selain itu ia beralasan bahwa tidak ada larangan yang diatur dalam Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

“Bukannya saya yang membolehkan, itu kan perda. Patokan kita perda. (Kalau mau dilarang) berarti harus minta kawan-kawan di DPRD merevisi Perda dong. Itu saja kan,” ujar Ahok.

Menurut Ahok, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol pada April 2015 lalu sudah tidak berlaku lagi. Ia mengatakan bahwa Permendag itu sudah dideregulasi oleh pemerintah pada September 2015.

Sementara itu, Sandiaga Uno yang menjadi rival dalam pencalonan gubernur tidak sepakat dengan hal ini. Ia menilai bahwa minuman yang mengandung alkohol tetap tidak diperbolehkan.

“Enggak setuju, saya benar-benar enggak setuju. Itu sudah jelas kok kalau yang mengandung alkohol itu memang enggak boleh, dan dilarang agama,” ujarnya seperti dikutip dari Okezone.com.

Sandiaga beralasan maraknya kejahatan seksual yang berkembang di Indonesia saat ini lantaran adanya penyalahgunaan miras. “Apalagi kalau kita lihat pemimpin sekarang kan minuman keras kalau masih disetujui, itu akibat dari minuman keras,” jelasnya.

Untuk itu, ia meminta Pemerintah tegas terhadap persoalan miras ini, yaitu dengan memperjelas larangannya. “Saya yakin bahwa kalau pemerintah tidak melintir-melintir kategori miras atau tidak, tentunya akan membuat bahwa ini dilarang. Ini kan enggak, ini dianjurkan untuk tidak dikonsumsi,” tandasnya.

Reporter : Furqan Amrullah
Editor : Muhammad Rudy