Banyak orang Indonesia beranggapan kalau komunisme adalah sebuah paham kekerasan. Padahal komunisme merupakan sebuah ideologi yang menolak kepemilikan barang pribadi dan beranggapan bahwa semua barang produksi harus menjadi milik bersama. Boleh dikatakan komunisme lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap kapitalisme. Komunisme memiliki keberpihakan yang sangat tinggi terhadap kaum buruh dan petani, yang disebut sebagai proletar, dan menolak kapitalisme yang dianggapnya adalah penghisapan manusia atas manusia.

Munculnya anggapan komunisme sebagai paham kekerasan dipicu oleh aksi kudeta yang dituduhkan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam aksi kudeta tersebut, 6 Jenderal senior dan beberapa orang lainnya dibunuh secara keji. Peristiwa ini seringkali disebut G30S (Gerakan 30 September). Oleh pemerintahan orde baru, dibuatlah propaganda dengan mengangkat G30S kedalam bentuk film yang berjudul Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI. Film tersebut menggambarkan PKI sebagai sebuah gerakan kejam yang merencanakan setiap langkah dengan terperinci. Padahal sampai sekarang masih menjadi perdebatan siapa dalang sebenarnya pada peristiwa G30S. Film ini selalu ditayangkan oleh TVRI dari tahun 1984 sampai tahun 1997.

Propaganda yang dilakukan rezim Orde Baru sukses membuat masyarakat Indonesia berkesimpulan kalau komunisme adalah sebuah gerakan kekerasan. Akhirnya orang Indonesia banyak yang tidak tahu apa arti dari istilah komunisme yang sebenarnya. Banyak orang Indonesia tahunya komunisme itu sebuah gerakan yang kejam, Atheis dan sebagainya sementara arti sebenarnya dari komunisme pada tidak tahu. Memang tidak dapat dipungkiri kalau ada dikalangan komunis yang memakai cara kekerasan dalam menanamkan ideologinya. Namun harus diakui juga kalau komunisme pada prinsipnya adalah sebuah idiologi yang mengatur kehidupan dibidang politik dan ekonomi, bukan sebuah ideologi yang khusus mengajarkan kekerasan.

Kekeliruan ini bukan cuma terjadi di Indonesia, tapi hampir disemua negara mayoritas muslim. Banyak negara-negara mayoritas muslim yang beranggapan kalau seluruh penduduk Israel adalah Yahudi. Padahal faktanya adalah sekitar 20 persen penduduk Israel adalah muslim. Konflik Israel-Palestina telah memicu banyak negara dengan mayoritas muslim yang membuat larangan bagi warga Israel berkunjung ke negaranya. Hal ini tentu sebuah fakta yang menyakitkan bagi muslim Israel yang jumlahnya mencapai 1/5 penduduk Israel. Mereka muslim tapi tidak bisa berkunjung ke negara-negara mayoritas muslim. Bahkan bisa jadi mereka tidak pernah bisa menunaikan ibadah haji.

Banyak orang Indonesia yang beranggapan kalau semua bangsa Arab adalah muslim. Padahal realitanya tidak demikian. Memang Islam menjadi agama mayoritas dikalangan bangsa Arab, namun terdapat minoritas non muslim yang cukup masif disejumlah negara-negara Arab. Salah satu contohnya bisa dilihat di negara Lebanon. Di negara ini penganut Islam berjumlah sekitar 59%. Sementara 40% penduduknya menganut Kristen. Sisanya 1% menganut agama lainnya.

Turki sering dicap sebagai negara arab oleh sebagian kalangan di Indonesia. Hal ini mungkin karena Turki sering disebut sebagai bagian dari Timur Tengah. Sementara istilah Timur Tengah sendiri selalu diidentikan dengan negara-negara Arab.

Orang-orang Turki sama sekali tidak ada hubungannya dengan bangsa Arab. Mereka merupakan salah satu bagian dari bangsa Turk. Bangsa Turk merupakan gabungan kelompok etnis besar yang menghuni wilayah sebelah utara, tengah dan barat Eurasia dan bertutur dalam bahasa Turki yang terdiri dari banyak dialek. Saat ini, terdapat 6 negara dimana bangsa Turk menjadi mayoritas, yaitu Turki, Azerbaijan, Kazakhstan, Kirgizstan, Turkmenistan & Uzbekistan. Terdapat juga daerah sub-nasional yang dihuni oleh Bangsa Turk seperti Tatarstan, Bashkortostan, Chuvashia, Sakha, Karachay-Cherkessia, Kabardino-Balkaria, Khakassia & Tuva di Rusia, Gagauzia di Moldova, Krimea di Ukraina juga Xinjiang di China. Kazakhstan merupakan negara Turk dengan luas wilayah terbesar, sedangkan Turki merupakan negara Turk dengan populasi terbanyak.

Ini salah satu pemikiran yang amat keliru. Indonesia bukan satu-satunya negara yang terdapat budaya membatik. Bahkan budaya membatik sudah ditemukan pada abad ke-4 SM di Mesir. Jadi yang namanya budaya membatik sesuatu yang lumrah ditemukan dimana-mana. Budaya membatik yang ada di Indonesia juga disebut-sebut berasal dari India.

Namun setiap wilayah memiliki corak batik tersendiri. Corak atau motif inilah yang bisa kita klaim sebagai sesuatu yang khas milik Indonesia. Selain itu teknik membatik yang masih tradisional dengan menggunakan canting bisa juga disebut sebagai salah satu ciri khas yang membedakan batik Indonesia dengan batik lainnya yang sebagian besar sudah menggunakan teknik modern.

Penggunaan istilah garuda sudah sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya lambang negara Indonesia memakai nama garuda. Hal ini memunculkan anggapan kalau istilah garuda aslinya berasal dari Indonesia. Padahal pada kenyataannya, istilah garuda berasal dari India. Kisah Garuda terdapat dalam kitab Mahabharata dan Purana. Garuda sendiri merupakan salah satu dewa dalam agama Hindu dan Buddha. Ia merupakan wahana Dewa Wisnu, salah satu Trimurti atau manifestasi bentuk Tuhan dalam agama Hindu. Garuda digambarkan bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah. Paruh dan sayapnya mirip elang, tetapi tubuhnya seperti manusia. Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi matahari.

Korupsi seringkali dijadikan kambing hitam atas berbagai persoalan negeri ini, salah satunya kemiskinan. Oleh karena itu banyak muncul anggapan kalau Indonesia adalah negara terkorup di dunia. Padahal kalau melihat data terbaru dari Transparency International, indeks persepsi korupsi Indonesia berada diperingkat 88 dari 168 negara. Memang bukan peringkat yang membanggakan, tapi masih jauh untuk disebut sebagai negara terkorup di dunia.