Kaskus

News

berdikaricenterAvatar border
TS
berdikaricenter
ADU CERDAS MENGGAPAI HARGA DAGING SAPI, MILIK SIAPA ?
Presiden Jokowi memerintahkan kepada para menterinya untuk menurunkan harga daging sapi hingga di bawah Rp 80.000 per kilogram. Ini dilakukan menjelang hari raya Idul Fitri 1437 Hijriah. Harga daging di Singapura dan Malaysia sebesar itu sudah sampai di toko dan siap dijual ke konsumen. Namun, di Indonesia, harga daging Rp 120.000 sampai dengan Rp 130.000 per kilogram. Belum lagi menjelang Lebaran, harga daging melesat naik hingga harga Rp 150.000 per kilogram. Menurut Jokowi, jika negara lain menekan harga daging, Indonesia pun harus bisa. Tidak perlu sampai harga Rp 50.000 atau Rp 55.000, cukup di bawah Rp 80.000. Jokowi mengakui bahwa persoalan harga daging tidak mudah diselesaikan sebab sudah terjadi selama bertahun-tahun dan telah dianggap hal biasa. (kompas.com)

Tepatnya tiga pekan telah berlalu sejak Presiden Joko Widodo memberikan perintah kepada menterinya untuk menurunkan harga daging hingga Rp. 80.00p sebelum Lebaran nanti. Seolah ingin menguji kemampuan dan kecerdasan menteri pembantunya, Presiden menyebutkan "Caranya, saya tidak mau tahu". Para menteri masih punya waktu 2,5 bulan, ketika Presiden menyatakan keinginannya dalam pembukaan Rapat Terbatas April yang lalu di Kantor Presiden. Bagi Presiden, ribetnya perizinan di tingkat kementerian mebghambat kebijakan pemerintah menekan harga daging. Menteri Pertanian Amran Sulaiman seolah mempunyai beberapa strategi supaya harga daging sapi di pasaran tertekan sesuai arahan Presiden.

Kementerian Pertanian berniat memotong rantai pasokan, stok daging akan dipasok dari daerah yang mematok harga daging rendah, yaitu Nusa Tenggara Timur. Rencana Amran tampaknya bakal kandas, karena realisasi pasokan dari NTT tidak jelas kelanjutannya. Strategi kedua Kementerian yang dokomandani Amran Sulaiman mensasar beberapa negara yang mematok harga daging lebih murah, rencananya daging akan didatangkan dari negara tersebut. Harga daging sapi di Jakarta bahkan sejak bulan Februari kembali melonjak melampaui daya beli masyarakat yang mencapai di kidaran Rp. 120.000 sampai Rp. 140.00p per Kg. Ada faktor psikologis yang menyebabkan harga melonjak naik, yaitu ketakutan pasar terhadap ketersediaan daging sapi. Stok yang ada diperkirakan tidak akan mencukupi untuk beberapa bulan ke depan. Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan harus memiliki strategi untuk menindaklanjuti keinginan Presiden menjungkirbalikkan harga daging sapi hingga Lebaran nanti.

Untuk itu Presiden telah berpesan agar harga daging sapi setidaknya sama dengan harha daging sapi di negara tetangga. Mengandalkan operasi pasar dalam menghadapi gejolak harga daging sapi, sifatnya hanya sementara dan terbukti tidak efektif. Penyebab kenaikan harga yang diduga karena "Kartel Daging" telah dicoba diamputasi oleh pemerintah dalam beberapa bulan terakhir dengan memotong mata rantai. Harga daging sapi di Indonedia yang tak pernah berada di bawah Tp. 100.000/kg sejak tahun 2012 merupakan salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Ketidaknormalan yang terjadi pada harga daging sapi, menjadi pertanyaan besar yang harus segera dijawab dan dicari solusinya, mengingat Ramadan dan Lebaran sudah didepan mata.

Selanjutnya, apa langkah-langkah konkrit yang dapat menekan harga daging, hingga hari ini masih belum terlihat. Dibutuhkan kerja keras dan kecerdasan seluruh jajaran menteri terkait dalam "Kabinet Kerja" agar dalam kurun waktu yang tersisa sejak Presiden Joko Widodo menyatakan keinginannya dapat mewujudkan harapan agar harga daging turun menjadi Rp.80.000. Menteri-menteri "Kabinet Kerja" harus bekerja keras dan cerdas, bergelut melakukan segala tindakan dan siasat dagang berhadapan dengan para "Mafia" yang selama ini "mengatur" harga dan pasokan kebutuhan pokok. P. Kementerian Perdagangan memiliki banyak cara yang dapat ditempuh guna menyelesaikan masalah harga daging sapi. Disamping membuka keran impor, Kementerian ini seharusnya mampu menjaga pasokan yang ada di dalam negeri tanpa harus impor. Kebutuhan sapi, 60-70 persen ada di Jabodetabek, dari situasi ini, seharusnya kedepan pemerintah serius membangun sentra peternakan di Jawa Barat dan Banten. Namun pemerintah malah mengambil sapi dari tempat yang jauh di NTT. Disamping itu pemerintah perlu mempertimbangkan untuk mewujudkan ketersediaan dan stabilitas harga daging sapi, pemerintah perlu memperluas negara asal pemasok. Dengan kebijakan ini diharapka harga daging di tingkat konsumen akan stabil, sehingga masyarakat akan memperoleh harga daging yang terjangkau.

Sumber Berita

Quote:
0
2.8K
37
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan